10 (REVISI)

6.5K 383 23
                                    

Andri menghembuskan napas kasar, ia sangat lelah sehabis membersihkan sampah-sampah yang sudah sebulan tidak dibersihkannya. Bahkan bak sampah yang ada diluar sampai memuntahkan isinya keluar karena terlalu banyak makan. Andri memutuskan untuk bersantai-santai disofa dan menonton TV sehabis mandi sementara Aisyah bertugas memasak makan siang dengan bahan seadanya di dalam kulkas.

Sebelumnya, Aisyah sudah mengajak Andri untuk pergi ke supermarket tapi pria itu menjawab "Nanti saja sehabis bulan madu." dengan santainya, tapi Aisyah tidak mau memperbesar masalah karena itu sekarang ia memasak dengan bahan seadanya.

Andri mengganti channel TV berulang kali tapi tidak ada satupun yang berhasil membuat Andri tertarik, Andri memutuskan untuk mengganggu Aisyah. Bersama Aisyah mungkin akan lebih menyenangkan daripada menonton TV.

"Kamu masak apa?" tanya Andri duduk dimeja makan menghadap Aisyah yang baru saja memasukkan nasi kedalam magic cooker.

Aisyah menatap Andri. "Nasi goreng, tapi aku harus memasak nasinya dulu jadi akan membutuhkan waktu lebih lama." ucap Aisyah ikut duduk di meja makan.

"Kak, apa kakak nggak punya saudara?" tanya Aisyah basa-basi.

"Dasar, padahal bunda pernah mengatakan bahwa aku anak tunggal."

Aisyah manyun. "Namanya manusia." Balasnya.

"Kamu sendiri?" Andri menatap Aisyah, gadis itu tampak berpikir dan membutuhkan waktu agak lama sampai Andri mendapatkan jawabannya.

"Punya, tapi kakakku sudah diadopsi tiga tahun setelah kami datang ke panti." ucap Aisyah.

"Kenapa nggak diundang kemarin?"

"Lose contact. Nggak tau dimana sekarang."

"Tampangnya gimana?" tanya Andri penasaran, lagipula ini waktu yang pas untuk saling mengenal. Jika dipikir ulang, Andri hampir tidak mengenal Aisyah dengan cara yang benar. Memata-matai gadis itu merupakan cara yang buruk lagipula tidak semua dapat Andri ketahui

"Kami kembar, tapi aku nggak tahu kakak kayak mana sekarang." ucap Aisyah tersenyum kaku. "Aku bahkan nggak tahu bagaimana hidup yang dijalaninya."

"Nggak penasaran?" tanya Andri.

Aisyah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia menghela napas lalu menjawab pasti. "Nggak. Aku yakin dia baik-baik saja."

"Aku kasihan sama kakakmu." ejek Andri.

Aisyah tidak membalasnya, ia hanya diam sembari memperhatikan Andri lekat-lekat, pria itu merasa aneh jika diperhatikan seperti ini, ia pun memutuskan untuk merusak lamunan Aisyah dan bertanya "Apa yang kamu lakukan?"

"Aku menilai kakak." Aisyah tidak mengendurkan sedikitpun tatapannya, ia masih fokus pada objek didepannya. "Hm, nggak seperti imajinasiku tapi lumayan lah."

"Apa aku kurang tampan sampai kamu masih harus menilaiku?"

Aisyah mengangguk, ia tersenyum "Iya, kakak nggak cocok untuk jadi visual tokoh ceritaku."

Alis Andri berkerut. "Kamu menulis sebuah cerita?" tanyanya. Aisyah mengangguk.

"Hanya sebuah coretan," ia kemudian menunjukkan aplikasi Wattpad di ponsel miliknya pada Andri agar pria itu dapat melihat. "Waktu kecil aku ingin menjadi penulis. Jadi, aku iseng menulis disini."

"Kamu sama sekali nggak berbakat." ucap Andri jujur, melihat tulisan Aisyah yang campur-campur tidak jelas. "Terlalu banyak dialog, nggak ada konflik. Jelek banget. Pantasan belum ada yang membacanya."

Aisyah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia tidak membantah lagipula itu memang benar. "Anggap saja aku masih dalam masa pelatihan untuk menulis. Lagipula aku masih pendatang baru di Wattpad karena itu pengikutku masih sedikit." ucap Aisyah mengambil kembali ponselnya. Sebenarnya tidak ada yang mengikuti akunnya, satupun tidak ada, tapi Aisyah terlalu gengsi untuk mengakuinya.

Cintamu Surgaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang