33

6.7K 522 21
                                    

Steve membukakan pintu rumah untuk Syadza.

"Welcome home Mrs Tanuwijaya..."

Tangan Syadza menutup bibirnya sendiri. Ia mencoba untuk menahan senyumnya.

"Siapa?" Tanya Syadza

"Nyonya Tanuwijaya"

Syadza masih mencoba menahan senyumnya.
"Enak aja ganti-ganti nama orang."

"Eh.. enak aja ngga mau di ganti namanya. Kamu pikir nikahin kamu gampang?" Tanyang Steve

"Yaudah tinggalin aja"ucap Syadza yang langsung mendapatkan sentilan di keningnya.

"Ah..sakit tau, aku baru pulang dari rumah sakit"

"Itu mulut ngga pernah di sekolahin ya. Gampang banget lagi ngomong gitu"

Syadza mengulurkan lidahnya, mengejek Steve.
"Kamu kan sering bilang kaya gitu..enak ngga di gituin?"

Steve menggeleng, "jangan kaya gitu lagi.." ucap Steve dan memeluk Syadza.
Syadza pun membalas pelukan Steve.

***
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, baik Syadza ataupun steve sudah berganti pakaian dengan pakaian tidur mereka.

"Jadi sekarang siapa yang tidur di kamar?" Tanya Syadza.

Steve menaikan satu alisnya, mendengar pertanyaan Syadza.

"Euhm..kamu" ucap Steve

"Serius?" Tanya Syadza riang. Steve mengangguk.

"Yeaayy..makasih"

Steve tersenyum dan mengangguk. "Makasih doang?" Tanya Steve

"Lalu?"

Steve mengetuk pipinya dengan jaei telunjuk. .
Syadza menatap Steve bingung dan ikut menyentuh pipi Steve.
"Kenapa pipi kamu ? Sakit?"

"Ampun deh Syadza.."

"Ampun kenapa?" Tanya Syadza

"Ngga.. ngga papa. Udah sana masuk." Rajuk steve dan akan pergi namun Syadza menahannya.

"Aku bercanda, good night" ucap Syadza dan mengecup pipi Steve.

"Oh...berani ya" ucap Steve dan mengangkan Syadza begitu saja, membawanya ke kamar mereka. Syadza tentu saja memekik, Ia mengkhawatirkan kaki steve.

"Steve.. jangan macam-macam aku berat.. turunin ngga. Kaki mu bisa cidera lagi"

"Its oke.. kalau kamu ngga banyak gerak"

Syadza meremas baju Tidur steve. "Steve demi Tuhan turunin aku.. aku berat"

Steve menurunkan Syadza di atas kasur.

"Iya kamu berat" ucap Steve dan ikut duduk di kasur. Syadza memukul Steve dengan bantal.

"Aku ngga mau ya kamu kaya gitu lagi!" Omel Syadza

Steve tak menjawab hanya terus menatap Syadza.

"Kalau kaki kamu luka gimana? Kamu jangan macem-macem ya steve. Kamu baru bisa jalan tegap aja tuh 3 bulan lalu, jangan nyepelein suatu hal ah.. kalau sampai cidera lagi bisa lebih bahaya..."

Steve masih tak mengatakan apapun.

"Steve..! Kamu denger aku ngga sih?"

"Aku mencintai mu Syadza" ucap Steve dengan menatap Syadza dalam. Syadza yang tadi sedang mengomel seketika saja terdiam.

"I wanna be your husband" ucap Steve

"Kan ..udah" ucap Syadza gugup.

Steve menggeleng, "a real husband.. benar-benar suami, aku ingin bertanggung jawab semua hal tentang kamu, aku ingin menjadi kepala dari keluarga kecil kita, aku ingin menjadi orang pertama mu berkeluh kesah, aku ingin memiliki mu sepenuhnya. " Ucap Steve

Purple Land (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang