Resah kini melanda Yoongi. Duduk di kursi meja belajar milik Jimin. Pandangannya ia jatuhkan pada ponselnya yang berada di atas meja.
Yoongi teringat percakapan via telepon dari Jackson.
["Bagaimana? Mau menerima tawaranku untuk menyingkirkan Kim Taehyung tidak? Dengan begitu Kau bisa kaya raya."] Jackson masih saja berusaha merayu Yoongi.
Lelaki berkulit terlalu putih itu mendecih. Banyak omong. Sarkasnya dalam hati.
"Ya. Aku akan melakukannya." Namun jawaban itu yang Yoonggi lontarkan. Menerima tawaran yang sangat-sangat jauh dari batas kemampuannya.
Yoongi mengepalkan kedua tangannya.
"Maafkan aku ayah, ibu. Aku harus melakukan pekerjaan kotor ini." Gumamnya. Menyesali keputusan yang telah ia ambil. Yoongi bukan lagi Yoongi yang dulu. Yoongi yang selalu menuruti kata ayah, selalu membantu ibu, dan selalu bisa diandalkan bagi adik-adiknya.
Yoongi yang sekarang adalah Yoongi dengan tekad menghancurkan segala sesuatu yang dapat membuatnya marah, sedih dan juga kecewa. Ia kecewa pada dirinya sendiri yang tak berguna.
Mungkin hanya ini cara satu-satunya agar ia bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik untuk keluarganya.
Tapi tidak dengan membunuh Taehyung juga Yoongi. Sekilas bisikan kecil itu muncul pada pendengaran Yoongi.
Namun ia segera menggeleng dan kembali mengepalkan kedua tangannya seraya mengeraskan rahangnya.
●●●
"Oppa, aku takut." Rengekan kecil itu membuat dada Taehyung berdesir. Ia terdorong untuk mendekat dan ikut berjongkok di hadapan Jennie.
Taehyung tatap mata indah gadis itu. Ini kali pertamanya menatap gadis hutan dengan jarak yang terlalu dekat. Netra yang berkaca-kaca itu seolah meminta perlindungan padanya.
Dilihat dari jarak sedekat ini Jennie tidak terlalu jelek. Wajahnya yang putih memberikan kesan cantik, namun kecantikan itu terhalang oleh jerawat di pipinya yang kenyal. Dan bibirnya yang berwarna merah alami itu terlihat begitu manis.
Taehyung hampir saja lupa jika dirinya membenci gadis itu setengah mati. Namun lagi-lagi hatinya menyangkal, gejolak aneh di kala ia menatap Jennie lekat selalu saja membuat tubuhnya menjadi merinding.
Taehyung usap rambut Jennie yang tak lagi kusut. Rambut itu sudah sedikit terawat lantaran Jennie sekarang rajin berkeramas. Walau hanya dengan shampoo saja, namun wangi dari rambutnya dapat Taehyung hirup dengan sangat jelas.
"Takut kenapa?" Tanya Taehyung penuh selidik.
"Tidak tahu."
"Lalu apa ada yang ingin kau lakukan?"
Jennie menggelengkan cepat kepalanya berkali-kali.
"Kalau begitu, apa yang harus aku lakukan?"
"Temani aku saja." Pintanya dengan wajah yang berubah menjadi pucat. Dan sesekali masih terisak sesenggukan.
Hingga tiba-tiba kegelapan mengambil alih kesadarannya. Jennie terpejam kala tubuhnya ambruk. Jennie terkulai lemas tak sadarkan diri di pelukan Taehyung.
"J_Jennie!" Taehyung menggoyang-goyangkan bahu Jennie.
"Ya! Sadarlah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Girlfriend [√]
FanfictionJennie adalah wanita aneh yang mengaku masih gadis. Aku bertemu dengannya di kampung. Pelosok. Jauh sekali dari peradaban umat manusia. Dia buluk dan dekil. Sangat bau dan udik. Tapi kenapa aku berdebar saat pertama kali bertemu dengannya? Masa iya...