Pelakunya adalah pria bertato scorpio di lehernya.
---
"Aku bertemu pria itu tanpa sengaja." Ungkapku.
Mereka kaget dan tidak bisa mempercayainya. Aku menjelaskan semua yang kuketahui, termasuk kesalahpahaman terhadap Haneul oppa. Tadinya aku berpikir bahwa pria yang mendekati rumah adalah pria bertato itu, maka karena itu aku meneriakinya. Sebelumnya aku mengamati dari jendela kamar dan melihat pria itu sedang memandang ke arah rumah ini. Kemarin malam aku bertemu dengannya ketika pulang dari membuang sampah di depan kompleks.
Dan beberapa jam yang lalu pria itu berhasil memasuki rumah dan mengambil USB yang kudapatkan dari Seungwon ahjussi. Aku tidak lupa menceritakan jika saat di rumah sakit aku melihat pria itu dan mengikutinya sampai ke sebuah gedung tua. Aku menuliskan alamat gedung itu dan kuserahkan pada detektif Mark.
"Ya, apa kau sudah gila?" ujar Nana setengah berteriak karena tidak percaya dengan apa yang kualami.
"Mianhae. Aku juga tidak menginginkan kejadian ini! Tiba-tiba saja aku berhadapan dengan pria itu. Lalu aku harus bagaimana?" ujarku sedikit kesal melihat reaksi Nana eonni.
"Ayo pergi. Beritahu atasan tentang pria itu! Lekas cari pria itu!" perintahnya pada Mark dan Gongmyung.
Nana melangkah keluar dari rumah dan menuju mobilnya. Mark bersiap untuk menyetir dan tiba-tiba Haneul menahannya.
"Aku akan berjaga-jaga disini. Berhati-hatilah!" seru Haneul meminta Nana untuk tidak mengkhawatirkan aku dan Soojung.
Mark melajukan mobilnya dengan cepat. Haneul melirik ke sekeliling rumah dan berharap pria itu secepatnya ditangkap. Haneul melangkah kembali ke dalam rumah.
Jinyoung dan Myungsoo memutuskan untuk menginap di rumahku. Aku merasa sedikit bersalah karena harus merepotkan banyak orang. Aku dan Soojung eonni akan tidur di kamar Nana eonni. Aku tidak bisa tidur tenang jika berada di kamarku sendiri setelah apa yang terjadi. Soojung eonni memberikan bantal dan selimut untuk mereka.
"Ya. Jangan coba-coba untuk masuk ke kamar!" ujarnya sambil menatap Jinyoung.
Aku dan Jinyoung saling melirik, lalu aku mengangkat kedua bahuku dan mengucapkan selamat malam.
"Tidurlah, kalian pasti lelah! Aku bersama mereka akan mengawasi diluar!" ungkap Haneul yang baru saja memeriksa keadaan di kamar, lalu menyuruh kami untuk istirahat.
"Oppa, mianhae!" seruku.
Dia hanya membalas dengan senyuman dan menyuruhku segera masuk ke kamar. Haneul mendekati Jinyoung dan Myungsoo, lalu meminta mereka untuk mengawasi sekeliling. Sementara itu di kamar, aku merebahkan tubuhku di ranjang dan menatap langit-langit kamar. Soojung eonni baru saja keluar dari kamar mandi.
"Eonni semuanya akan baik-baik saja kan?" tanyaku sedikit cemas.
Tiba-tiba saja Soojung menyentuh perutnya dan merintih kesakitan.
"Ahh..." gumamnya sambil menahan sakit.
Aku beranjak dari ranjang seraya mendekatinya, "Apa yang terjadi?"
"Sakit." Lirihnya.
"Haneul oppa!" teriakku dari dalam kamar.
Sesaat pintu kamar dibuka oleh Haneul dan dibelakangnya ada Jinyoung dan Myungsoo.
"Kenapa? Ya, Soojung. Apa yang terjadi?" tanyanya sambil melihat Soojung.
Aku menjelaskan jika tiba-tiba saja eonni merasa kesakitan. Haneul dengan segera mengendong Soojung dipundaknya.
"Ambilkan kunci mobilku!" serunya sambil melangkah keluar rumah.
Myungsoo mengambil kunci mobil di kantong jaket Haneul dan segera berlari keluar rumah. Kami segera menuju rumah sakit terdekat. Diperjalanan Soojung tak henti-hentinya merintih kesakitan dan dia menggenggam erat tanganku. Aku sangat mencemaskan keadaannya karena ini pertama kalinya aku melihat kondisinya seperti ini.
"Semuanya akan baik-baik saja!" gumamku mencoba menenangkannya.
Akhirnya kamipun sampai di rumah sakit, Haneul segera mengendong Soojung dan membawanya ke ruang rawat. Haneul meminta perawat yang bertugas segera memanggil dokter Park. Sementara perawat itu menghubungi dokter Park, Haneul menyuruh perawat lainnya mengecek keadaan Soojung.
Tak lama kemudian dokter Park muncul dan menanyakan apa yang terjadi. Haneul menjelaskan keadaannya dan dokter Park segera menanganinya. Setelah mendapatkan perawatan keadaan Soojung kembali stabil. Soojung meminta kami untuk membawanya pulang ke rumah, dia tidak ingin berlama-lama di rumah sakit.
Terlihat Haenul sedang berbicara dengan dokter Park.
"Ya, apa kau mengabaikan tugasmu? Apa karena kau anak pemilik rumah sakit, jadi bisa seenaknya tidak masuk kerja?" ungkap dokter Park.
"Gomawo, Shinhye. Karena dengan cepat menangani wanita itu!" sahutnya sambil menepuk pundak dokter Park Shinhye.
Dokter Park bertanya siapa wanita itu dan Haneul menjelaskan jika dia adalah adik dari mantan tunangannya.
"Nana dongsaeng?" tanyanya agak kaget.
Haneul mengangguk-angukkan kepalanya, "Aku masih berusaha untuk memperbaikinya." Ungkapnya dengan penuh harapan.
"Fighting!" sahut dokter Park.
Tiba-tiba ponsel dokter Park berdering dan dia memperlihatkan layar ponselnya pada Haneul. Haenul mempersilahkan dia untuk kembali bekerja. Dokter Park pamit dan segera menuju ruang operasi. Haneul melirik ranjang yang ditempati Soojung dan melihat ponselnya. Haneul mencoba menghubungi Nana.
Diseberang sana, Nana menjawab panggilan masuk dari Haneul.
"Ada apa?" serunya agak ketus.
Haneul sesaat terdiam, "Bagaimana, apa sudah menemukan pria itu?" tanyanya.
"Apa aku harus memberitahumu?" jawabnya.
"Entahlah! Berhati-hatilah!" sahut Haneul sambil mengakhiri panggilan telepon. Haneul membatalkan niatnya untuk memberitahu Nana tentang keadaan Soojung.
Nana merasa heran dengan tingkah Haneul, "Hah? Apa yang dilakukannya?" gumamnya sangat jengkel.
Tiba-tiba Mark mendekati Nana dan memberitahu jika pria itu tidak meninggalkan jejak sedikitpun di kamar yang di tempatinya. Semuanya bersih dan mereka tidak menemukan kamera cctv di motel itu karena cctv motel rusak.
"Argghhhh...." Nana berteriak karena kesal.
Ponsel Mark berdering ada panggilan masuk dari Gongmyung. Gongmyung memberitahu jika dia menemukan tempat tato yang pernah membuat tato scorpio. Ada beberapa tempat dan saat ini dia sedang menuju tempat tato itu. Mark memintanya untuk segera melaporkan jika menemukan bukti keberadaan pria itu.
---
Keesokkan harinya di sekolah.
Aku berangkat ke sekolah bersama Jinyoung dan Myungsoo. Saat ini aku berdiri diantara mereka berdua. Ya, mereka mengawalku dan pemandangan ini sangat membuatku risih.
"Jisoo." Seru Irene yang baru saja turun dari mobilnya.
Aku melambaikan tangan ke arahnya dan berusaha tersenyum seperti biasa. Irene melirik Jinyoung dan Myungsoo. Jinyoung dan Myungsoo menyapa Irene bersamaan. Hal itu membuat Irene kebingungan dan mendekatiku.
"Ada apa dengan mereka?" tanyanya keheranan.
"Entahlah! Ayo ke kelas!" ajakku sambil meraih lengannya.
Jinyoung dan Myungsoo mengikuti langkah kaki kami. Sesampainya kami di kelas, aku melihat Hyeyoon yang menatap ke arahku. Aku merasa heran melihat sikapnya walau ini bukan pertama kalinya dia menatapku seperti itu.
--
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL 2020 - Jisoo x Jinyoung - ❤JinJi ❤
Fanfiction"AYO BERKENCAN SELAMA SATU MINGGU!" ungkap Park Jinyoung dengan percaya diri padaku. "Jika cara ini berhasil membuatmu nyaman disampingku, maka kita lanjutkan! Jika tidak, maka aku akan berhenti menganggumu. Lebih tepatnya aku akan berhenti menyuka...