BAB 21

3.2K 228 7
                                    


Jungkook memberengut marah pada taehyung, dia tidak mau berbicara pada taehyung setelah adegan panas di kamar mandi tadi. Dia sekarang tidak bisa berjalan, pantatnya sangat sakit jika berjalan. Saat ini dia sedang ada di sofa sedang menonton tv dan memakan camilan. Bagaimana dia sampai di sini? Tentu saja berjalan dengan susah payah. Taehyung? Dia sedang di ruang kerjanya. Brengsek bukan?

Jungkook terus menggerutu sambil menyumpahi taehyung yang membuatnya sakit seperti ini. Dia tak mengetahui taehyung sudah berada di sampingnya dan tersenyum geli melihat jungkook menggerutu menyumpahinya.

" masih marah baby?" jungkook melirik tajam pada taehyung.

" menurutmu?" kata jungkook sebal.

Taehyung bukan orang yang bisa membujuk orang yang sedang marah. Dia bingung harus berbuat apa ketika jungkook marah dan merajuk seperti ini.

" hi tae..kookie."

Yang di panggil langsung menengok ke arah sumber suara. Terlihat jimin yang dengan senyumnya sumringah menyapa mereka. Dan jimin tak sendirian, di bersama seorang yeoja yang manis. Taehyung mengernyit tak suka jimin membawa orang asing ke rumahnya. Sedangkan Jungkook sedikit terkejut tapi cepat mengontrol keterkejutannya melihat siapa yang bersama jimin.

" halo kookie, lama tak bertemu." sambil memegang tangan jungkook dan ingin mencium tangannya tapi ia urungkan karena pelototan taehyung.

" singkirkan tanganmu jimin." peringat taehyung.

Dengan hati-hati dia meletakkan tangan jungkook dan tertawa nyengir.

" siapa lagi yang kau bawa jimin. Sudah kubilang jangan bawa sembarang orang jimin." sambil menatap penuh selidik pada yeoja di hadapannya.

" dia teman ku Yoonji."

" oow kukira jalangmu."

" aisshh.. Mulutmu tae." gemas jimin ingin memukul mulut taehyung.

Ya yoongi datang bersama jimin. Yoongi tidak tahu kalau jimin akan mengajaknya ke sini. 'Apa dia bosnya' batinya. Dan apa ini kenapa ada jungkook ada di sini, kenapa dia mengenal bos mafia besar ini. Dengan susah payah yoongi menjauhkannya dari dunia gelap, malah dia mendekati seorang iblis. Dan sang boss mafia terus saja menatap tajam dirinya, tapi dia tampak santai dan tidak peduli.

" yoonji kau disini sebentar ya, aku akan mengurus sesuatu sebentar."

" hmm." yoonji mengangguk dan tersenyum tipis.

Setelah itu taehyung dan jimin bersama menaiki tangga menuju ruang kerja taehyung. Jungkook dan yoongi terus mengawasi kepergian jimin dan taehyung sampai tak terlihat lagi. Setelah mereka tak terlihat yoongi langsung berpindah duduk di sebelah jungkook dan memukul kepalanya keras. 'plak'

" hyung~." sambil mengusap kealanya yang di pukul yoongi.

" bocah tengik kenapa bisa sampai di sini." katanya pelan dengan berbisik

" kenapa hyung marah, justru aku yang seharusnya tanya hyung. Kenapa hyung bisa di sini? Dan menyamar." sambil mengernyit melihat penampilan yoongi. "jadi jimin target mu hyung?" tanyanya sambil melotot.

" ishh kenapa bisa jadi begini." yoongi memijit kepalanya pusing." apa dia yang kemarin kau ceritakan?" jungkook mengangguk.

" sebaiknya kau secepatnya pergi dari sini."

" ada apa hyung?"

" kau tak tahu?" jungkook tampak bingung." dia seorang bos mafia yang ditakuti, dia the killer yang tak segan-segan membunuh orang hanya masalah sepele." terang yoongi.

Jungkook terkejut tanpa sadar mulutnya terbuka, lalu dia diam tampak berpikir.

" tidak hyung aku akan tetap disini."

" apa! Tidak..tidak kau harus pergi, ayo ikut bersama ku." sambil meraih tangan jungkook menariknya agar berdiri.

" aargh hyung~." jungkook meringis kesakitan saat tubuhnya bergerak sedikit.

Yoongi mengernyit " kenapa? Kau sakit?" yang ditanya hanya diam menggigit bibirnya." kau aneh kenapa dudukmu begitu?" tanya yoongi penuh selidik. Yoongi mencoba menggerakkan tubuh jungkook lagi, dan benar jungkook kesakitan lagi.

Yoongi terkejut setelah sadar jungkook kesakitan di daerah pantatnya " apa..apa..dia..kau..kau dan dia." yoongi melotot pada jungkook. " apa..yang aku pikirkan sama dengan apa yg kau lakukan?"

Jungkook hanya diam menunduk menggigit bibirnya takut bercampur malu.

Yoongi tak bisa berkata-kata hanya membuka tutup mulutnya tanpa suara, dia terlalu terkejut.

" benar kau dan dia berhubungan intim heh?" jungkook hanya mengangguk menjawabnya." aisshh sialan, brengsek ku hajar dia." yoongi bergerak berdiri ingin menghajar taehyung, tapi dicegah jungkook.

" hyung jangan." jungkook memohon." ingat kau sedang menyamar."

Yoongi duduk kembali sambil menyenderkan punggungnya ke kursi untuk mengontrol emosinya beberapa saat.

" kau ini bagaimana kau dengan mudah menyerahkan dirimu heh." sambil melirik tajam jungkook." kupikir kau bocah polos tak tahu hal begitu." menggeleng-gelengkan kepala.

" aku kan memang polos hyung."

" polos kepalamu heh!" sambil memukul kepala dan bahu jungkook bertubi-tubi " polos apanya hah!bocah tengik."

" sakit hyuung~." sambil tangannya menutupi kepala yang dipukul yoongi secara bertubi-tubi.

Terdengar suara pintu menutup di lantai atas. Akhirnya yoongi menghentikan pukulannya dan merapikan pakaian dan wignya, sama halnya dengan jungkook. Yoongi dan jungkook bersikap biasa saat taehyung dan jimin datang.

"sepertinya kau sudah mulai akrab dengan kookie." kata jimin pada yoonji.

" hmm dia sangat menggemaskan." yoongi dengan senyum palsunya.

Jimin terkekeh " benar aku juga sangat gemas di buatnya."

" hmm aku juga punya adik seperti dia, menggemaskan dan nakal. Dia jarang pulang dan selalu membuat ulah di luar sana membuatku pusing saja. jika sudah pulang aku akan menghajarnya nanti, karena membuat ku pusing."

Jungkook yang mendengarkan menelan ludahnya sendiri ' mati aku', jungkook tau siapa yang dibicarakan yoongi yaitu dirinya sendiri.

Jimin hanya terkekeh mendengar celotehan yoonji.

" baiklah kita pergi yoonji." berdiri dari duduknya di ikuti yoonji. " aku pergi dulu tae."

" hmm."

Kedua pasangan itu pergi dari mansion taehyung.

THE KILLER KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang