28

7.2K 550 67
                                    

"Aku mencintai Januar"

Steve menatap Syadza, kemudian Ia tersenyum.

"Ya.. kamu gantian ingin mengerjai ku? Baiklah aku minta maaf aku tidak bermak..."

"Aku mencintai Januar... Aku sudah tidak lagi mencintai mu. Aku mencintai Januar.." ucap Syadza dengan wajah dinginnya.

Steve masih tersenyum, meski mulai merasa takut namun Steve bertahan.

"Tidak mungkin.. kamu bahkan masih mencintai ku semalam"

"Apa menurut mu ada seorang manusia yang akan terus mencintai seseorang yang tidak mencintainya? Bahkan bersikap kasar padanya? Apa menurut mu itu mungkin?"

Steve menggelengkan kepalanya.

"Kamu mencintai ku.. kamu masih mencintai ku"

Syadza tertawa sinis. "Berhentilah berkhayal Steve. Kamu mencintai ku ? Terlambat Steve, januar sudah mencuri semua perasaan ku. Aku mencintainya"

"Syadza.. tolong jangam Seperti ini. Aku sangat ketakutan sekarang. Jangan bercanda lagi aku mohon" ucap Steve.

Syadza menatap Steve dingin. "Bagaimana rasanya Steve? Mencintai seseorang yang tidak mencintai mu?"

Steve menatap Syadza lekat. Ia mencoba mencari kebohongan di mata Syadza. Namun ia sungguh tidak dapat melihat apapun.

"Cinta? Mencintai ku? Menurut apa kamu masih pantas? Ini yang aku inginkan steve. Membalaskan rasa sakit ku." Ucap Syadza

Steve menggelengkan kepalanya. "Kamu tidak mungkin seperti itu"

Syadza tertawa sinis. "Lalu Seperti apa aku? Ah.. wanita polos yang bodoh. Yang membiarkan suaminya menghabiskan uangnya untuk wanita lain? "

Syadza menyentuh jas putih Steve. "Apa wajah ku nampak seperti malaikat? Steve..berkacalah. Kamu hanya seorang anak dari seorang pelacur. Menurut mu kenapa Grace lebih memilih Januar? Karna Januar lebih dari mu dalam segala hal. Paling tidak dia tidak malu berada di dekat ku!" Ucap Syadza yang membentak di akhir kalimat. Ia sungguh tak mampu mengatakan itu. Ia ingin menangis dan memohon ampun pada Steve. Tetapi ini demi Steve. Akan lebih baik jika steve membencinya di bandingkan dengan hancur karenanya.

Syadza menepuk pipi Steve "sejak awal kamu memang terlahir sebagai boneka. Wajah tampan mu dan ketidakberdayaan mu. Kamu tidak berguna steve. Aku yang mengendalikan mu. Lihatlah kamu bahkan sudah mencintai ku. Kamu akan hancur sebentar lagi dan aku ingin melihatnya dengan mata kepalaku sendiri"

Steve menggelengkan kepalanya. "Aku tidak percaya padamu" ucap Steve

Syadza terus berusaha menahan tangisnya. Ia tidak tau harus mengatakan apa lagi untuk menyakiti Steve.

"Lihat mataku dan katakan kamu tidak mencintai ku"

Syadza menatap matanya. Ia bisa lihat dengan jelas bagaimana Steve benar-benar sudah mencintainya dan karna Itu ia tidak bisa bersama Steve.

"Aku tidak mencintai mu lagi." Ucap Syadza jelas dan penuh penekanan. Air mata Steve jatuh begitu saja.

"Aku tidak mencintaimu lagi. Tidak lagi." Ucap Syadza dan meninggalkan Steve.

Steve mengejar Syadza. Ia menangkap tangan Syadza dan berlutut.

"Jangan tinggalin aku Syadza.. aku benar-benar akan hancur kali ini." Ucap Steve

"Lepaskan aku steve."

Steve menggelengkan kepalanya. "Tidak apa kalau kamu tidak lagi mencintai ku.  Tidak apa kalau kamu mencintai Januar. Aku akan berusaha membuat mu mencintai ku lagi. Hanya jangan tinggalkan aku Syadza."

Purple Land (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang