BAB 6

5.8K 373 5
                                    


WARNING HALAMAN INI PANJANG, MAAF JIKA BOSAN

KARENA SAKING ASIKNYA NGETIK TAU" UDAN 900  KATA

Jungkook sudah ada di kamar, duduk di sofa yang ada di ujung depan ranjang. Meski baru beberapa jam dia bosan ada di kamar. Lalu pintu kamar terbuka, dan taehyung pun masuk ke kamar tanpa mengetuk. Senyum jungkook merekah ketika melihat taehyung masuk.

"kenapa tersenyum." katanya sedikit mengernyit.

Sumpah demi apapun, sebenarnya taehyung tak sanggup melihat senyum jungkook. Saat dia turun untuk makan dia sudah di bikin gemas oleh tingkah jungkook di meja makan. Maka dari itu dia terus menghindar menatap jungkook saat makan.

Matanya selalu berbinar-binar, dengan senyum cerah. Entahlah, taehyung juga bingung, yang pasti senyumnya berbeda dengan sahabatnya jimin.

Taehyung selalu menampik semua pemikiran tentang jungkook dan apa yang dirasakan taehyung pada jungkook. Dia masih berpikir bahwa dia sebagai pemimpin kelompoknya atau bisa disebut geng Mafia, harus kuat dan tidak lemah. Maka dari itu taehyung tak ingin repot dengan sesuatu hal yang disebut cinta. Karena baginya cinta akan membuat dirinya lemah, dan dia tak mau itu terjadi padanya.

" apa aku tak boleh tersenyum." sambil menampilkan gigi besarnya yang seperti kelinci.

" ehem..." taehyung salah tingkah lagi. " sebenarnya aku ingin bertanya banyak hal tentang semalam, hanya saat ini aku sedang terburu-buru akan pergi."

" setelah urusan selesai, aku akan mengantarmu pulang. Di mana tempat tinggalmu?" katanya lagi.

Se ketika senyum jungkook lenyap, tampak sedih. Sadar atau tidak jungkook menyatukan tangannya dan dilipat ke dada, dan mulai menggigit jempol tangan nya.

" apa tuan mengusirku." digigitinya kuku jari jempolnya dengan mata sedikit berkaca.

Ya tuhan, tolong taehyung. Makhluk apa yang di depan taehyung ini. Saat ini di depannya jungkook bertingkah seperti bayi. Taehyung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" bukan begitu. Aku hanya ingin mengantarmu kepada keluargamu, bukankah keluargamu akan mencari?" jelasnya. Yang benar saja taehyung, kau biasa menghabisi seseorang tanpa mempedulikan orang itu punya keluarga atau tidak dan tak peduli ada keluarga yang menunggu atau tidak. Tapi kenapa sekarang peduli untuk mengantar jungkook kepada keluarganya? Astaga, sepertinya taehyung terkena virus jimin.

" tidak tuan, aku tinggal sendirian. Orang tua ku sudang meninggal setahun yang lalu." katanya sedih.

" oh maaf aku tak bermaksud.."

" tidak apa-apa."diam sejenak. " jadi apa boleh untuk sementara aku di sini tuan, aku takut preman semalam akan mencari aku lagi."

" apa kau punya masalah dengan mereka."

" aku cuma melarikan diri dari mereka. Mereka akan menjual kua semalam." kata jungkook dengan menunduk takut.

Taehyung menghela nafas. " baiklah untuk sementara kau disini."

Jungkook berbinar sambil tersenyum senang, langsung berlari ke arah taehyung sambil memegang tangan taehyung bergelayutan.

"terima kasih tuan." ucap senang sambil sedikit melompat-lompat.

"hmm."kata taehyung kaku. "aku akan pergi sebentar, jika ada butuh sesuatu kau bisa meminta pelayan di sini atau para penjaga di sini."

Jungkook mengangguk-anggukan kepala dengan senyum yang masih lebar. Setelah itu, taehyung pergi keluar kamar tanpa menutup pintu, jungkook masih melihat taehyung sampai taehyung tak terlihat lagi.

Jungkook bosan di dalam kamar, dia berkeliling mansion dengan berlari kecil melihat sekelilingnya. Para pelayan dan penjaga di buat senang dan gemas melihat tingkah jungkook. Mereka tak mengira tuan nya membawa seseorang yang sangat menggemaskan ke Mansion ini. Tidak banyak yang datang ke Mansion Kim, hanya sahabat atau beberapa orang dengan kepentingan lain, tapi tidak untuk menginap. Ini baru pertama kali di Mansin Kim.

Jungkook terus berkeliling dan selalu bertanya kepada para pelayan di sana apa yang dikerjakannya, dan sesekali membantu mereka. Seperti saat ini jungkook membantu tukang kebun untuk menyirami kebun belakang Mansion ini.

Hotel Kim

Taehyung meneliti berkas-berkas di meja. Kantor utama taehyung ada di Hotel Kim, hotel terbesar di Seoul atau bisa dikatakan se Asia. Dia mengembangkan sebuah Hotel sekaligus Kasino terbesar di Dunia. Pamor kasinoNya sudah terkenal di pelosok dunia, karena taehyung sendiri memang terjun ke dunia hitam awalnya dari kasino, jerih payahnya sendri. Hotel dan bar hanya untuk sampingan saja.

" hi taee.." suara cerah seseorang. Tak perlu tau, taehyung sudah tau suara siapa itu. Tak peduli taehyung masih saja melihat berkas-berkasnya, tanpa melihat siapa yang datang.

"heiii...mana bisa kau begitu dingin dengan sahabat mu tae." setelah sampai di depan meja taehyung, dan langsung duduk tanpa persetujuan taehyung.

" kau juga masuk tanpa mengetuk pintu dulu. Aku anggap kau setan yang bisa tembus ke pintu." masih tak melihat jimin.

" aissshh...ini orang.." dengan mengangkat tangan seakan-akan ingin memukul.

" ada apa.?" katanya datar.

" Kau tidak ke kasino? Ada masalah di kasino, kau tidak kesana?"

" aku malas ke sana, kau saja yang urus." sambil meletakkan berkas. " bagaimana dengan barang yang akan dikirim nanti malam apa sudah siap?" melihat jimin sudah minat.

" sudah, tinggal menunggu malam, barang akan segera dikirim ke Kasino yang ada di busan."

" apa ada perkembangan dari musuh kita?" meletakkan tangannya di dagu dan taehyung memainkan jari-jarinya di sana.

" Red dragon?" jimin bergerak kedepan dan meletakkan tangannya di meja kerja taehyung." tak perlu di khawatirkan, pergerakannya selalu dalam pengawasan ku." Jimin memang masih mendalami Red Dragon, dia tak ingin segala sesuatu hal terlewatkan darinya. Dalam beberapa hari ini mereka tak menunjukkan pergerakannya, setelah mata-mata mereka tertangkap oleh taehyung.

"hmm." kau awasi mereka terus.

" aku masih menyelidiki orang-orang Red Dragon, terutama kaki tangannya." dengan smirk penuh misteri.

Taehyung menaikkan alis tanda ingin tahu.

" kau tak tahu?" jimin tak percaya kalau sahabatnya ini tak tahu apa-apa. " kaki tangan nya bernama Suga."

" ada apa dengannya?"

" dia sangat tersembunyi, tak ada yang tahu di seperti apa dia. Kudengar dia sangat licin melakukan tugasnya, diam-diam mengintai lalu tiba-tiba incarannya sudah tergeletak."

Taehyung diam dalam pikirannya meresapi apa yang dikatakan jimin. Sepertinya taehyung harus benar-benar waspada, musuhnya ini memang tak bisa diremehkan. Musuhnya mempunyai anak buah yang terlatih.

THE KILLER KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang