2

9.1K 630 45
                                        

Rumah mewah yang dibangun secara khusus di atas tanah seluas 1 hektar itu,malam ini sedang cukup ramai karna pesta yang digelar di dalamnya.

Semua orang tampil dengan gaun juga jas-jas mewah yang mahal. Bahkan para pelayan pun menggunakan pakaian formal yang rapi kecuali si tuan putri yang justru hanya menggunakan trening panjang hitam juga jaket berwarna senada. Rambutnya Ia ikat satu dan nampak nyaman duduk di anak tangga seraya mengetik sesuatu pada Laptopnya.

"Syadza..syadza.." panggil seorang anak laki-laki. Yang terlalu tinggi untuk usianya yang baru menginjak 15 tahun. Berbeda dengan syadza yang tidak terlalu cantik karna menurun dari sang ayah yang tidak terlalu tampan. Sang Adik justru nampak sangat rupawan. Meskipun masih duduk di bangku SMP , Shafiq sudah cukup banyak mencuri perhatian para wanita.

Ia berlari mendekati kakaknya. Dengan kaki panjangnya ia melewati dua sampai tiga anak tangga sekaligus.

"Syadza..." Panggilnya lagi dan memeluk Syadza begitu saja. Ia sungguh senang melihat kakaknya ada di rumahnya.

Syadza yang di peluk, di tubruk lebih tepatnya hanya diam saja. Tak menolak juga tak membalas.

"Kok lu engga pernah kesini lagi sih? Kaka ipar ganteng gua mana?" Tanya Shafiq

"Sibuk.." jawab Syadza.

Shafiq menghela napasnya. Ia merangkul lengan kakanya dan bersandar manja.

"Kak.. gua punya sesuatu" ucapnya dan memberikan sebuah Amplop.

Syadza mengambil dan membukanya.
Ia tersenyum ceria dan Langsung mengacak-acak rambut adiknya.

"Wuu.. keren juga.. jadi kapan mulai ke Finlandia? Gua anter ya"

Shafiq mengangguk semangat. "Nanti abis selesai UN. Gua kesana sekalian persiapan. Keren kan gua "

"Kerem-keren. Gitu dong kalau jadi ade gua jangan malu-maluin. "

"Iya gua kan mau jadi pewaris utama Purnomo Group... "

"Enak aja"

Shafiq tertawa geli. "Nanti gua beli saham lu.. eh engga deh gua ambil PANEL aja."

"Panel punya Steve" ucap Syadza

Shafiq nampak berfikir lagi. "Yaudah gua Mepro sama Guan aja"

Syadza mengangguk setuju. "Good.. jangan sisakan untuk mereka. Para penjilat-penjilat itu" ucap Syadza dan melirik tak suka kepada beberapa om dan tantenya.

Syadza sungguh masih ingat bagaimana ketika kakeknya bangkrut dan sakit semua anak-anak kakeknya itu tak ada yang mau mengakui. Hanya ayah dan Ibunya yang mengurus kakeknya dan membangun kembali Purnomo group. Hingga sesukses saat ini. Meskipun Ayahnya tetapa berniat membagi saham kepada para kakaknya namun Ia sungguh tak akan pernah terima. Bukan Ia serakah hanya saja bagi Syadza banyak yang lebih pantas. Karna Itu Ia harus menikahi pria yang bisa menerima Amanah itu dengan baik.

"Eh by the way .. Ada gisela anaknya si om robi. Dia dateng sama calon suaminya, calon suaminya lulusan Harvard  . Kayaknya lu harus telfon kak Steve deh" ucap Shafiq

"Serius?"

Shafiq mengangguk semangat.

"Pegang ini.." ucap Syadza dan menitipkan laptopnya. Ia mengeluarkan ponselnya dan turun ke bawah. Ia berpapasan dengan Ibu sambung cantiknya yang sedang menggandeng seorang anak perempuan kecil berusia 5 tahun.

"Hai Syadza.."

"Oh hai tante.."

"Syafa salim dulu sama ka Syadza.." ucap Ify. Istri dari ayahnya.

Purple Land (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang