1

16.7K 745 18
                                    

Jakarta tak hujan siang ini. Namun seorang wanita bertubuh gempal itu terus memayungi dirinya meski Ia sudah menggunakan jaket,masker juga kacamata. Nampaknya wanita gempal itu sangat alergi pada sang matahari.

Lemak pada tubuhnya ikut bergerak saat Ia sedikit berlari memasuki gedung tinggi yang tak lain adalah kantornya.
Melihat bagaimana Ia di sapa nampak sekali bahwa wanita itu adalah seseorang yang cukup penting.

"Selamat siang mba Kirana Syadza Purnomo... " Sapa sang satpam dengan sangat ramah kepada wanita bertubuh gempal itu. Sang wanita yang akhirnya melipat payung saat sudah memasuki gedung pun membuka masker juga kacamatanya Ia tersenyum sangat ramah.

"Ish pak Anton.. lengkap banget manggilnya.. Siang bapak.. udah makan siang belum nih?" Tanya wanita yang akrab dipanggil syadza itu.

"Sudah dong mba Syadza biar kuat menjaga keamanan Purnomo company" ledek Pak Anton yang adalah Satpam paling lama di kantor tersebut. Kini jabatannya sudah sebagai ketua keaamanan. Anton sudah bekerja dengan keluarga Purnomo sejak 15 tahun lalu. Tepatnya sejak pertama kali perusahaan itu berdiri.

"Wagelassshhh.. mantap ah pak Anton. Mas Steven ada di atas?" Tanya Syadza lagi.

"Ada mba.. sedang meeting sih sepertinya. Tadi saya lihat ada tamu dari luar negeri gitu"

Syadza mengangguk mengerti. "Yaudah saya ke atas dulu ya pak.."

"Siap mba Syadza"

Syadza pun meninggalkan sang Satpam, lalu masuk lebih dalam.Sama seperti anton beberapa orang lain pun menyapa Syadza dengan ramah lalu syadza menjawab dengan tak kalah ramah meskipun singkat.

Syadza masuk ke dalam lift dan langsung saja menekan angka 8 yang tak lain adalah lantai tempat dimana Ia dan kekasihnya bekerja.
Lift terbuka Syadza pun keluar dari Lift. Ia berjalan menuju ruangannya namun sebelum itu Ia menyempatkan diri melihat ruangan rapat yang nampak cukup transparan dari luar.

Ada sekitar 7 orang di dalam ruangan itu, diantaranya ada pria paruh baya berusia 54 tahun yang tak lain adalah Basuki Purnomo ayah dari Syadza. Namun bukan pria itu yang membuat Syadza mendatangi ruangan tersebut melainkan sesosok pria paling tampan di ruangan itu. Tak hanya di ruangan itu bagi Syadza pria itu adalah yang paling tampan diseluruh dunia. Dia adalah Steven Tanuwijaya, direktur utama dari PANEL Kontruksi.  Salah satu anak perusahaan dari Purnomo Group milik Basuki Purnomo.

Steven adalah direktur termuda di Panel group. Hubungannya dengan Syadza digadang-gadang menjadi faktor paling utama mengapa Ia bisa di tunjuk sebagai direktur. Ya meskipun Steven memang pria muda yang cerdas.

Syadza tersenyum melihat kekasihnya  itu yang juga saat ini melihat kearahnya. Dengan semangat Syadza melambaikan tangannya kepada Steven namun bukannya ikut tersenyum dan membalas Steven justru membuang pandangannya, pria itu memilih untuk melihat persentasi yang sedang dilaksanakan.

Hal itu membuat syadza menghela napasnya. Ia mencebik kesal namun tentu saja hanya sesaat. Selebihnya ia akan memaklumi apapun yang dilakukan Steven.

"Uhhh.. dinginnya manusia es ku.. " gumam Syadza.

Syadza pun meninggalkan ruangan rapat dan menuju ke ruangannya.

.
.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore pertanda waktunya untuk pulang.
Syadza merapikan pekerjaannya lalu membawanya ke ruangan Steven untuk di tanda tangani.

Setelah mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk Syadza pun masuk ke dalam ruangan kekasihnya itu.

"Hai.. " sapa Syadza.

Purple Land (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang