13 (REVISI)

5.6K 340 13
                                    

Andri mengucap sumpah serapah sejak kepulangannya dari café yang Aisyah datangi bersama Angga. Ini semua karena rasa khawatirnya yang tidak beralasan. Jika saja ia mengabaikan perasaan itu dan tidak mengikuti Aisyah lewat GPS, ia pasti tidak akan melihat adegan dimana istrinya dipeluk oleh penyanyi yang mereka temui dijalanan kemarin.

Awalnya Andri mengira Aisyah dipaksa oleh penyanyi itu karena ia melihat gadis itu menangis tapi semakin Andri mendekati café tadi, ia melihat gadis itu menangis karena bahagia bahkan ia membalas pelukan dari penyanyi itu. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih, bahkan orang-orang yang melihat mereka berdua tadipun berkata seperti itu. Membuat hati Andri terasa panas hingga sekarang.

Andri tidak bisa melakukan apapun, ingin memukul pria itu karena telah dengan lancang menyentuh istrinya namun Aisyah sama sekali tidak marah dengan perlakuan dari pria itu. Ia merasa tidak bisa ikut campur kalau Aisyah sendiri tidak ingin meminta pertolongannya. Lagipula, dirinya hanya berstatus suami dalam sebuah kertas.

Suara pintu kamar terbuka, Andri menoleh dan ketika ia tahu siapa yang membukanya, ia langsung mengambil posisi tidur.

Ada apa denganku?, batin Andri menyadari bahwa ia jadi aneh.

Dengan sigap Andri bangkit dari tempat tidur dan menatap Aisyah "Darimana?"

Aisyah menaruh tasnya, membuka jilbabnya dan mengikat rambutnya "Café." balasnya singkat.

"Hari ini kamu terlihat senang?"

Aisyah tersenyum, matanya berbinar menatap Andri, "Karena aku bertemu seseorang yang spesial hari ini."

Sekarang hati Andri bukan lagi panas, kini rasanya sudah meletup-letup seperti gunung berapi yang siap mengeluarkan isinya hanya karena ia mendengar Aisyah mengistimewakan pria lain.

Tak ingin kehilangan kendali Andri memutuskan pergi ke kamar mandi untuk mendinginkan kepalanya, ia pergi tanpa berkata apa-apa pada Aisyah, gadis itu hanya menatap bingung kearah Andri, ia bingung dengan apa yang membuat pria itu jengkel seperti ini.

Mereka berdua bangun pagi-pagi sekali, hari ini hari terakhir mereka di Tokyo dan Aisyah memutuskan untuk membeli oleh-oleh. Andri yang sudah bisa mengontrol emosi akhirnya bisa menatap gadis itu seperti biasa tanpa ada emosi yang meluap-luap seperti malam tadi.

Saat melewati tempat Angga biasa menyanyi, emosi Andri kian membaik, ia kini bisa tersenyum setelah mengetahui bahwa Angga tidak terlihat. Namun berbeda dengan Aisyah, ia ingin bertemu dengan Angga sekali lagi sebelum berangkat besok pagi. Setidaknya untuk memperkenalkan Andri sebagai suaminya.

Andri memegang tangan Aisyah, "Jangan sampai tersesat." ingatnya karena jalanan sungguh ramai. Aisyah menatap kearah lain, pipinya panas.

***

Aisyah dan Andri sekarang sedang dalam penerbangan kembali ke Jakarta. Andri menatap Aisyah yang sedang tertidur pulas, gadis itu sudah minum obat setengah jam sebelum keberangkatan dan efeknya bekerja, ia tertidur.

Andri tersenyum kecil, kepala Aisyah mengangguk-angguk dalam keadaan tidur sepertinya ia membutuhkan sandaran. Andri meletakkan kepala Aisyah dibahunya, membiarkan gadis itu menjadikan bahunya sebagai bantal. Aisyah tersenyum dalam mimpinya, ia merasa nyaman.

Pesawat mereka lepas landas, Aisyah pun sudah tersadar dari tidurnya karena Andri membangunkannya beberapa menit yang lalu.

"Kita benar-benar sudah sampai, kak?"

"Iya. Kenapa emangnya?"

"Aku masih mau disana padahal." seru Aisyah.

Andri memilih untuk diam, ia fokus mencari keberadaan seketarisnya yang sudah diberi tugas untuk menjemput di bandara. Andri menghampiri seorang wanita berumur sekitar tiga puluh tahun yang melambai pada dirinya.

Cintamu Surgaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang