[12]

2.5K 370 37
                                    

Lipstick merah cabainya baru saja wanita itu masukkan ke dalam tas setelah ia poles bibirnya menjadi lebih seksi. Ini sudah lebih dari satu jam Irene menunggu kedatangan sang kekasih.

Duduk di kursi cafe yang selalu mereka berdua kunjungi saat masih berkuliah bersama. Irene cukup aktif saat masih menjadi mahasiswa, sehingga pada saat waktu istirahat tiba dan ia merasa sangat lelah, maka ia akan mengajak Taehyung ke tempat ini untuk mengusir rasa lelah juga melepas rindu.

Cukup memesan dua gelas espresso dan satu waffle, bukan mereka pelit, namun ungkapan satu untuk berdua terdengar romantis kala itu.

Irene mulai kesal membayangkan semua itu. Pasalnya sekarang dirinya semakin sibuk bekerja di perusahaan pamannya, dan waktunya menjadi berkurang untuk menemui Taehyung. Apalagi katanya sekarang Taehyung tinggal di tempat jauh. Membuat Irene seringkali dirundung kegalauan.

Lagi-lagi Irene mengecek jam di pergelangan tangannya. Sial, harus berapa lama lagi ia harus duduk diam di sini, membuang waktu berharganya saja. Ingat, waktu adalah uang.

Irene mendengus. "Kim Taehyung awas kau ya!" Gerutunya sambil menggertakkan gigi.

***

"Ya! Kenapa jadi lama sekali? Ku kira hanya butuh waktu lima belas menit untuk mendandani dia." Kesal Taehyung pada barber shop yang tengah sibuk mengeringkan rambut Jennie menggunakan hair drayer.

"Tuan, salah tuan sendiri mengapa baru sekarang datang ke tempat kami. Asal tuan tahu, rambut pacar tuan ini sudah seperti sabut kepala, jadi butuh waktu lama dan juga biaya mahal untuk mengubahnya menjadi cantik. Jadi jangan lupa cek dompet tuan." Beritahu seorang barber shop yang berjenis kelamis pria namun dandanan wanita.

"Mampus!" Taehyung menepuk jidatnya sendiri dan kembali duduk menunggu dengan nyaman.

Beberapa kali ia lihat jarum jam di pergelangan tangannya, sudah lewat. Waktu yang ia janjikan bertemu dengan Irene sudah terlewat dua jam lamanya. Taehyung sudah gusar sejak tadi sebetulnya. Mau ia tinggal saja Jennie, ia tak tega. Tapi, terlalu lama membiarkan Irene menunggu, Taehyung jadi tidak enak.

Harus apa Taehyung sekarang?

"Arrrhhgg." Hanya itu yang bisa Taehyung lakukan. Mengacak rambutnya sendiri dan menggeram tertahan.

Jennie tak terusik sedikitpun. Ia menikmati setiap perlakuan tukang salon dengan nyaman. Ia tertidur dengan nyenyak.

Dua setengah jam berlalu akhirnya selesai juga. Menyulap seorang gadis buruk rupa menjadi begitu cantik rupawan rupanya tak semudah seperti ibu peri menggunakan tongkat sihirnya.

Butuh waktu dan uang cukup banyak untuk membuat Jennie menjadi cantik seperti sekarang. Ya. Untung saja Taehyung membawa kartu kredit milik kakeknya. Sebelum pergi, ia sempatkan meminjam kartu kredit dan untungnya kakeknya tidak mempermasalahkan hal itu.

Jadi sekarang Taehyung sedang menggandeng Jennie untuk buru-buru menuju tempat di mana Irene pasti tengah mendengus kesal menahan amarah.

Namun sejak Taehyung melangkahkan kaki keluar dari salon itu, ia tak henti-hentinya mengagumi sosok yang kini ikut melangkah berdampingan dengannya.

Rambut lurusnya begitu halus dan dibuat sedikit bergelombang. Rupanya rambut Jennie hampir menyentuh pantat jika saja tak di potong hingga sebatas punggung.

Wangi. Tadi diberi pewangi rambut dan itu sangat menyejukkan hidung Taehyung.

Ya Tuhan. Taehyung ingin sekali membelai surai hitam legam milik Jennie yang begitu menggoda.

Pakaiannya tak lagi kusut. Taehyung belikan dress selutut berwarna putih berpita di leher, ahh sungguh menyegarkan penglihatan.

Dan kini, Jennie menoleh ke arah Taehyung. Betapa cantiknya ia saat ini. Wahai Taehyung, jangan kau maki-maki gadis di sampingmu lagi. Kau akan menyesal jika melakukan perbuatan keji pada gadis secantik Jennie.

My Annoying Girlfriend [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang