Make Me Love -7.1-

393 38 0
                                    

Apa kamu bisa pergi menjauh dari pandangan Jinyoung?

---

Kalimat itu benar-benar membuatku terdiam. Yeeun memandangku dan menyadarkanku dari lamunan. "Apa yang kamu pikirkan? Lupakan saja apa yang kukatakan barusan! Aku hanya bercanda!" ungkapnya sambil menghela nafas.

Dia bersiap-siap untuk meninggalkan taman. Aku mencegah kepergiannya, "Jinyoung menyatakan perasaannya padaku. Tapi..." aku tak dapat menyelesaikan perkataanku.

"Tapi, apa?" tanyanya penasaran.

Aku menghela nafasku.

"Apa karena aku?" sambungnya.

Dan itu benar, sejak lama aku sudah mengetahui jika Yeeun menyukai Jinyoung.

"Benarkah? Itu karena aku?" tebaknya lagi dan itu membuatnya tersenyum.

"Sejak kapan kamu mengetahui tentang perasaanku padanya?" Yeeun sangat ingin tahu.

"Entahlah. Kamu terlihat  sangat mengkhawatirkan Jinyoung saat dia mengalami masalah. Kamu sangat memperhatikannya. Tatapan matamu mengatakan semuanya!" ungkapku.

Yeeun hanya tertawa mendengar penjelasanku. "Hmm... Bukankah dia benar-benar bodoh!" sahutnya.

Kami saling memandang satu sama lain. Yeeun mengatakan padaku agar aku mendengarkan isi hatiku. Apa aku menyukai Jinyoung? Apa aku hanya menganggapnya orang asing? Atau, apa aku ingin ada disampingnya? Ikuti hatimu.

Intinya Yeeun mendukung apapun keputusan Jinyoung. Yeeun juga menginginkan temannya bahagia. Yeeun pamit padaku dan meninggalkanku seorang diri di taman.

Aku melangkahkan kaki menuju rumah. Malam ini aku tak pernah membayangkan akan melihat Minkyu. Dia berdiri di depan gerbang rumahku. Aku mengabaikannya dan berlalu membuka gerbang rumah. Dia menghentikan langkahku dan menyampaikan permintaan maaf. Karena telah menyebabkan kehebohan di sekolah. Aku benar-benar tidak ingin mendengar penjelasannya.

Dia memegang tanganku dengan erat. Aku merasa kesakitan dan mencoba untuk melepaskan tangannya. Aku berteriak padanya dan memintanya untuk menyingkirkan tangannya. Dia tidak mau melepaskannya sebelum aku memaafkannya. Tiba-tiba seseorang memegang tangan Minkyu, dia Myungsoo.

Myungsoo menatap tajam Minkyu dan memintanya melepaskanku. Minkyu terlihat kesal karena Myungsoo selalu ikut campur. Dengan terpaksa dia melepaskan tangannya dariku. Myungsoo mendorong Minkyu menjauh dariku. Dia meminta Minkyu untuk pergi dari rumahku sekarang juga. Minkyu melampiaskan kekesalannya dengan menendang sebuah botol air dan berlalu meninggalkan kami.

Myungsoo memandangku dan menanyakan keadaanku. Aku mengatakan semuanya baik-baik saja. Aku bertanya kenapa dia malam begini ada disini. Dia menjelaskan bahwa Nana memintanya untuk memastikan tidak terjadi apapun padaku. Nana mengkhawatirkanku, jika dia khawatir kenapa sekarang malah meninggalkanku seorang diri di rumah. Pikirku sedikit kesal.

Myungsoo menyuruhku masuk ke dalam rumah dan setelah itu dia akan pergi. Aku berterima kasih padanya dan mengucapkan selamat malam.

Aku masuk ke dalam rumah. Aku mengambil segelas air minum karena merasa kehausan setelah pergelutan kecil tadi. Aku kembali mengingat percakapanku dengan Yeeun di taman tadi. Aku merongoh ponselku dari kantong hoodie dan mengirim pesan pada Jinyoung.

'Kamu dimana?' send.

Aku menunggu balasan pesanku, namun sudah lebih dari sepuluh menit sejak pesan kukirim. Tak ada balasannya. Apa dia balas dendam? Saat itu aku mengabaikannya. Pikirku. Aku menghempaskan tubuhku ke ranjang dan mencoba untuk memejamkan mataku. Aku pun tertidur tanpa menyelimuti tubuhku.

Di depan rumahku, aku tidak menyadari jika ada Jinyoung di luar rumah. Jinyoung memandang ke arah jendela kamarku. Dia menghela nafasnya dan melirik ponselnya. Dia menyandarkan punggungnya ke pintu gerbang dan mengalihkan pandangannya ke atas langit. Entah apa yang sedang menganggu pikirannya.

***

Keesokkan harinya di sekolah.

Kumemasuki gerbang sekolah dan menyadari ada sesuatu yang akan terjadi hari ini. Kumelihat sekilas berita tentang seorang aktris yang akan menikahi kekasihnya. Aktris itu tidak lain adalah ibunya Jinyoung. Terlihat siswa lain sedang membicarakannya sambil melirik ponsel mereka. Beragam komentar terlontar dari bibir siswa lain. Ada yang mendukung dan ada yang tidak menyetujui keputusan aktris itu.

Aku melangkahkan kaki menuju kelas dan terlihat Jinyoung belum berada di tempat duduknya. Aku menuju tempat dudukku dan langsung menyapa Irene. Irene mendekatiku dan memperlihatkan beberapa komentar di artikel dari ponselnya. "Bukankah mereka sudah gila?" ujar Irene heran dengan komentar kebencian. Aku hanya bisa diam karena tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

Hyeyoon dan temannya baru saja datang. Dia langsung membuat sebuah panggung untuk memperkeruh suasana kelas. "Wah, bukankah wanita itu sudah gila? Bagaimana mungkin dia akan menikahi pria yang lebih muda darinya. Seharusnya pria itu menjadi Hyung-nya bukan Appa-nya, Park Jinyoung!" ungkap Hyeyoon dan teman-teman yang lain setuju dengan perkataannya barusan.

"Aku benar-benar mengasihani Jinyoung." sahut Boah.

Kelas menjadi sedikit ricuh dan mereka saling mengutarakan pendapat mereka masing-masing.

Beberapa saat kemudian Suho, Hyunwoo dan Yeeun memasuki kelas. Mereka saling melirik satu sama lain, karena melihat seisi kelas menatap kedatangan mereka. Mereka menuju tempat duduk masing-masing. Terlihat Jinyoung tidak datang bersama mereka.

Beberapa menit lagi pelajaran pertama akan dimulai. Namun, Jinyoung tak kunjung datang. Apa dia sakit? Pikirku. Aku meraih ponselku dan mengirim pesan padanya.

'Dimana? Apa kamu sakit? Sebentar lagi Yuri ssaem akan masuk.' Send.

Seperti semalam dia tidak membalas pesanku. Aku memandang ke arah pintu kelas dan berharap dia segera datang. Pintu kelas terbuka dan terlihat Yuri ssaem yang memegang buku di tangannya memasuki kelas. Dia menyapa kami dan memulai pelajaran. Jinyoung, kamu dimana? pikiranku tak karuan memikirkan Jinyoung yang tak kunjung ada kabar.

Di kantin sekolah pada saat jam istirahat.

Terdengar beberapa siswa sedang membahas topik yang sedang panas. Tentu saja mereka membahas perihal pernikahan aktris, ibunya Jinyoung. Suho dan Hyunwoo baru saja sampai di kantin. Dan terlihat mereka sedikit risih melihat tatapan siswa lain. "Apa yang kalian lihat? Apa aku begitu tampan?" seru Suho dengan lantang dan mencibir mereka.

Hyunwoo mencoba menenangkan Suho dengan mendorongnya menuju tempat dudukku dan Irene.

"Annyeong." sapa Hyunwoo padaku dan Irene.

Mereka duduk di hadapan kami. Aku mengambil kesempatan ini untuk menanyakan tentang Jinyoung. Hyunwoo memberitahuku jika Jinyoung sedang sakit. Dia saat ini sedang beristirahat di rumah. Dia menjelaskan keadaannya tidaklah buruk hanya saja dia membutuhkan waktu untuk istirahat. Aku sedikit lega mendengarnya.

Suho beranjak dari tempat duduknya dan membeli sebotol susu strawberry. Lalu meletakkan susu strawberry itu dihadapan Irene.

Irene memandangnya dan bertanya "Apa ini untukku?"

Suho menganggukkan kepalanya dan mengalihkan pandangannya pada layar ponselnya.

Irene tersenyum dan memberikan susu strawberry itu padaku. "Jisoo. Ini untukmu! Aku akan ke toilet. Sampai ketemu di kelas!" ujar Irene dan duluan meninggalkan kantin.

Suho yang melihatnya sedikit kesal. Kenapa pemberiannya diberikan kembali pada orang lain. Suho menghela nafasnya dan memandangku dengan penuh tanda tanya dipikirannya.

"Irene tidak meminum ini! Dia memiliki alergi!" jelasku.

"Tapi, kenapa aku sering melihatnya membeli susu strawberry?" tanyanya merasa heran.

Aku menunjuk diriku. Mengisyaratkan jika Irene membelinya untukku. Suho menyandarkan punggungnya ke bangku dan menghela nafasnya.

"Dasar bodoh!" seru Hyunwoo dan menertawakan kesialan temannya.

Jam istirahat berakhir dan kami kembali ke kelas.

----

next PART 7.2 ^_^

SCHOOL 2020    - Jisoo x Jinyoung - ❤JinJi ❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang