[4]

3.7K 466 100
                                    

Mati sajalah aku.

Kesal Taehyung. Tanpa ponsel dirinya mati gaya. Tidak bisa menghubungi Irene, Yerin dan juga teman-temannya yang lain. Tapi, sebetulnya di sini ponsel juga tidak begitu diperlukan. Lagipula tidak ada signal yang mendukung di perdesaan pelosok seperti ini. Yang ada, harus ke gunung  terlebih dahulu untuk  mendapatkan satu garis signal, itupun  kalau nyangkut. Kalau tidak? Ya sia-sia. Yoon Gi dan Jimin pun menggunakan ponsel hanya untuk bermain game secara offline. Tidak guna.

Lantaran kesal perkara ponsel, Taehyungpun melupakannya. Minta kakek belikan yang baru saja pasti langsung dituruti. Semoga kakek belum berubah, ya Tae?

Matahari sudah bertengger di atas kepala. Siang ini Nenek Taehyung memasak ikan mas hasil tangkapannya dari tambak. Dibantu Jennie memasak, sekarang makanan itu telah siap di atas meja makan.

"Anak-anak ayo makan dulu." Seru Nenek Taehyung dengan membawa satu bakul nasi putih. Tentu saja memasak di rumah ini harus dalam porsi banyak. Jangan lupakan si nakal Jimin dan di kecil Jungkook, mereka berdua sangat rakus. Dan juga Jennie, jangan kira dia tidak suka makan, Jennie juga salah satu makluk terakus di rumah ini.

Jimin dan Jungkook yang tengah bermain sepeda di halaman belakang pun merasa terpanggil  dan segera mendekat. Mengendus masakan yang baru saja matang, baunya sangat sedap. "Wahhh kelihatannya enak." Ucap Jimin dengan mata berbinar. Rasa laparnya tidak  bisa ditahan.

"Tentu saja. Ayo makan. Taehyung ayo dicoba masakan Nenek dan Jennie. Kau sudah lama tidak merasakan masakan nenek yang super enak ini."

Taehyung hanya diam. Dirinya terpaku melihat kebersamaan keluarga ini. Pun Yoon Gi yang selalu cuek kini berbaur bersama mereka yang mulai mengambil posisi. Tentu saja untuk menyantap masakan lezat ini. Saat di rumah Taehyung tak pernah sekalipun mempunyai waktu untuk sekedar bercengkrama dengan ayah dan ibunya, jarang sekali, apalagi untuk makan bersama. Taehyung rasa tidak akan pernah.

Melihat ayahnya yang sibuk bekerja. Ibunya yang mengurusi grup sosialitanya. Sebetulnya, Taehyung kurang perhatian. Hidupnya kaya raya tapi miskin kasih sayang.

"Hei kenapa diam saja?" Nenek Taehyung menyenggolnya dengan siku. Hendak memanggil suaminya yang sedang memberi makan burung kesayangannya di teras. Taehyungpun segera mendudukkan diri di kursi yang masih kosong.

Yaitu di samping gadis hutan. Ya Tuhan, Taehyung jadi kehilangan nafsu makan.

Jimin tengah menyuapi adiknya, Jungkook terlihat ogah-ogahan menerima suapan dari Jimin. Bagaimana mau menerima? Pasalnya Jimin terlalu berlebihan, ia menyuapi adiknya langsung menggunakan tangannya dan apa yang dia berikan? Nasi beserta ikan berduri. Jimin pikir Jungkook seekor kucing hingga tulang-tulang dari ikan itupun ikut dia masukkan.

"Hyung apa kau buta?" Tukas Jungkook.

"Kenapa?" Jimin mengernyit.

"Lihat! Ada banyak tulang ikan. Kau mau membunuhku?"

Jimin mendecak. Sebenarnya ia paling malas jika disuruh untuk mengurusi Jungkook. Anak kecil ini banyak sekali protes membuat Jimin sering sakit kepala walau akhirnya menuruti permintaan Jungkook. "Singkirkan dulu tulangnya!" Jungkook menunjuk-nunjuk tulang-tulang itu.

Untuk ukuran anak yang baru berusia lima tahun berkata seperti itu bisa dibilang kasar. Jungkook terlalu berani kepada hyung dan noona nya sehingga membuat dia seperti berkuasa, padahal usianya yang paling kecil. Entah gen apa yang diturunkan dari ayah dan ibunya, seakan semua kekuatan saudaranya dilahap habis oleh Jungkook semua.

"Aaaaaa." Jimin menyuruh Jungkook membuka mulut. Jungkook pun mulai mengunyah.

"Enak?!" Tanya Jimin dengan mata melotot.

My Annoying Girlfriend [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang