12 (REVISI)

5.8K 378 15
                                    

Aisyah menggerak-gerakkan tubuh Andri berulang kali. "Kak, ayo bangun. Hari sudah pagi. Ayo kita jalan." Aisyah menggerakan tubuh Andri keras, ia ingin cepat-cepat kembali ke tempat kemarin. Tempat dimana ia bertemu dengan penyanyi asing yang menorehkan teka-teki besar pada Aisyah. Andri sama sekali tidak merespon, ia masih mengantuk.

"Kamu pergilah sendiri, ambil saja kartu kreditku didalam dompet dan telpon aku kalau kamu tersesat." ucap Andri kembali tidur.

Aisyah hanya menurutinya dan mengambil kartu kredit milik Andri lalu pergi dari hotel, ia merogoh saku jaketnya, mengambil secarik kertas lalu menyimpan nomor hp tersebut sebelum lupa menyimpannya lagi.

Allah mengabulkan doaku hari ini, pikir Aisyah senang.

Aisyah dengan segera pergi ke tempat itu. Ia bahkan belum sarapan saking buru-buru.

Dilingkaran pejalan kaki, Aisyah menerobos masuk. Mata Aisyah tidak sedikitpun lepas dari pria itu, petikan gitarnya, suara menggodanya yang sangat lembut. Dan senyuman maut yang tidak dapat dilupakan dengan mudah. Air mata Aisyah jatuh sembari mendengarkan lantunan lagu yang dinyanyikan dalam bahasa Jepang namun menorehkan pisau tak kasat mata pada dirinya. Aisyah tidak paham artinya lagu tersebut, tidak pula memahami melodi lagu, tapi mendengar suara pria itu. Dada Aisyah terasa sesak.

Ingatkah kamu akan sepuluh tahun yang lalu

Saat dimana kita saling tersenyum

Mengucap janji untuk saling menjaga..

Ingatkah kamu akan sepuluh tahun yang lalu

Saat dimana kita selalu bersama

Menjaga sebuah janji

Yang terikat manis dalam hati..

Selesai lagu dinyanyikan, orang-orang mulai kembali ke kegiatan mereka masing-masing. Aisyah masih berdiri terdiam disana. Dengan mata sembab yang tidak dapat ditutupi.

"Kamu tidak membayar lagi hari ini?" tanya pria itu sambil membereskan barang-barangnya.

Aisyah diam. Ia hanya fokus pada setiap kegiatan yang pria itu lakukan.

"Aku tahu tempat yang bagus." Kata penyanyi itu sembari tersenyum. "Mau berbicara disana?"

Mereka memasuki sebuah café sederhana yang berada tidak jauh dari tempat sebelumnya lalu memilih duduk ditempat didekat jendela. Lagu klasik serta aroma kopi yang menyeruak membuat Aisyah tenang, ia menyukai tempat ini.

"Kamu sangat berani, ya?" buka penyanyi itu.

"Hm?"

Penyanyi itu menatap keluar "Kamu sepertinya bukan orang sini berarti kamu tidak tahu seluk beluk Tokyo namun kamu berani berjalan disini sendirian," ia lalu menatap Aisyah "Dan dengan entengnya menerima ajakan pria yang tidak dikenal."

Aisyah membelalakan matanya, ia mengusap wajahnya.

"Apa kamu berbohong padaku? Tentang yang kamu bisikan kemarin?"

Tokyo adalah tempat berbahaya untuk dirinya seharusnya Aisyah memaksa Andri untuk keluar tadi dan bukannya menemui pria didepannya ini tanpa bukti yang pasti. Aisyah mulai panik, ia baru saja mau menekan nomor Andri sebelum penyanyi itu merebut ponsel miliknya.

"Tenang saja," penyanyi itu mengembalikan ponsel Aisyah. "Aku orang baik."

Aisyah mengambil ponselnya cepat lalu memandang tajam kearah pria itu.

"Aku Sugita Hiro, penyanyi," serunya memperkenalkan diri.

"Apa kamu benar-benar mengenal kakakku?" Tanya Aisyah sambil mengamati serius. Hiro tertawa. Ia memegangi perutnya yang terguncang karena tertawa kencang. Raut wajah Aisyah mengerut, ia merasa bodoh sekarang. "Kamu berbohong?"

Hiro tertawa. "Dan kau percaya."

"Aku pergi." seru Aisyah bangkit dari duduknya. Aisyah merasa ia tidak harus membuang waktunya lebih lama lagi disini jika tidak ada hal penting yang harus dibicarakan.

Hiro menahan tangan Aisyah, tatapannya menjadi serius "Aku sakit hati kamu tidak mengenal kakakmu sendiri, Aisyah."

Aisyah menghempaskan tangannya "Aku sedang tidak ingin bercanda."

"07 Agustus 2008, Angga Ramadhan Putra diadopsi saat usianya 12 tahun. Meninggalkan adiknya sendiri dipanti asuhan," Angga menatap Aisyah. "Ia diadopsi oleh produser musik setelah mendengar Angga menyanyi dijalanan."

"Tidak mungkin!"

Angga menggenggam semakin erat tangan Aisyah. "Kamu tahu apa yang Angga bisikan pada adiknya sebelum ia pergi?"

"Kamu jelek kalau nangis!!" seru Angga dan Aisyah bersamaan.

Aisyah menutup mulutnya sendiri saking tidak percaya dengan apa yang ada didepannya, tiba-tiba ia menangis lagi. Angga tersenyum lalu memeluk adiknya. "Tenanglah." pujuknya.

Cukup lama mereka berpelukan hingga akhirnya Aisyah melepaskannya saat ia sadar telah menjadi pusat perhatian. Bahkan ada yang mengambil gambar mereka berdua saat tahu Angga adalah Hiro, penyanyi solo yang banyak digemari masyarakat karena suaranya yang seperti permata. Berharga hingga tidak ada yang berani menyentuhnya.

"Kamu beneran Kak Angga?" tanya Aisyah masih tidak percaya.

Angga tertawa. "Apa aku harus menunjukkan bekas lukaku saat menolongmu yang tenggelam di sungai?"

Aisyah mengangguk. Angga menggulung celananya hingga lutut, hanya orang buta sajalah yang tidak akan melihat luka di kaki Angga.

"Percaya?"

Aisyah akhirnya tersenyum. "Iya."

"Omong-omong, kamu kesini dengan siapa?" tanya Angga sambil meminum kopinya.

"Sama suamiku, kak," Angga memuntahkan kopinya. "Su-suami?"

Aisyah mengangguk, "Tapi Kak Andri tadi lagi malas keluar. Makanya aku sendiri hari ini."

"Dek, kamu sudah nikah? Kapan?"

"Baru beberapa hari yang lalu. Ini lagi bulan madu."

Angga menangis menderita, "Kenapa nggak kabari kakak?"

Aisyah menatap kearah lain, "Nggak tau nomor kakak." jawabnya jujur.

"Lewat e-mail?"

"Lupa sandi."

Angga mengusap wajahnya. Ia bingung menghadapi sikap adiknya yang ajaib ini.

Akhirnya hari itu diadakan interogasi dadakan dimana Angga yang bertanya dan Aisyah yang menjawab. Mereka bahkan tak menyadari bahwa pengunjung yang mengambil gambar saat mereka berpelukan tadi sudah mengunggahnya di internet dengan kata-kata imajinasi yang jauh dari kebenaran.

Aisyah melirik arloji ditangannya yang sudah ia atur sesuai waktu disini. Hari diluar sudah hampir malam dan Aisyah sudah keluar cukup lama. Ia takut Andri akan mengkhawatirkan dirinya.

"Kak, sudah malam. Aku harus pulang." ucap Aisyah menyesal.

Angga tersenyum "Baiklah, aku akan mengantarmu."

"Kak," panggil Aisyah, Angga menatap adiknya. Aisyah rasa ia harus memberitahukan ini. "Lusa, aku akan pulang ke Jakarta."

29 Juli 2019

///

Maaf.

Red

Cintamu Surgaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang