EXTRA PART 2

5.4K 216 20
                                    

Aisyah mencium pipi Asa sayang. Anak laki-lakinya itu memegang tangan Andri erat. Aisyah menatap Andri dan mencium tangan suaminya itu. Ia mengusap pucuk kepala Asa sayang.

"Jangan rewel ya, sayang. Bunda akan pulang nanti sore."

Asa mengangguk, "Mm."

Andri manyun, ia menatap Aisyah. "Sayang... diam di rumah saja ya?"

Aisyah tertawa, "Suamiku sayang... Kan sudah janji mau jaga Asa hari ini."

Andri menghela napas. "Baiklah. Hati-hati dijalan."

Aisyah melambaikan tangannya kearah Andri dan Asa. Ia lalu menghampiri Ainun yang sudah menunggunya juga. Andri menatap punggung istrinya hingga menghilang dari pandangan.

Juna tertawa menatap Andri yang menggandeng Asa. Sejak menikah dengan Ainun, ia memilih untuk kembali ke rumahnya yang dulu. Juna kembali menjadi tetangga Andri dan Aisyah. Kali ini, ia tidak akan merebut Aisyah seperti dulu. Toh, Juna sudah memiliki Ainun.

"Lagi jaga anak? Kasihan ditinggal istri." Ledeknya.

Andri mengangkat Asa kedalam gendongannya. Ia menatap Juna yang juga sedang menggendong Juni. Andri tertawa kecil.

Juna berdeham. "Yah, nasib kita sama untuk saat ini."

Andri masuk kedalam rumah. Ia meletakkan Asa di ruang bermain. "Sayang, Ayah buatkan susu dulu ya? Jangan kemana-mana."

Asa mengangguk. Ia mulai bermain dengan mobil-mobilannya. Andri pergi ke dapur dan menatap bungkus susu formula yang sering Aisyah berikan pada Asa. Andri mencoba mengikuti petunjuk. Percobaan pertama, ia kebanyakan memasukan air. Percobaan kedua, Andri lupa menutup rapat dotnya hingga terjatuh. Percobaan ketiga, akhirnya berhasil. Andri menghela napas. Kenapa susah sekali hanya untuk membuat susu.

Andri memberikan dot yang ia buat pada Asa. Andri bersyukur, Asa bukan anak yang rewel. Jadi, ia tidak terlalu kesusahan untuk menjaganya. Andri menemani Asa bermain. Hingga pintu rumah mereka digedor seseorang. Andri menggendong Asa dan mendengar suara yang akrab didengarnya.

"Assalamualaikum!" teriak Juna nyaring. Ia masih menggedor pintu keras. "Juni sayang, tahan ya, nak."

Juna panik. Andri membuka pintu dan mendapatkan semburan dari Juna. "Dri, kamu bisa ganti popok? Juni pup, aku nggak tahu caranya." Juna kalang kabut sendiri.

Andri geleng-geleng kepala. "Kamu bisa mendapatkan semua informasi Aisyah tapi nggak bisa ganti popok?"

"Ganti popok nggak sama dengan cari informasi orang. Kamu bisa nggak?" desaknya lagi.

Andri mengamati Juni yang mukanya seperti ingin menangis. Seketika Andri kasihan dengan Juni dan Ainun. Bagaimana mereka bisa hidup dengan Juna yang aneh ini? Andri mengangguk, ia membuka pintu rumahnya semakin lebar. Dan Juna masuk kedalam.

Andri menurunkan Asa sementara Juna membaringkan Juni yang sudah mulai menangis. Andri menyiapkan tisu kering, tisu basah dan juga popok disampingnya.

"Aku akan mengajarimu. Jadi, gantilah popoknya, ia putrimu."

Juna sedikit ragu. Tapi Andri benar, Juni putrinya. Juna duduk menatap Juni. Ia gugup.

"Bismillah, buka dulu popoknya." Andri memberikan perintah. Andri bersyukur karena Aisyah sudah mengajarinya beberapa hari yang lalu.

Juna mengangguk. Ia mulai membuka popok yang Juni pakai. Andri memperhatikan dengan debaran tidak menentu.

"Buka perlahan, jangan sampai kena kakinya. Tahan kaki Juni dengan tanganmu."

"Hah, bagaimana itu?"

Andri menghela napas. Ia membantu Juna sedikit. "Pakai bagian depannya untuk membersihkan sisa-sisa kotorannya."

Juna mengangguk. Keringat meluncur dipelipisnya. Juna membutuhkan konsentrasi yang penuh untuk mengganti popok Juni. Juna menjauhkan popok kotor itu darinya.

"Bersihkan pakai tisu basah lalu keringkan dengan tisu kering."

Juna mendengarkan dengan saksama. Setelah melewati hal tersulit, hal lainnya terasa lebih mudah. Juna membuang tisu yang ia pakai lalu memakaikan Juni popok baru. Andri dan Juna sama-sama menghela napas. Misi berhasil.

Asa melihat Andri dan Juna yang terlihat sangat lelah. Ia sedikit tertawa. Juni yang popoknya sudah diganti mulai bermain dengan Asa. Juna membuang bom kotoran itu ke tong sampah. Ia mencuci tangan lalu ikut bersandar bersama Andri di sofa.

"Seketika aku rindu, Ainun."

Andri mengangguk, "Aku juga rindu, Aisyah."

24 April 2020

.

Andri, suami dan ayah idaman ya :) Juna payah menjadi Ayah..

.

ASA. Andri Sayang Aisyah👀
.

Red

Cintamu Surgaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang