2.12

2.5K 174 12
                                    

*PERINGATAN!!! 

Di chapter ini akan ada sedikit adegan berkelahi, kasar dan mungkin putus asa. Jika tidak nyaman akan semua  itu, mohon untuk tidak dilanjutkan!

Aisyah duduk dilantai dalam diam. Tangisnya sudah tidak lagi terdengar. Aisyah memegang perutnya yang nyeri. Kakinya terasa sedikit basah. Aisyah tidak memperdulikannya. Hatinya sudah puas menangis selama berjam-jam. Keadaan hari yang sudah malam membuat rumah berubah menjadi mengerikan. Aisyah tidak menyalakan lampunya. Ia tidak ingin melihat penampilannya saat ini. Ia tidak ingin melihat apa pun.

Aku ingin mati saja!

Juna melihat rumah Aisyah yang sunyi tidak bersuara. Lampu rumahnya tidak menyala. Jika Juna tidak mengamati rumah itu sepanjang hari ia pasti mengira Aisyah pergi ke suatu tempat. Perasaan Juna menjadi tidak enak.

Juna membuka pagar rumah yang tidak terkunci. Ia mengetuk pintu rumah Aisyah berkali-kali. Sunyi. Juna kembali mengetuk. Tetap tidak ada yang menjawab. Juna menggaruk kepalanya, "Ah, peduli sama polisi."

Rasa khawatir Juna sudah berada diubun-ubun. Ia tidak memperdulikan hal lain meskipun merusak pintu rumah orang lain termasuk kejahatan sekalipun. Juna ingin melihat keadaan Aisyah. Juna mendobrak pintu rumah Aisyah. Beberapa dorongan sudah merusak pintu itu. Hal pertama yang Juna lihat. Gelap. Hidung Juna mengendus sesuatu. Aroma darah. Jantung Juna berdetak lebih cepat.

Ia mencari saklar lampu dan segera menekannya. Rumah yang sebelumnya gelap gulita menjadi terang menderang. Juna melihat Aisyah yang terduduk di lantai dengan darah yang membasahi kakinya. Kulit gadis itu pucat pasi. Matanya bengkak. Aisyah seperti mayat hidup. Juna terkejut. Saat ia ingin maju untuk menolong Aisyah, Andri masuk dan mendorongnya.

Tanpa pikir panjang, Andri mengangkat Aisyah yang bajunya sudah dipenuhi darah. Andri sama sekali tidak memperdulikan hal lain selain Aisyah saat ini. Andri memasukan Aisyah kedalam mobilnya dan segera menuju rumah sakit.

Dibelakang mereka, ada Juna yang mengikuti.

"Aisyah, aku mohon, bertahanlah!" Andri mengendarai mobil dengan frustrasi. Ia mengklakson beberapa mobil yang menurutnya mengganggu.

Segera setelah di rumah sakit, Andri menggendong Aisyah ke ruang Unit Gawat Darurat. Para medis bergerak dengan cepat. Salah satu perawat menyuruh Andri untuk tenang. Andri mengusap wajahnya dengan kasar.

Juna menyusul. Ia berlari mengikuti Aisyah yang dibawa ke ruang operasi. Langkahnya terhenti saat ruang operasi tertutup dan lampu menjadi merah. Bagaimana ini bisa terjadi! Ini tidak termasuk dalam rencananya. Juna berdiri dengan frustrasi didepan ruang operasi. Ia mengacak rambutnya. Pandangan Andri berhenti pada Juna yang berdiri didepan ruang operasi Aisyah.

Andri menarik kerah baju Juna. Ia melemparkan bogem mentah pada Juna, bibir pria itu lagi-lagi terluka. Juna menyeringai. Rasa sakit ini tidak bisa membuatnya tenang sedikitpun.

Kerah baju Juna kembali ditarik. Andri sama sekali tidak memperbolehkannya untuk duduk. "Apa yang kamu lakukan terhadap istriku?!"

Juna membalas tatapan Andri, "Bukankah aku yang harus bertanya padamu? Apa yang kamu lakukan bersama Cassandra hingga membuat Aisyah seperti ini, hah?!" kali ini Juna yang melayangkan pukulan pada Andri.

"Ini semua pasti terjadi karena kebodohanmu itu!"

Juna naik pitam. Kedua laki-laki itu melayangkan tinju bergantian. Keduanya sudah sama-sama babak belur. Hanya saat seorang satpam menghentikan perkelahian mereka barulah keduanya berhenti.

"Jangan berkelahi disini! Ini rumah sakit! Pasien membutuhkan ketenangan."

Pak satpam itu menegur. Keduanya tersadar. Mendengar kata pasien dan kondisi Aisyah yang sedang kritis saat ini, Juna dan Andri berhenti berkelahi. Mereka sama-sama menunggu Aisyah didepan ruang operasi.

Juna melihat ponselnya, tangannya berhenti di postingan terbaru Cassandra. Juna mendengus. Ia melemparkan ponselnya pada Andri, "Bagaimana kamu menjelaskan ini pada Aisyah, hah!"

Andri mengambil ponsel itu dalam diam. Ia terkejut dengan apa yang ada didepan matanya. Andri menutup mulutnya sendiri. Foto itu diambil secara diam-diam, Andri bahkan tidak menyadari bahwa dirinya sedang difoto.

"Kalian berdua pasti bekerja sama untuk mengadu domba kami!"

Andri meremas ponsel ditangannya.

"Perkaramu dengan Sandra nggak ada hubungannya dengan rencanaku. Aku hanya ingin memisahkan kalian tanpa menyakiti Aisyah." Juna menyeringai, "Gadis itu bekerja sendiri."

Andri melihat ruang operasi yang masih tertutup. Ia membayangkan penderitaan yang Aisyah terima karena kesalahannya. Andri mengepalkan tangannya. Ia berlari keluar rumah sakit. Juna tersenyum miring, tanpa bertanya pun ia tahu kemana Andri akan pergi. Juna mengambil ponselnya yang ada dilantai, ia menekan nomor seseorang dan saat panggilannya diangkat.

Juna berkata dengan kejam, "Masukan gadis itu ke rumah sakit jiwa." Perintahnya langsung.

Cassandra yang baru saja kembali dari pantai, terkejut saat mendapati Andri berada didepan pintu kamarnya. "Andri, ada ap..." pipi Cassandra ditampar oleh Andri. Bahkan sebelum gadis itu menyelesaikan kata-katanya. "Apa maksud..." pipi yang lainnya ikut ditampar lagi.

Cassandra memegangi kedua pipinya yang memerah karena tamparan Andri. Andri menatap Cassandra dengan benci. "Mengapa kamu melakukannya? Mengapa kamu menggangu Aisyah?" Andri berkata lemah.

"Siapa yang meng..." Andri menamparnya sekali lagi. Kali ini Cassandra bahkan terjatuh ke lantai.

Cassandra marah, ia berteriak nyaring. "Benar! Aku sengaja mengganggu istrimu itu. Aku mencintaimu dari kecil. Aku bertemu denganmu duluan, mengapa kamu harus menikah dengan gadis miskin itu!"

Andri mengepal tangannya. Ia ingin menampar Cassandra lagi namun rasanya ia hanya membuang tenaga dengan meladeni Cassandra.

"Andri jika kamu pergi ke gadis itu, aku akan membatalkan kerja sama kita. Perusahaanmu pasti akan bangkrut dengan segera."

Andri melewati Cassandra yang sedang mengamuk. Tidak lagi peduli dengan masa depan perusahaan yang sebelumnya Andri perjuangkan. Jika saja ia merelakan perusahaan, kehidupan manisnya dengan Aisyah pasti masih akan berlanjut. Sekalipun mereka tidak hidup sekaya sekarang. Kehidupan pernikahan mereka pasti akan bahagia walaupun harus hidup sederhana.

Andri menulikan telinganya. Bahkan saat Cassandra mengejarnya dan ditangkap oleh sekerumunan orang. Andri mengabaikannya.

Cinta! Cinta! Mengapa semua orang yang mengganggu pernikahannya selalu mengatasnamakan cinta! Pertama Amber, Juna dan sekarang Cassandra. Mengapa semua orang menggangu cintanya dengan Aisyah. Semua orang mengatasnamakan cinta! Tidak akan ada lagi cinta didunia ini jika Aisyah tidak tertolong.

17 April 2020

.

Sebentar lagi tamat! Aku sudah ngetik Cintamu Surgaku 2 sampai END hari ini :)

.

Btw, seperti biasa.. anggap aja sudah ganti hari ya.. baterai hp ku mau habis😅

Red

Cintamu Surgaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang