Sudah lebih dari dua puluh menit sejak Steve bangun namun Ia belum juga merasa bosan memandangi wajah terlelap Syadza. Begitupun senyumnya yang terus mengembang sesekali Tangannya membenarkan rambut Syadza yang terurai ataupun menarik selimut agar menutup tubuh Syadza rapi.
Perlahan Syadza membuka matanya karna Steve yang mulai banyak mengusiknya.
"Morning" sapa Steve dengan suara yang berbisik.
Syadza tersenyum tipis melihat tingkah suaminya itu. Ia mencoba menggerakkan tubuh namun rasa sakit yang menjalar pada tubuhnya membuat Ia mengeryit.
"Tubuh mu sakit?" Tanya Steve
Syadza tersenyum lagi, "sedikit, selalu seperti ini setiap pagi. Aku sudah biasa" ucap Syadza yang masih mencoba menggerakan tubuh kaku dan ngilunya itu.
Steven mengusap bahu Syadza lembut, "engga usah bangun dulu.. tunggu saja sampai merasa membaik"
"Aku ngga papa"
"Wajah mu tidak berkata seperti itu.. mulai sekarang kamu engga boleh lagi maksain diri kamu"
"Aku hanya ingin membuatkan mu sarapan"
Steve menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu.. aku bisa sarapan di kantor. Atau kita bisa pesan makanan. Kalau kamu ingin memasak untuk ku, masak saja makan siang dan malam"
Syadza menatap wajah steve yang jauh lebih tampan saat bangun tidur seperti saat ini.
"Aku udah baca, katanya kamu akan merasa sangat sakit setiap bangun tidur terutama pagi. Jadi aku ngga mau kamu paksa diri kamu lagi ya..."
Syadza mengangguk mengerti. "Terimakasih ya"
"Sama-sama sayang, aku suami yang baik kan? Mau aku buatkan sarapan?" Tanya Steve.
"Euhmm.. kamu baik kok tapu Kita pesan saja ya sarapannya." ucap Syadza dan meringis. Steve tersenyum geli, Ia menggaruk lehernya karna malu.
"Benar juga aku tidak bisa masak.. kalau gitu aku akan pesan sarapan lalu menyiapkannya untuk kita" jawab Steve dan mengecup kening Syadza. Lalu turun dari kasurnya hanya dengan celana pendeknya.
...
...Steve memesan makanan untuk sarapan dirinya dan Syadza. Ia menempatkan pada piring, menyusunya lalu membawa ke kamar nya.
"Sarapan sudah siap.." ucap Steve riang.
Syadza yang sudah bisa menggerakkan badannya pun terbangun dan bersandar pada kepala kasur.
"Aku bisa keluar steve.." Ucap Syadza.
Steve duduk di samping Syadza dengan nampan berisi makanan yang sudah steve susun rapi juga cantik.
"Oh tidak boleh.. aku ingin membawakan mu.." ucap Steve
"Ckck...jangan bilang ini dari novel lagi?" Tanya Syadza
Steve mengangguk mantap. "Aku ingin jadi pria romantis."
Syadza menggelengkan kepalanya,namun masih dengan tersenyum.
"Aku suapin yah.."
"Apa isi novel ku benar-benar berlebihan seperti itu?"
"Yang ini improvisasi sih.." ucap Steve
"Aku benar-benar baru sadar kalau yang aku tulis itu terlalu berlebihan.." ucap Syadza
Steve mengedikan bahunya, "paling tidak aku suka melakukan semua itu dan kamu juga suka kan?"
Syadza mengangguk dan di balas senyum ceria dari Steve.
"Jadi boleh aku suapin ya?"
Syadza menganggukan kepalanya dan Steve mulai menyuapi Syadza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Purple Land (Complete)
Romance"Ada yang salah dengan kepala mu! Berhentilah sebelum semuanya semakin parah!"