2.14

2.7K 185 23
                                    

Juna berkunjung ke rumah sakit jiwa. Ia menunggu dengan tenang pasien yang ingin ia temui. Perawat membawa seorang gadis muda. Tatapan gadis itu kosong. Juna menghela napas. Gadis itu masih sama seperti terakhir kali.

"Ini terakhir kalinya aku akan mengunjungimu," buka Juna. "Aku menyukai istri dari pria yang ingin kamu rebut sebelumnya. Istri yang ingin kamu bunuh."

Amber bereaksi sedikit.

"Sepertinya aku kena hukuman. Bayi yang ada dikandunganmu menghilang begitu juga bayi yang ada dikandungan Aisyah. Meskipun bayi Aisyah bukanlah darah dagingku tetap saja aku merasa... sakit."

Juna menatap wajah Amber lemah. Rasanya sangat sesak berada disini.

"Semoga kamu baik-baik saja disini. Aku akan pergi." Juna berdiri dari duduknya. Ia mengusap wajahnya kasar. Dari dulu maupun sekarang, tidak pernah Juna merasakan perasaan cinta pada Amber. Tidak pernah. Ia hanya menghormati gadis itu karena pernah mengandung darah dagingnya walaupun hanya sebentar.

"Kita pergi ke Panti Asuhan Indah." Juna masuk kedalam mobilnya dan memberikan perintah kepada supirnya.

Setelah permintaan dari Aisyah. Andri pergi meninggalkan istrinya untuk menyendiri lagi. Juna menurunkan kaca mobilnya. Lagi-lagi ia hanya bisa menatap Aisyah dari jauh. Juna menghela napas. Ia kembali melihat kearah Aisyah namun gadis itu menghilang dari tempat duduknya. Juna melirik kanan dan kiri, ia bahkan keluar dari mobil.

Aisyah segera menutup pintu mobil Juna dengan keras. Juna terkejut dibuatnya. Pria itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ka... kamu disini."

Aisyah menatap Juna intens. "Semua masalah ini perbuatan kakak 'kan."

Juna terdiam sebentar. Ia akhirnya mengangguk. "Maaf," Juna menunduk. Benar-benar merasa bersalah. "Aku hanya ingin membuatmu berpisah dengan Andri tapi nggak sedikit pun berniat untuk menyakitimu ataupun bayimu."

"Hm," Aisyah menatap Juna. "Kalau begitu rencana Kak Juna setengah berhasil."

Juna membalas tatapan Aisyah. Aisyah berkata pelan, "Aku memutuskan untuk berpisah dengan Mas Andri."

"Ka... kamu nggak marah?"

Aisyah mengepalkan tinjunya. "Aku marah. Sangat marah dengan kakak dan Mas Andri," Juna mundur beberapa langkah. "Mungkin, kalau Kak Juna nggak mengganggu pernikahan kami. Aku dan Mas Andri masih akan hidup bahagia sekarang. Pada akhirnya apa, hubungan kami akan tetap retak. Banyak yang nggak suka dengan hubungan kami berdua. Cepat atau lambat pasti akan ada orang yang sama seperti kakak atau pun Cassandra."

Juna mendengarkan dengan saksama. Aisyah tidak berbohong. Ia memang marah dengan Juna.

Aisyah menghela napas.

"... Aku akan pergi dari sini." Juna menatap Aisyah. Ia memberikan Aisyah tiket dengan tujuan Amerika. "Sebagai permintaan maaf. Untuk membentuk kehidupan baru. Jika kamu ingin ikut bersamaku..."

"Kakak ingin melarikan diri?"

Juna menggelengkan kepalanya. "Aku mencoba untuk nggak membahayakanmu lagi. Aku nggak bisa melupakan perasaanku jika masih disini."

Aisyah diam lama. Ia lalu memandang serius kearah Juna. "... Ajari aku."

***

Setahun kemudian...

"Apa kamu pernah mendengar istri presdir?" salah satu karyawan berbisik.

Temannya menggeleng, "Dulu, presdir pernah menikah tapi entah dimana istrinya sekarang. Aku nggak pernah melihatnya."

Cintamu Surgaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang