[28] Sepi

19.5K 2.2K 112
                                    

Semua terasa begitu sepi
Suasananya benar benar membuatku ingin menepi
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Enjoyyiee

Senang. satu kata yang mengepresikan hati gue sekarang. Karena setelah penerimaan rapor dan libur beberapa minggu, akhirnya gue kembali bersekolah lagi.

"Pagi Kak Royyann" sapa Gue dengan sumringah.

"Hmm" balasnya sambil tersenyum tipis,dengan tangan yang masih terfokus membersihkan mobilnya.

"Motor mana, Kak?" tanya gue yang tak mendapati motor Kak Rayyan di garasi rumah.

"Dipinjam Bhaga" jawab Kak Rayyan singkat.

"Bhaga siapa?"

"Bhagava Narendra, temen gue di kampus"

"Kenapa di pinjem?"

"Buset dah. Lo jadi orang kepo banget yak"

Setelah menjawab pertanyaan gue, Kak Royyan langsung masuk ke dalam mobil untuk memanaskan mesinnya.

Gue pun ikut masuk ke dalam mobil dan langsung duduk di kursi samping Kak Royyan.

"Woi, ngapain lo disini?" tegur Kak Royyan dengan nada yang ga santai.

"Antarin gue"

"Hufftt" keluh Kak Royyan sambil memijat dahinya. Beberapa menit kemudian ia pun menjalankan mobilnya tanpa basa basi.

"Tumben gak ngajak debat" cibir gue dengan pandangan lurus ke depan.

"Gausah banyak ngomong, mau gue turunin di pinggir jalan?"

"Oke oke gue diem"

Sunyi tak ada suara, hanya alunan musik yang daritadi berbicara. Begitulah suasana di mobil Kak Royyan sampai gue tiba di sekolah.

"Makasih, Kak" ucap Gue seraya turun dari mobil.

"Ya" balasnya seperti biasa dengan nada datarnya.

Gue pun masuk ke sekolah dan langsung menuju ke kelas baru gue alias kelas 11 Bahasa, kalo dipikir pikir gak kerasa ya udah setahun aja gue disini.

Dari kejadian di paksa masuk di sekolah ini---sampai udah nyaman banget karna gue udah temuin alasan kedua buat ke sekolah selain belajar, kalo diingat-ingat lucu juga.

Setibanya di kelas, seperti biasa gue langsung mendudukkan diri di tempat gue.

"Huaa sekolah benar-benar sepi banget yah" sahut Elsa.

"Kelas 12 udah beneran gak ada hari ini" sambung Oppie dengan tersenyum tipis.

"Lama kelamaan kita pasti bakalan terbiasa kok dengan suasana yang sekarang" tukas gue yang mulai mengikuti sifat bijak Oppie.

"Eh eh? Jadi Kak Fariz udah di lupain nih?" tanya Elsa dengan mengernyitkan dahinya.

"Ngga dilupain, cuman ga mau terlalu dipikirin, karena dia aja gak pernah mikirin gue, masa iya gue buang-buang waktu mikirin orang yang sama sekali gak pernah peduli sama gue" jawab gue dengan nada yang sangat santai.

"Tau darimana lo gak pernah ada di pikiran Kak Fariz? Kita gak bakalan pernah tau kali apa yang ada di pikiran orang, siapa tau Kak Fariz juga mikirin----"

Rasa dan HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang