Keesokkan harinya, di rumah sakit. Aku memeriksakan lenganku ditemani Nana eonni. Dokter mengatakan bahwa perban dilenganku bisa dilepas, keadaan lenganku sudah membaik. Memang benar, aku tidak lagi merasakan nyeri. Aku sangat senang mendengarnya, begitupun dengan eonni. Dia tak henti-hentinya tersenyum.
Kamipun berterima kasih dan pamit kepada dokter. Sebelum meniggalkan ruangan dokter, dokter berpesan padaku untuk meminta Myungsoo sekali-kali mampir menemuinya. Karena, sudah lama sekali Myungsoo tidak menemuinya. Untuk sekedar informasi, dokter yang kutemui hari ini adalah hyung-nya Myungsoo.
Myungsoo dan hyung-nya tidak tinggal serumah, karena hyung-nya hidup bersama istri dan anaknya. Myungsoo tidak ingin membebani hidup hyung-nya, maka dari itu dia memilih tinggal seorang diri. Aku berjanji akan menyampaikan pesannya.
Nana eonni mengantarkanku ke sekolah dan langsung pamit menuju kantornya. Aku sampai di sekolah pada jam istirahat. Aku melangkahkan kaki menuju kelas untuk meletakkan tasku. Kelasku benar-benar kosong, karena semua siswa sedang menikmati waktu istirahat. Aku merasa tidak lapar, jadi aku menghabiskan waktu istirahat dengan membaca buku di perpustakaan.
Di kantin sekolah terlihat Jinyoung sedang menikmati makanannya. Di dekatnya ada Suho, Yeeun dan Hyunwoo. Yeeun melihat ada yang berbeda dengan Jinyoung. Dia hanya fokus menyantap makanannya.
"Ada apa?" tanya Yeeun penasaran sambil menatap mata Jinyoung. Jinyoung hanya mengelengkan kepalanya.
"Ada masalah?" Yeeun kembali bertanya.
Jinyoung melirik Yeeun, "Aniyo!" lirihnya dan kembali menyantap makanannya.
Hyunwoo dan Suho menyadari jika ada yang tidak beres. "Apa kau di tolak?" celetuk Hyunwoo.
Jinyoung menatap Hyunwoo, "Apa kau seorang dukun?" tanyanya.
Hyunwoo melirik Yeeun dan Suho secara bergantian.
"Apa aku benar? Wow, Park Jinyoung! Hah, aku benar-benar kasihan padamu." Ungkapnya dan itu membuat Jinyoung kesal.
"Apa kau senang melihatku menderita? Benar, tidak ada yang berjalan sesuai keinginanku!" ungkap Jinyoung kesal.
Suho mengatakan sesuatu hal yang membuat Jinyoung, Yeeun dan Hyunwoo kaget. "Berpacaranlah dengan Yeeun?" usulnya tiba-tiba.
Jinyoung dan Yeeun saling melihat satu sama lain. "Apa maksudmu?" tanya Yeeun.
"Ya, benar. Apa kau sudah gila? Bagaimana mungkin aku dan Yeeun berpacaran!" sahut Jinyoung.
Suho menatap Yeeun, "Apa kau tidak kesal karena Jinyoung hanya memperdulikan Jisoo. Setiap hari dia menyebut nama Jisoo. Di pikirannya hanya ada nama Jisoo. Kau tidak kesal?" jelas Suho.
Jinyoung tidak mengerti dengan topik pembicaraan yang Suho katakan.
"Bukankah kau menyukai Jinyoung? Tapi kau tidak bisa mengatakannya, karena Jinyoung terlalu terobsesi dengan Jisoo." ungkap Suho sambil melihat Yeeun yang hanya diam.
"Jika aku mengatakan perasaanku padamu, apa reaksimu? Apa kau akan menolakku atau kau memberiku kesempatan?" tiba-tiba Yeeun bertanya sambil menatap Jinyoung.
Jinyoung menjadi gugup dan tidak tahu apa yang harus dia katakan.
"Bukankah kita berteman? Aku tidak ingin mengubah status pertemanan kita. Aku tidak ingin kehilangan salah satu temanku hanya karena perasaanku pada Jisoo atau perasaanmu terhadapku." Ungkap Jinyoung meyakini teman-temannya.
Yeeun tersenyum dan tertawa. Yeeun mengiyakan perkataan Jinyoung barusan, "Itu lebih baik. Setidaknya kau mengetahui bagaimana perasaanku padamu. Gomawo, Chingu !" sambil melirik Suho.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL 2020 - Jisoo x Jinyoung - ❤JinJi ❤
Fanfic"AYO BERKENCAN SELAMA SATU MINGGU!" ungkap Park Jinyoung dengan percaya diri padaku. "Jika cara ini berhasil membuatmu nyaman disampingku, maka kita lanjutkan! Jika tidak, maka aku akan berhenti menganggumu. Lebih tepatnya aku akan berhenti menyuka...