32

8.1K 602 46
                                    

Perlahan Syadza membuka matanya, nampak wajah Steve yang tersenyum kepadanya.

"Morning" bisik Steve yang duduk di kursi samping kasur Syadza.

Syadza tersenyum tipis, Ia tidak tau bahwa melihat senyum steve ketika dia baru saja terbangun dapat sangat membahagiakan.

"Morning" balas Syadza

Steve mengusap pipi Syadza lembut,
"Bagaimana tidur mu?" Tanya Steve

"Nyenyak"

"Pasti karna ada aku kan?"

Syadza selalu terkikik geli, "apa kamu benar-benar sangat se narsis ini?"

"Aku menyebutnya percaya diri" Jawab Steve. Ia pun mengecup kening Syadza.

Syadza pun bangun dari tidurnya dan duduk bersandar pada kasur yang sudah di tinggikan oleh Steve.

"Sarapan ya.."

"Aku mau kamar mandi dulu" jawab Syadza yang akan turun dari kasurnya. Steve dengan sigap berdiri untuk memegangi Syadza.

"Kamu mau apa?"

"Mengantar mu," jawab Steve polos. Syadza tersenyum lagi lalu turun dan berdiri dengan tegap.

"Aku bisa sendiri steve, lagi juga aku ngga di infus" ucap Syadza

Steve menggaruk kepalanya, "euhmn.. aku hanya ingin mengurus mu, seperti mengantar ke kamar mandi, menyuapi mu dan banyak lagi"

"Siapa lagi yang mengajari mu seperti itu hmm?"

"Novel mu.."

"Jangan di baca lagi. Novel romansa tidak cocok untuk mu. Tidak semua yang ada di novel itu sesuai di dunia nyata steve."

Steve mencebik, " aku hanya ingin menebus semua kesalahanku dan memberikan yang terbaik untuk mu"

"Hei Tuan.. jangan lupa, kehadiran mu kan sudah yant terbaik untukku."

Steve mengulum senyumnya malu-malu. Ia persis sekali seperti remaja yang baru saja jatuh cinta.

"Yaudah kamu ke kamar mandi sana"

Syadza mengangguk dan meninggalkan Steve.

***
Meski sempat terjadi perdebatan steve yang ingin menyuapi Syadza dan Syadza yang merasa bisa sendiri, pada akhirnya steve lah yang memenangkan perdebatan itu.

Tangan Syadza terulur untuk menyentuh pipi Steve. "Steve wajah mu kenapa?" Tanya Syadza yang baru menyadari lebam dan luka di wajah suaminya.

Belum sempat Steve menjawab, pintu kamar Syadza di ketuk dan tidak berapa lama Januar dan di dampingi satu orang perawat masuk ke dalam kamar Syadza.

"Selamat pagi Syadza"

"Pagi dok,"

"Bagaimana keadaan mu?" Tanya Januar dan menggenggam tangan Syadza.

Steve mengkrucutkan bibirnya melihat januar mengenggam tangan Syadza.

"Baik dok, lebih baik dari sebelumnya"

Januar tersenyum, "hasil darah mu juga cukup baik. Ada perbaikan maksud ku. Tetap jaga kondisi mu, untuk sementara makan yang di beri dari rumah sakit aja ya. "

Syadza mengangguk mengerti.

"Apa harus terus menggenggam tangannya?" Tanya steve sinis.

Januar menoleh ke arah Steve "ckckck...apa Seperti ini sikap anda kepada orang yang sudah menolong anda?"

Purple Land (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang