[6]

3.1K 442 45
                                    

Di pasar tradisional, tentu  saja pagi hari adalah waktu paling sibuk untuk bertransaksi. Pembeli silih berganti mencari apa yang mereka butuhkan.

Taehyungpun telah menemukan apa yang dia butuhkan. Ponsel Iphone 11 pro max. Memang dasarnya suka menghamburkan uang, harga setinggi langitpun  ia sanggupi untuk mendapatkannya.

Lantaran ramai, Taehyung menyuruh  Jennie untuk menunggu, sedangkan dirinya menepi ke tempat yang dirasa sepi untuk menelfon temannya.

Taehyung sudah hafal nomor telefon temannya ini, karena sejak mereka SMA keduanya selalu bersama dan tak segan untuk saling berkomunikasi via telefon. Untuk menghafal deret angka, Taehyung bisa dibilang jenius. Apalagi menghafal nominal uang tunai, itu hal paling mudah menurut Taehyung.

Taehyung menempelkan ponsel barunya di belahan telinga kanan, dan tangan kirinya ia masukkan ke dalam kantung celana jeans hitamnya.

Setelah beberapa detik menunggu, sambungan telefon itu bersuara.

"Ya, hallo Jimin." Sahut Taehyung. Taehyung terdiam sebentar. Sepertinya nama ini sering ia dengar, padahal temannya, kan jauh di Seoul.

["Hallo, siapa?"]

"Ini Taehyung."

["Oh..Taehyung-ah. Nomormu baru?"]

"Ya, ada sedikit masalah. Ponselku disita."

["Ya! Kau ada di mana? Kemarin aku datang ke rumahmu kata ibumu kau minggat. Benar begitu?"]

Bukan minggat. Lebih tepatnya diusir.

"Habisnya aku kesal dengan ayah yang terus mengaturku. Lagipula aku masih ingin bersenang-senang."

Terdengar kekehan dari seberang sana. Jimin lebih dewasa daripada Taehyung. Saat ini Jimin sudah merencanakan kehidupan yang matang untuk masa depan, sedangkan Taehyung, apa yang dia kerjakan? Katanya ingin membuktikan pada ayahnya bahwa dirinya berguna, tapi sampai saat ini, kelihatannya Taehyung belum bermanfaat bagi orang lain.

["Lantas ada perlu apa kau menelfonku? Mau pinjam uang?"] Jimin terdengar tertawa mengejek.

Taehyung mendengus sebal.

"Ck. Tidak," Taehyung menggantung kalimatnya. Benar atau salah jika Taehyung mengatakan ini pada Jimin. Ia takut diejek lagi. "Di sini ada gadis aneh, tidak cantik, tidak baik juga, dekil dan menyebalkan. Sering menyerangku tiba-tiba dan kata-katanya membuatku merinding. Tapi setiap kali dia menempeliku, aku deg degan. Apa itu tandanya aku suka dia?" Lanjutnya penuh penyesalan. Setelah mengatakan itu, Taehyung menampar bibirnya sendiri.

Dan tertawalah yang Jimin lakukan.

["Kau doyan yang begituan? Lalu Irene dan Yerin mau kau apakan, ha?"]

"Aku tidak tahu makanya aku bertanya padamu? Apa benar aku suka dengannya? Dua hari ini isi kepalaku dipenuhi wajahnya yang tidak menarik sama sekali!"

Taehyung baru beberapa hari mengenal Jennie, apa tidak terlalu cepat untuk menyimpulkan kalau Taehyung suka pada gadis itu? Secepat itu? Murahan sekali kau Taehyung.

["Kau kan yang merasakannya mengapa bertanya kepadaku! Pikirkan saja sendiri! Bodoh! Aku ada pelanggan sudah du-"]

"Tunggu dulu Jim! Aku harus memastikannya. Kau kan sudah berpengalaman dalam mencari cinta sejati. Bagaimana caranya aku mengetahui kalau aku benar-benar suka padanya?"

Ribet sekali. Bukankah kau yang lebih jago masalah begituan, Taehyung? Jimin itu hanya fokus pada satu kekasih. Dan dia membuktikannya dengan terus mencintai Kang Seul-Gi seorang.

My Annoying Girlfriend [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang