"Dimana?"
"Sebentar lagi aku sampai."
"Cepat! Jangan sampai aku mencabut hari liburmu."
"Atau aku tidak akan memberitahu keadaan Jennie padamu lagi!" Yoongi menutup teleponnya. Ia sudah memasuki ruangan Taehyung. Mengantongi ponselnya kemudian melangkah menuju sofa.
Taehyung menatapnya lurus dari meja kerjanya saat mendapati Yoongi berjalan mendekat. Di atas mejanya terdapat papan nama berbahan akrilik dengan jabatan Direktur Utama Kim Taehyung. Taehyung menatapnya sedikit tak minat dari kursi kerjanya.
Ya. Satu tahun ini Yoongi bekerja dengan Kim Taehyung sebagai sekretarisnya. Bermula pada Taehyung yang datang kepadanya meminta bantuan. Ah, sepertinya waktu itu bukan meminta bantuan, lebih tepatnya, melayangkan sebuah perintah.
"Hyung bekerjalah denganku!"
Yoongi terhenyak. Ia yang kala itu masih terikat kontrak dengan Jackson tak perlu berpikir panjang lagi tentang ini, bukan? Langsung terima saja. Toh Jackson sudah tidak peduli padanya. Habis manis sepah dibuang. Tapi Yoongi tidak mau mengakui itu. Gengsi mendominasi.
"Tapi ada syaratnya." Jawab Yoongi. Sudut bibirnya menukik tajam.
"Katakan!"
"Gaji aku berapapun yang ku minta."
"Kau gila?" Taehyung yang putus asa kala itu meremat kepalanya frustasi.
Untuk bisa menghidupi dirinya sendiri saja ia belum tahu harus bagaimana, dan dengan mudahnya Yoongi meminta gaji dibayar di muka, sebelum Taehyung tahu bagaimana rasanya bekerja bersama Yoongi. Akan menyenangkan atau malah menyiksa batin dan tenaga.
Taehyung tak tahu harus meminta bantuan kepada siapa. Masih ingat, kan Taehyung anak semata wayang. Ayahnya anak tunggal, dan ibunya pewaris tahta. Taehyung tidak punya siapa-siapa kecuali teman dekat dan Yoongi.
Pria itu cukup kompeten dalam bekerja. Taehyung bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Malahan, ia yang banyak belajar dari Yoongi.
Dan juga, teman dekat Taehyung itu limited edition atau bisa dikatakan sangat langka sekali. Hanya Jimin si pengusaha teokbokki tampan dan Hoseok pemilik pacuan olahraga berkuda yang benar-benar menjadi temannya.
Itupun mereka hanya bisa memberikan suntikan dana seperempat dari target yang Taehyung mark up.
"Yasudah tidak jadi. Aku tidak mau bekerja denganmu."
"Baiklah. Tapi aku juga punya syarat."
"Apa?"
"Jaga Jennie untukku dan laporkan semua yang terjadi dengannya padaku."
"Itu mudah."
"Kemudian, selama masa sulit ini kau harus terima walau tidak mendapat gaji. Karna kau tahu, kan perusahaan sekarang di titik terendah. Aku tidak mungkin melakukan pinjaman Bank hanya untuk membayarmu. Dan satu lagi, kau harus setia padaku."
Yoongi sedikit menimbang. Tidak apa-apa bersusah-susah dahulu. Ia akan panen kemudian.
Tetapi muncul sedikit keraguan dalam dirinya. Apakah Yoongi bisa profesional? Pasalnya ia pernah memendan benci yang begitu dalam pada Taehyung. Apakah niat jahatnya dahulu bisa menghilang begitu saja? Atau bisa tiba-tiba menyeruak naik ke permukaan? Tidak ada yang tahu. Untuk sementara waktu, Yoongi hanya perlu mengikuti alur saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Girlfriend [√]
FanfictionJennie adalah wanita aneh yang mengaku masih gadis. Aku bertemu dengannya di kampung. Pelosok. Jauh sekali dari peradaban umat manusia. Dia buluk dan dekil. Sangat bau dan udik. Tapi kenapa aku berdebar saat pertama kali bertemu dengannya? Masa iya...