2.17

2.8K 181 28
                                    

Juna tertawa keras. Ia bahagia karena bisa menjahili Andri dihari pernikahannya bersama Ainun. Aisyah memukul Juna yang duduk disampingnya. Matanya mendelik tajam membuat Juna menutup mulutnya namun masih tertawa. Aisyah menaruh kotak cincin yang ia bawa ke meja akad. Lalu, ia pamit permisi untuk menghampiri Andri. Aisyah memegang lengan Andri dan membawa pria itu untuk menjauh dari tatapan para tamu yang hadir.

Aisyah menatap penampilan Andri dari atas hingga bawah. Kaus oblong, celana kain dan sandal jepit. Rambut Andri acak-acakan. Jelas sekali belum mandi. Aisyah menutup mulutnya untuk menyembunyikan senyum. Ia menatap mata Andri dengan alis terangkat.

"Kenapa Mas datang dengan terburu-buru?"

Andri menarik Aisyah kedalam dekapannya. Ia memeluk Aisyah erat. Air matanya jatuh. Perasaan cemas yang dirasakan Andri sedari tadi luntur bersama air mata yang Andri tahan selama setahun terakhir.

"Mas Andri?" Andri masih tidak melepaskan pelukannya. Ia semakin mempererat pelukannya. "Mas Andri, Aisyah sesak. Lepasin."

Andri segera melepas pelukannya. Ia mengusap jejak air matanya dengan punggung tangan. Andri tersenyum lega. Ia membantu Aisyah memperbaiki jilbabnya yang sedikit berantakan. Aisyah memalingkan wajahnya. Ia tidak mau Andri melihat semburat merah dipipinya.

Aisyah berdeham, suaranya sedikit serak. "Mas bawa baju ganti?"

Andri menggeleng.

Aisyah menghela napas, "Mas, mandi dikamar hotel Aisyah saja dulu. Aisyah akan carikan Mas baju ganti." Aisyah memberikan kunci kamarnya pada Andri. Ia segera mencari toko baju terdekat sementara Andri pergi ke kamar hotel.

Setengah jam kemudian, Aisyah kembali ke kamarnya dengan membawa sepasang baju dan sepasang sepatu untuk Andri. Andri membuka pintu dengan hanya mengenakan handuk dipinggangnya, rambutnya masih meneteskan air. Aisyah berusaha untuk menutup matanya. Andri tertawa kecil untuk reaksi istrinya.

"Untuk apa kamu menutup mata?" Andri memegang tangan Aisyah yang digunakan untuk menutupi matanya. "Aku suamimu."

Aisyah memukul lengan Andri dengan sedikit kesal. "Cepat pakai baju sana."

Andri tertawa, "Iya-iya. Ini Mas pakai." Andri segera memakai pakaiannya sementara Aisyah sudah kembali ke acara pernikahan karena terlalu malu.

***

Juna berdiri disamping Ainun untuk menyalami para tamu yang hadir. Ainun adalah gadis muslim asal Indonesia yang sedang berkuliah di Amerika, pertemuaannya dengan Juna adalah suatu ketidaksengajaan yang menumbuhkan cinta. Ainun berteman dengan Aisyah selama ini, ia menjadi pendengar yang sangat baik setiap keluh kesah yang Aisyah ceritakan selama setahun terakhir. Bahkan, Aisyah juga mengadukan Juna yang menjadi alasan pertikaian pernikahannya. Ainun menceramahi Juna panjang lebar untuk itu.

Aisyah memeluk Ainun erat, "Selamat ya, Nun. Semoga pernikahanmu dengan Kak Juna sakinah, mawaddah, wa rahmah."

Ainun tersenyum, "Aamiin. Terima kasih, Aisyah." Ia membalas pelukan Aisyah dan sedikit berbisik. "Semoga pernikahanmu sakinah, mawaddah, wa rahmah juga."

Aisyah tersenyum.

Andri menjabat tangan Juna keras. Ia masih kesal dengan candaan Juna hari ini. Ingin sekali hati memberikan satu dua tinju pada wajah Juna yang sedang cengar cengir itu. Tapi Andri kasihan terhadap Ainun yang tampaknya sangat ramah dan baik hati, ia tidak ingin pernikahan gadis lembut itu terganggu. Lagipula, Aisyah sudah memperingatkan Andri sebelumnya untuk tidak memukul Juna.

Andri memukul punggung Juna dengan keras sembari tersenyum. Juna meringis kecil. Aisyah hanya geleng kepala. Ainun tertawa kecil. Andri beralih ke hadapan Ainun, Juna memberikan tatapan peringatan untuk tidak macam-macam pada istrinya. Huh, melihat itu rasanya Andri semakin ingin memukul Juna.

"Maaf ya, Kak Andri. Untuk semua masalah yang Mas Juna buat selama ini. Ainun menggantikan Mas Juna untuk meminta maaf."

"Sayang..." Juna menatap Ainun, ia menghela napas lalu menatap Andri. "Maaf,"

Andri tersenyum, "Baiklah. Juna pasti sangat beruntung karena bisa mendapatkan istri sebaik kamu." Usai berkata seperti itu. Andri pergi ke bagian makanan menyusul Aisyah.

"Sayang." Panggil Andri. Aisyah tidak merespon. "Syah,"

"Hm?"

"Pengganggu kita sudah pergi, kamu masih nggak mau kita balikan, sayang?"

Aisyah menulikan telinganya. Ia sibuk mengambil lauk pauk kedalam piringnya. Andri mengikuti setiap gerakan Aisyah.

"Sayang..." Aisyah tidak menjawab. Andri mencuri cium dipipi Aisyah. Piring Aisyah hampir saja jatuh jika Andri tidak segera menangkapnya.

"Mas, apa-apaan sih?!"

"Kamu diam terus setiap Mas tanya."

Aisyah cemberut. Ia mengambil kembali piringnya. "Mas, jangan dekat-dekat aku."

Juna yang melihat dari jauh tertawa, ia menyenggol lengan Ainun. "Sayang, coba lihat itu. Lucu bukan?"

Ainun memelototi Juna tajam dan Juna langsung terdiam.

Suara adzan berkumandang, para tamu segera pergi ke masjid terdekat. Begitu pula dengan Juna dan Ainun. Lagipula, acara utama sudah selesai dan resepsi akan diadakan malam hari.

Aisyah menghentak-hentakan sepatu heels yang ia pakai tidak nyaman. Seharian ini Aisyah berjalan kesana kesini dan itu membuat kakinya terluka. Andri berhenti dihadapan Aisyah. Ia menundukkan badannya dan melihat keadaan kaki Aisyah yang terluka.

Andri menghela napas, "Jangan memaksakan kakimu dengan memakai sepatu seperti ini."

Aisyah diam bahkan saat Andri melepaskan heels yang ia kenakan. Aisyah melihat kakinya yang tidak mengenakan alas. Rasanya aneh tapi Aisyah tidak merasakan sakit lagi. Andri menenteng heels Aisyah, ia menawarkan punggungnya pada Aisyah.

Aisyah ragu. Ia melihat kiri kanan, banyak orang yang memperhatikan. "Mas, malu diliatin orang."

"Cepatlah naik atau kita akan ketinggalan salat berjamaah." Desak Andri.

Aisyah naik ke punggung Andri. Benar saja, banyak yang melihat mereka sepanjang perjalanan menuju masjid. Aisyah menyembunyikan wajahnya di leher Andri. Andri tersenyum, ia sama sekali tidak memperdulikan tatapan orang lain. Ia sangat senang karena bisa merasakan kehangatan Aisyah dipunggungnya.

Andri menurunkan Aisyah dilantai. Ia pamit untuk pergi wudu begitu pula Aisyah. Mereka berpisah dibatas ikhwan dan akhwat. Ibu-ibu yang melihat Aisyah tidak bisa tidak menggoda gadis itu. Membuat Aisyah semakin malu.

Mereka salat berjamaah dengan khusyu. Para jamaah kembali ke urusan mereka masing-masing. Aisyah menengok kanan kiri mencari keberadaan Andri. Ia tidak bisa kembali jika heels yang Aisyah pakai tadi masih bersama Andri. Aisyah masih menunggu hingga ia menemukan Andri yang berjalan kearahnya dengan membawa satu bungkus plastik. Andri mengeluarkannya dan memasangkan sandal jepit itu pada Aisyah. Ia juga mengeluarkan obat dan mengoleskannya pada kaki Aisyah yang terluka.

"Pakailah ini. Pasti nggak nyaman memakai sepatumu yang sebelumnya."

Aisyah tersenyum, "Terima kasih." Katanya tulus.

"Mm," Andri mengusap pucuk kepala Aisyah sayang. "Mas nggak mau kamu nyakitin diri sendiri, sayang."

Aisyah tidak membalas perkataan Andri. Rasanya. Degup jantung Aisyah sedang tidak berfungsi normal. Pipi Aisyah memanas. Aisyah khawatir Andri akan mengetahui perubahan dirinya jadi ia berjalan mendahului Andri.

"Sayang, jangan buru-buru."

21 April 2020

.

Lusa chapter terakhir :)

.

Btw, aku senang menjahili Andri..

.

Red

Cintamu Surgaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang