[17]

2.5K 368 50
                                    

Hallo hallo.

Aku update cepet khann...

Ayo spam komen, boleh?

Selamat baca!



Manusia memang mudah berubah. Yang dulunya baik bisa saja menjadi jahat. Begitupun sebaliknya. Namun di balik semua itu pasti ada alasan yang mendasari perubahan sifat manusia tersebut.

Taehyung inginkan perubahan pada dirinya. Yang dulunya tidak tahu bagaimana cara menghargai usaha orang lain, kini dia tahu. Hidup tak semudah menenggak alkohol yang ia beli bersama Jimin.

Sebagai manusia biasa, sudah seharusnya ia selalu ingat apa yang telah Tuhan berikan padanya. Kekayaan bukanlah hal penting. Bisa dicari dan juga bisa mendadak hilang.

Sudah terbukti, pencabutan fasilitas hidup oleh ayahnya adalah bukti nyata bahwa harta bukanlah segalanya.

Berbeda dengan orang tua. Mereka adalah orang yang paling berharga. Tidak bisa dicari dan tak kan pernah hilang bahkan tergantikan. Karna sudah takdir kita menjadi milik mereka, dan mereka adalah milik kita.

Kim Namjoon masih tetap dalam pejamannya dengan nafas yang hampir tak terasa jika saja tak ada selang oksigen yang menunjang kehidupannya.

Aroma pekat obat-obatan dan suara monitor membuat suasanya yang hening terasa sunyi sekali.

"Ayah, aku minta maaf." Taehyung yang sejak tadi berdiri di sisi ranjang ayahnya akhirnya mengucapkan sepatah dua patah kata.

"Maafkan aku atas segala keegoisanku. Aku tidak pernah mendengarkan kata-katamu." Taehyung menggigit bibirnya. Kentara sekali menahan getaran yang ia rasakan. Getir.

"Dulu, aku merasa selama aku hidup denganmu setiap hari terasa seperti di dalam neraka. Tapi sekarang, tanpamu, aku tidak tahu harus menyebutnya bagaimana," Taehyung menjeda kalimatnya. Menatap langit-langit kamar sejenak. Lalu kembali lagi menatap ayahnya yang tak berdaya.

"Aku, berantakan ayah." Lanjutnya. Genangan di kedua sudut matanya yang telah ia bendung kini mengalir tanpa Taehyung sadari. Bibirnya bergetar tiap mengucapkan kata demi kata.

Menjadi seorang CEO membuat Taehyung seakan mengalami penuaan dini. Rasanya baru kemarin ia bersenang-senang, namun sekarang ia harus berfikir jauh ke depan.

Semua itu membuatnya tahu, hidup ayahnya tak semudah yang ia lihat. Sangat berat. Mengemban tugas dan tanggung  jawab yang begitu besar dan riskan. Taehyung akui, ia cukup kualahan mengatasi seluruh kekacauan ini.

"Terima kasih telah menjadi ayah yang kuat untukku. Aku berjanji tidak akan membuatmu kecewa lagi. Aku menyayangimu, ayah."

◎◎◎

Sudah minggu ke lima puluh dua Yoongi meninggalkan rumah. Dan pekan ini sudah waktunya ia pulang.

Setiap akhir pekan, ia sempatkan untuk pulang ke rumah lantaran pekerjaannya yang super sibuk mengharuskannya tak menadapatkan hari libur.

Namun Yoongi tetaplah Yoongi. Harus ada libur jika ingin tetap bekerjasama dengannya. Yoongi dengan terpaksa harus memaksa bosnya untuk memberikan libur satu hari saja, cukup. Dengan segala macam ancaman yang ia berikan, akhirnya bosnya menurut dan memberinya libur. Pegawai teladan.

"Beri aku libur!"

"Tidak bisa. Kita harus cepat mengejar ketinggalan."

"Beri aku libur atau kau tidak akan pernah kuberi tahu kabar gadis yang kau cintai!"

My Annoying Girlfriend [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang