18

4.6K 304 23
                                    

Aisyah menyesap minumannya lalu melanjutkan mengetik. Terlihat sangat serius menatap layar hingga Andri yang baru saja selesai mandi terbuat keheranan dengan sikap Aisyah.

Andri menghampiri Aisyah, menggapit istrinya itu diantara kedua tangannya, "Sedang apa?" gumam Andri. Aisyah yang terlalu fokus pada layar laptop bahkan tidak menyadari bahwa dirinya sedang digapit dari belakang.

"Nulis." balas Aisyah sekenanya.

"Wattpad?"

"Hm?" Aisyah menghentikkan acara mengetiknya ketika menyadari sesuatu, ia menolehkan kepalanya kesamping. Gerakan yang tiba-tiba itu membuat Aisyah tidak sengaja menempelkan bibirnya tepat dipipi Andri.

Aisyah kaget.

Andri kaget.

Kaku sejenak. Andri menegakkan tubuhnya, ia mengusap tengkuknya. "Ka... kalau begitu, aku mau mandi dulu!" ujarnya cepat berlalu kembali ke kamar. Padahal, baru beberapa menit yang lalu Andri selesai mandi.

Aiyah menyesap kembali minumannya, entah kenapa tenggorokannya terasa sangat kering.

Setelah kejadian tak terduga itu terjadi, Andri dan Aisyah sudah kembali normal seperti biasa. Dan karena ini weekend, mereka berdua memutuskan untuk bersantai di sofa sambil menikmati acara TV. Yaah, walau itu hanya terlihat dari luar karena kenyataannya, jantung Aisyah masih berdetak tidak normal. Sementara Andri mengganti acara TV setiap detik, entah ini bisa dibilang menonton atau tidak.

Suara bel rumah mereka berbunyi diselingi dengan suara cempreng yang sedang berdemo minta dibukakan pintu. "Assalamualaikum, Kak Andri, Kak Aisyah!!"

Aisyah bergegas membukan pintu, menampilkan sosok anak SMP dengan rambutnya yang dikuncir kuda. "Wa'alaikumsalam. Lifa!! Ayo masuk." seru Aisyah senang.

Anak SMP bernama Lifa itu mencium tangan Aisyah terlebih dahulu sebelum akhirnya masuk kedalam bersama kopernya. "Siapa yang datang, dek?" tanya Andri sambil melirik kearah pintu.

"Assalamualaikum, Kak Andri."

"Wa'alaikumsalam," Andri melirik Lifa dari atas sampai bawah tidak tertinggal koper yang sedang dibawa gadis itu. "Kok kesini?"

"Ah, Kak Andri segitunya nggak suka sama Lifa?" Andri mengangguk dan Lifa hanya tertawa.

"Jadi kesini ngapain?" tanya Andri lagi.

"Buat liburan, lah. Seminggu dari sekarang, Lifa bakal tinggal di rumah Kak Andri," belum sempat Andri mengajukan penolakkan, Lifa sudah bersuara lagi. "Kak Aisyah kamar yang kosong dimana, ya?"

Aisyah menuntun Lifa ke kamarnya. Tepatnya, kamar Aisyah karena fungsi kamar itu sebelumnya adalah kamar tamu. Selesai mengantar Lifa dan membantu beres-beres, Aisyah pergi menemui Andri.

"Mas!" panggil Aisyah sambil menyentuh bahu Andri yang sejak kedatangan Lifa menjadi pusing. "Mas kenapa? Sakit?"

Andri menggeleng, "Nggak. Cuma bingung bagaimana caranya buat ngusir si Lifa."

Aisyah tersenyum. Andri menatap istrinya itu. "Emang seajaib apa sih, sepupu mas itu sampai buat pusing kayak gini?"

Andri menghela napas. "Kalau diibaratkan, Lifa itu bagai badai ditengah ketenangan." Katanya. Aisyah yang mendengar itu semakin tak bisa menahan tawanya.

"Ini serius lho, dek."

"Iya, iya," Aisyah tersenyum. "Kita ambil khidmatnya saja, ya, mas." Ucapnya pada akhirnya sambil menyandarkan kepalanya di bahu pria itu. Merasakan kepala Aisyah bersanding dibahunya, seketika membuat Andri melupakan sejenak tentang Lifa. Ia tersenyum.

Cintamu Surgaku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang