29

7K 585 51
                                    

Steve kembali ke Jakarta dengan penerbangan berikutnya setelah Ia tak menemukan Syadza di hotel mereka.Sayang sekali Ia tak seberkuasa Syadza yang bisa pergi kapanpun Syadza mau. Sepanjang perjalan Steve terus menghubungi Syadza. Ia terlihat sangat frustasi dengan apa yang terjadi. Ia pikir semua akan berjalan baik, Ia dan Syadza akan hidup bahagia. Meski sama-sama di khianati tapi perasaan Steve kali ini berbeda, Ia tak marah sedikit pun pada Syadza. Ia marah kepada dirinya sendiri dan sangat merindukan Syadza. Ia tak mau menyerah kalah. Ia akan mendapatkan kembali, bagaimanapun caranya.

***
Dengan wajah frustasi dan pakaian berantakannya steve mendatangi Apartemen regi. Ia terus menggedor pintu apartemen Regi.

Hingga Regi yang sedang bersama kekasihnya, terpaksa membuka pintu apartemennya.

"Steve?"

"Dimana Januar?" Tanya Steve tanpa basa-basi.

Regi tentu saja nampak bingung namun melihat penampilan Steve yang seperti itu Regi tentu tau bahwa terjadi masalah.

"Masuk dulu," ucap Regi

"Dimana Januar cepat! Aku haru menemukan istri ku" ucap Steve.

Regi mengabaikan Steve, Ia meminta kekasihnya untuk pulang terlebih dahulu. Steve terus mengekori Regi.

"Reg, dimana Januar!"

Regi mengantar kekasihnya sampai depan pintu lalu menutup pintunya.

"Regi!" Bentak Steve dan menarik Regi. Ia bahkan Mendorong Regi ke tembok.

Tak ada ekpresi apapun dari Regi. Selain menatap Steve dengan penuh tanya. Paham kalau caranya yang seperti ini tidak akan menghasilkan apapun Steve pun mengalah. Ia melepaskan Regi.

"Tolong beri tahu gua dimana Januar" ucap Steve yang kini memohon kepada Regi.

"Lu kenapa ?"

Steve menggelengkan kepalanya namun air matanya justru terjatuh. Ia benar-benar nampak sangat berantakan.

"Gua cinta sama Syadza.. gua cinta sama Syadza. Ini jauh lebih sakit dari Grace ninggalin gua. Gua ngga bisa nyerah ..gua ngga bisa ngebiarin Januar milikin Syadza. Engga januar atau siapapun.. Syadza punya gua.. dia istri gua Regi. Tolong kasih tau dimana Januar"

"Steve lu tenang dulu.. kita duduk dan  bicara baik-baik"

"Gua ngga bisa tenang! Gua ngga mau di tinggal lagi! Gua ngga punya siapa-siapa lagi selain istri gua Regi."

"Steve.."

"Gimana mungkin lo bisa tenang kalau istri lu bilang dia cinta pria lain?" Bentak Steve

"Gimana caranya..gimana?" Bentak Steve.

Steve yang tak tahan lagi pun menendang tembok apartemen Steve. Ia memukuli tembok tersebut.

"Gua yang tolol! Gua yang salah! Lu brengsek Steve! Brengsek!" Maki Steve yang terus memukuli tembok.

"Steve.. berhenti" ucap Regi dan mencoba menghentikan Steve. Namun Steve masih terus saja memukuli tembok bahkan kini tanganya sudah tampak luka. Regi pun terpaksa menarik Steve hingga membuat Steve terjatuh.

"Steve sorry.. " ucap Regi.

Steve menatap Regi saat kemudian dengan susah payah Ia bangun sendiri,menolak bantuan Regi tentu saja.

"Oke..kalau lu gak mau kasih tau gua dimana Januar, gua akan cari sendiri" ucap Steve. Ia membuka pintu apartemen dan meninggalkan Apartemen Regi dengan menyeret satu kakinya yang kembali terasa sakit.

Purple Land (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang