[30]

2K 253 17
                                    

Vote sebelum baca. Kalau aku lihat jumlah reader dan jumlah vote, pasti jauhhhh banget deh gabnya. Kan aku jadi sedih. Setidaknya kalian kasih vote kalo gak mau komen juga. Biar aku semangat nulisnya gitu. Cuma vote aja kok garatis. Yg gak vote aku doain jempol kalian keseleo.


~TAENNIE~


Jennie merengek setelah Taehyung menutup sambungan telepon dari Park Jimin. Gadis itu sedari tadi mengekori dan menguping percakapan Taehyung dengan sahabatnya itu.

"Malam ini?"

"Oh baiklah. Aku akan datang."

"Tidak. Aku akan datang sendiri."

"Ya. Sama-sama."

Itu tandanya Taehyung akan pergi, bukan? Pikir Jennie.

"Taehyung aku ikut, ya?"

Jennie menarik-narik kaos yang dikenakan Taehyung membuat pria itu segera menoleh ke belakang. Mendapati sang kekasih tengah menatapnya penuh belas kasih berharap di iyakan permintaannya.

Jennie belum pulih sepenuhnya. Perempuan itu masih harus banyak beristirahat. Tapi Jennie ingin jalan-jalan, bosan terkurung di rumah besar ini.

"Tidak boleh. Kau tidak boleh kelelahan dulu."

"Kenapa? Aku baik-baik saja. Ayolah." Rengeknya lagi.

Jika Taehyung tak memberikan izin maka Jennie akan meledak. Tetapi jika ia membawa gadis itu ke acara pertunangan Jimin, Jennie akan bertemu orang banyak. Dan tentu saja ada Irene disana.

Lantaran Irene termasuk ke dalam sahabat dari kekasih Park Jimin--Kang Seulgi.

Dan itu tandanya Taehyung akan membawa Jennie ke kubangan yang lebih berbahaya.

Ya Tuhan kenapa Taehyung ceroboh sekali membiarkan Jennie mendengar percakapannya bersama Jimin.

"Aku janji aku tidak akan membuatmu khawatir." Jennie menyodorkan kelingking kanannya. Taehyung tak tega menahan Jennie untuk tidak ikut.

"Pleaseee."

Taehyungpun luluh.

.
.
.

Lemari dengan penuh pakaian bagus itu Jennie obrak-abrik. Ia telah mendapatkan izin dari ibu Taehyung untuk meminjam gaun milik beliau.

Di dalam lemari itu penuh dengan pakaian bermerek dan tentu saja modelnya yang fashionable dan mewah. Apalagi Jisoo memiliki brandnya sendiri sehingga baju-baju yang ia inginkan dapat dengan mudah ia dapatkan.

Mulai dari merek A sampai Z masuk ke dalam koleksi pakaian wanita berparas cantik yang usianya tak lagi muda itu.

Jennie masih asik memilih pakaian yang hendak ia kenakan. Ia bingung. Jennie belum pernah datang ke acara besar. Kondangan sekalipun. Ia tak pernah menghandiri pesta lantaran tak mempunyai teman, pun jika ada, tak pernah sekalipun undangan mampir ke rumahnya agar dia datang. Ia hanya bisa berfantasi mengunjungi kerajaan besar dan berdansa bersama pangeran di sana. Dengan gaun cantik yang menjuntai panjang penuh glitter berkelap kelip dan cahaya ruangan yang bersinar terang. Dengan pangeran yang tampannya subhanallah tak sanggup Jennie uraikan bagaimana penampakannya.

Bahagia mengikuti alunan musik latar yang senantiasa mengiringi langkah demi langkah gerakan dansa mereka.

Seperti di serial princess disney di televisi yang dulu sering Jennie tonton.

My Annoying Girlfriend [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang