16

5.1K 322 12
                                    

"Kak," Aisyah menatap Andri yang sedang memakan sarapannya. Ia menghela napas terlebih dahulu sebelum melanjutkan. "Terima kasih untuk semalam."

Andri tertawa, "Your welcome. Kamu mau kemana hari ini?"

"Aku mau... 'kencan', hehee"

"Sama siapa?!" tanya Andri sedikit emosi. Ia meletakkan sendok dan garpu yang dipegang, nafsu makan Andri seketika menghilang.

Aisyah tersenyum, "Kak Angga."

Raut Andri serius, ia mengepalkan jari-jarinya hingga kuku jarinya memutih. "Aisyah, perlu aku ingatkan kalau kamu harus menjaga jarak dari pria lain. Statusmu sekarang itu adalah istriku."

Aisyah memiringkan kepalanya, alisnya terangkat satu. "Kakak cemburu?" Andri memilih untuk diam. Namun, ekspresinya membuktikan itu. Aisyah tertawa, "Beneran cemburu?"

"Iya. Aku cemburu. Ada yang salah dengan itu?"

Andri menatap Aisyah lekat. Mungkin, ia harus mulai menunjukkan perasaannya yang sebenarnya kepada Aisyah. Perasaan cemburu ini sangatlah menganggu dan Andri tidak menyukai itu.

"Ka.. Kak Andri sepertinya salah paham," Pipi Aisyah memerah. Ia jadi salah tingkah. "Kak Angga itu, kakak kembarku yang pernah aku ceritakan ke kakak."

"Hah?" wajah Andri ikut memerah sampai telinga. "Kakakmu?" Aisyah membenarkan. Andri malu sekali saat ini hingga tidak bisa berkata-kata. Andri berdiri dari duduknya lalu beranjak pergi. Ia beberapa kali mengumpat dalam hati karena kesalahpahaman ini. Seandainya ia memastikan hal ini sejak lama, maka tidak akan ada banyak hal yang mengganggunya. Memikirkan segala hal yang ia lakukan kepada Aisyah saat cemburu, Andri ingin menyembunyikan dirinya secepat mungkin.

"Aku boleh 'kencan' dengan Kak Angga 'kan, kak." pancing Aisyah yang semakin membuat Andri terburu-buru pergi kerja.

Aisyah tertawa, Kak Andri lucu sekali.

Angga memperhatikan adiknya yang terlihat sangat bahagia sejak keluar dari rumah. "Apa ada hal baik yang terjadi? Kamu kelihatan sangat bahagia."

Aisyah berseri. "Ya, ada beberapa hal, hehee."

"Syukurlah, setidaknya kakak nggak perlu khawatir kamu akan sedih saat kakak kembali ke Jepang."

"Kakak akan kembali? Kenapa nggak disini saja?"

Angga mencubit pipi Aisyah, "Maunya juga gitu, tapi pekerjaan kakak nggak bisa ditinggal lama-lama." Aisyah cemberut. "Kamu mau tinggal sama kakak di Jepang?"

Mata Aisyah berbinar, ia hampir menganggukkan kepalanya sebelum ia sadar kalau ia tidak bisa. "Aku nggak bisa ikut kakak, tapi aku pasti mengunjungi kakak."

"Baiklah, tapi jangan sampai kamu lupa menghubungi kakak lagi, ya." Pipi Aisyah dicubit sekali lagi.

Aisyah memanyunkan bibirnya, "Nggak akan lupa lagi kok. Aisyah janji."

"Baguslah."

***

Aisyah meminum tehnya sekali lagi, ia sangat bosan hari ini tapi bingung melakukan apa. Mau pergi ke tempat Bunda Andri, beliau sedang liburan bersama Bunda Yeti ke Bali untuk refreshing melepaskan stres dan Kak Angga serta anak-anak dibawa kesana untuk sekalian liburan sehabis ulangan semester.

Saat Aisyah bilang ingin ikut, keputusannya itu ditolak dengan tegas oleh Sinta, beliau bilang, "Bersenang-senanglah bersama suamimu."

Beliau memang bilang begitu tapi Kak Andri juga tidak dapat ditemui beberapa hari ini. Ia selalu bekerja lembur sampai-sampai tidak sempat pulang, walaupun ia selalu menghubungi Aisyah dan selalu mengingatkannya untuk mengunci pintu rapat-rapat.

[Suami,

Assalamualaikum, Aisyah. Malam ini aku masih nggak bisa pulang. Jangan lupa kunci pintu.]

Helaan napas panjang keluar dari mulut Aisyah, ia membaringkan kepalanya ke meja sambil menggeser layar ponselnya mencari sesuatu yang dapat menghilangkan kebosanannya. Ponsel Aisyah bergetar, seseorang yang tidak dikenal menelponnya karena takut panggilan penting ia pun menjawabnya.

"Assalamualaikum, dengan Aisyah disini. Siapa disana?" jawabnya dengan nada malas.

"Selamat malam, ini Amber. Kita pernah bertemu di kampus beberapa minggu yang lalu."

"Ah, iya." Jawab Aisyah ragu karena jujur saja ia lupa. "Ada perlu apa, ya?"

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu berhubungan dengan Kak Andri, bisa kita bertemu besok?"

"Baiklah." Setuju Aisyah meskipun ia tidak mengerti. Tapi ini pasti hal penting karena berhubungan dengan Kak Andri.

Keesokkan harinya, Aisyah sedikit terlambat dari janji karena kesasar sebentar. Ia mencari keberadaan Amber yang memberitahu bahwa ia duduk dibangku nomor 2. Setelah menemukan Amber, Aisyah langsung menghampirinya dengan ramah. Amber membalas dengan senyuman.

"Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Aisyah langsung.

Amber tertawa kecil, "Mari kita memesan makanan terlebih dahulu." Serunya sambil memanggil pelayan. Aisyah sedikit salah tingkah, ia terlalu terburu-buru. Perasaannya sedari tadi malam sudah tidak enak. Begitu pelayan pergi, tatapan Amber berubah menjadi sinis.

"Apa benar kamu istrinya Kak Andri?"

Aisyah seketika kaget, ia sedikit gemetar sebelum akhirnya kembali normal. "Iya. A-"

"Aku ingin kamu cerai dengan Kak Andri!" katanya langsung sebelum Aisyah dapat menyelesaikan kata-katanya.

Aisyah terdiam untuk menyerap perkataan Amber dengan saksama. "Hah? Apa maksudmu?"

"Cerai! Kak Andri itu milikku. Nggak akan aku biarkan ia bersama dengan wanita lain selain aku." Suara Amber meninggi. Ia mencengkram pergelangan tangan Aisyah erat hingga membekas.

Aisyah melepas genggaman Amber. "Aku nggak akan cerai dengan Kak Andri. Aku mencintainya."

"Kamu pasti berbohong. Di dunia ini yang mencintai Kak Andri dengan tulus itu hanya aku. Hanya aku!"

"Maaf, sepertinya nggak ada lagi yang harus dibicarakan diantara kita." Ujar Aisyah dan langsung bangkit dari duduknya meninggalkan Amber sendiri.

Amber berteriak nyaring, "Lambat laun kalian akan berpisah, Aisyah. Akan aku pastikan itu." Amber melemparkan gelasnya ke lantai dan mengacak rambutnya. Ia frustrasi, padahal dirinya hanya pergi beberapa bulan dan Andri ternyata sudah menikah. Dengan gadis biasa itu. Amber sama sekali tidak terima ini. Ia pasti akan mendapatkan Andri, bagaimana pun caranya.

Aisyah menghela napas. Ia hanya duduk disana beberapa menit dan sudah merasa muak dengan semua ini. Huh, Aisyah ingin menghindari Amber sebisa mungkin. Bagaimana mungkin ada gadis yang berniat merebut suami orang. Aisyah pikir itu hanya ada di novel atau film saja.

Aisyah tiba-tiba menjadi malu. Pipinya memanas. Setelah diingat-ingat, bukankah ia baru saja mengaku akan perasaannya terhadap Andri kepada orang lain? Aisyah bersyukur karena tidak ada Andri disana. Ia tidak tahu bagaimana harus berhadapan dengan Andri nanti jika suaminya itu mendengar pengakuan cintanya.

25 November 2019

///

Hm, jadi ini sudah termasuk bab baru (kurasa) dimana baik pembaca lama maupun baru belum pernah melihatnya, hehehee

So, ENJOY it!

Red

Cintamu Surgaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang