Lantai yang dingin kini menemani hari-harinya. Tak ada lagi penghangat yang dapat ia gunakan di kala hawa dingin menusuk. Tak ada lagi pendingin yang kapanpun dapat ia nyalakan ketika rasa panas menyengat.
Seolah harinya telah berakhir. Dirinya kosong. Hanya raga yang tak bernyawa. Entah nyawanya sudah terbang kemana.
Perempuan itu menangis lagi. Rambutnya berantakan. Satu bulan dipenjara membuat Irene berubah total.
Tubuhnya tak lagi mendapat perawatan yang layak. Matanya membengkak, pipinya terlalu tirus bahkan tulang-tulang di tubuhnya hampir terlihat jika saja kulit pembungkusnya tak ada.
Sebuah ganjaran atas perbuatan kejinya.
Ia menyendok makan siangnya. Tak ada tenaga meskipun satu suapan terasa ringan, namun wanita itu tak ada nafsu makan barang sebiji nasipun.
"Tahanan 30895, ada tamu. Selesaikan makan siangmu dan segera temui tamumu." Beritahu sipir yang baru saja masuk ke kantin penjara.
Irene mengernyit. Siapa yang mau repot-tepot mengunjunginya. Orang tuanya tak peduli lagi. Jackson? Tidak mungkin. Orang itu tidak bisa dipercaya. Bukannya membela, ia malah menambahi gugatan pada kasus Irene dan melarikan diri.
Ataukah Taehyung yang datang?
Irene ragu pria itu mau memaafkannya.
Seperti yang tak pernah ia duga. Ketika ia membuka pintu itu dan mendapati sosok perempuan menungguinya disana.
"Eonnie." Sapa gadis itu dengan senyuman.
Irene tak berekspresi apapun. Pandangannya tetap kosong sampai ia duduk rapi di hadapan gadis yang satu bulan lalu hampir ia bunuh.
Ya. Jennie yang mengunjunginya. Gadis itu masih mau berbaik hati padanya sekalipun ia hampir mati terbunuh di tangan wanita itu.
"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya. Melalui skat kaca berlubang khas bilik penjara. Suara itu lolos memasuki pendengan Irene. Namun wanita itu memilih diam.
Tak apa. Jennie mengerti pasti jiwa Irene sedang terguncang dengan keadaannya saat ini. Ia memaklumi dan ia telah lama memaafkan kesalahan Irene.
Untuk apa terus dipendam dan tak mau memaafkan? Lebih baik buang semua rasa dendam, kan? Jennie tak menaruh rasa dendam sedikitpun pada Irene.
Hatinya seperti malaikat. Ia selalu memaafkan siapa saja yang berusaha menyakitinya. Hanya saja, orang-orang yang menyakitinya tak tahu jika Jennie itu baik sekali. Kelewat baik sampai tak memperdulikan perasaannya sendiri.
Mungkin memang seperti ini pada akhirnya.
Sebetulnya ia merasa sedih ketika Irene masuk bui. Menjatuhkan harga diri wanita itu sampai ke dasar. Kalau bisa Jennie ingin membebaskan wanita itu. Namun hukum harus tetap ditegakkan. Taehyung tidak mau kalah dengan segala alasan yang diberikan Jennie. Irene harus tetap diberi hukuman setimpal dengan apa yang telah ia perbuat.
Setengah dari pertemuan itu hanya hening menyelimuti. Jennie yang memandang Irene dan Irene yang membuang muka. Muak dengan kebaikan gadis ini.
"Kau tidak perlu minta maaf padaku, eonnie. Aku sudah memaafkanmu sejak dulu. Kau harus berjuang sampai akhir. Kau tidak boleh patah semangat. Aku mendukungmu. Faighting!" Ujar Jennie memberi semangat.
Irene membalasnya dengan seringaian kecil.
"Faighting katanya?" Ejeknya dalam hati. "Tahu apa tentang berjuang? Kau hanya gadis jalang tidak tahu diri." Lanjutnya dengan penuh cibiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Girlfriend [√]
FanfictionJennie adalah wanita aneh yang mengaku masih gadis. Aku bertemu dengannya di kampung. Pelosok. Jauh sekali dari peradaban umat manusia. Dia buluk dan dekil. Sangat bau dan udik. Tapi kenapa aku berdebar saat pertama kali bertemu dengannya? Masa iya...