2.8

2.3K 148 9
                                    

"Bos, ada yang mau bertemu." Geo memberitahu. Andri yang sebelumnya fokus pada pekerjaannya, teralihkan.

Alisnya menyatu, "Siapa?"

"Belum pernah liat, bos," Geo menggeleng, ia memperbaiki dasinya dan rambutnya sedikit. "Ceweknya cakep banget, bos. Kayak artis Korea."

Andri mencoba mengingat kenalannya namun tidak terpikirkan satu nama pun. "Persilahkan ia masuk."

"Baik, bos." Geo segera berlari untuk membawa gadis Korea itu masuk.

Andri melihat isi kantornya. Sedikit rapi walaupun masih terlihat berantakan. Gadis Korea yang dimaksud mengikuti arahan Geo. Ia tersenyum senang saat melihat Andri. Gadis Korea itu melihat dasi Andri yang miring dan segera mendekat pada Andri.

Tangannya terulur untuk memperbaiki dasi Andri namun langsung ditepis oleh Andri. "Siapa kamu?"

Daripada menjawab pertanyaan Andri, gadis Korea itu menggelengkan kepalanya. "Kamu masih saja berpenampilan berantakan."

Alis Andri naik, ia tidak paham maksud gadis Korea didepannya.

Gadis Korea itu cemberut. Kedua tangannya berada di pinggang. Tubuhnya tinggi bahkan tanpa perlu menggunakan heels. Rambutnya sepinggang dan sangat lurus, kulitnya putih bersih dengan hidung mancung dan bibir yang seksi. Badannya sangat ramping, baik pinggang, perut hingga kaki. Semuanya ramping. Proporsi badannya sangat ideal, semua gadis yang melihatnya pasti iri seketika. Para pria mengidam-idamkan dirinya.

"Kamu melupakan aku, Dri? Aku Cassandra Kim. Teman SD mu dulu."

Andri mencoba mengingat. Ia teringat akan satu gadis jika kata Korea disebutkan, gadis yang selalu tersandung batu saat kecil dulu. Andri selalu menolong gadis yang ceroboh itu. Andri menyamakan gadis tujuh tahun itu dengan gadis Korea didepannya.

"Kamu yang sering tersandung dulu?"

Cassandra mengangguk. Ia memeluk Andri tanpa persetujuan orangnya. Andri melepaskan secara sopan. "Aku merindukanmu, Dri." Cassandra menjaga senyumnya. "Bagaimana kabarmu sekarang?"

Andri tersenyum, "Baik. Aku sudah menikah."

Ekspresi Cassandra berubah, ia tertawa kecil. "Benarkah? Kenapa kamu nggak mengundangku? Aku dilupakan."

Andri menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Maaf,"

"Lupakan itu, biarkan aku melihat gadis yang berhasil menarik perhatianmu."

"Baiklah,"

Mereka berbincang tentang masa lalu cukup lama. Karena kondisi perusahaan yang tidak bisa ditinggal lama, Andri memutuskan untuk berhenti.

"Maafkan aku, Sandra. Aku harus kembali bekerja."

Cassandra memukul jidatnya kecil, "Aku pasti mengganggu waktumu. Maafkan aku."

"Nggak papa." Andri berdiri dari duduknya, "Aku akan pergi."

Cassandra memegang tangan Andri menghentikkan langkahnya. "Ini kartu namaku. Hubungi aku jika kamu perlu bantuan."

Andri menerimanya, "Terima kasih," ia membalas dengan memberikan kartu namanya pada Cassandra.

"Kenapa setiap aku melihatmu, kamu menjadi lebih pucat dari sebelumnya. Apa kamu tidur dengan nyenyak?"

Juna menatap Aisyah yang fokus pada bukunya. Saat gadis itu menunduk akan terlihat dengan jelas kantung matanya yang mulai menghitam. Aisyah memegang pelipisnya, kepalanya sedikit berdenyut. Bahkan meladeni Juna yang mendekatinya secara langsung pun, Aisyah tidak punya tenaga.

Cintamu Surgaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang