BAB 29

2.8K 200 10
                                    



Min yoongi berjalan di kegelapan lorong dengan langkah yang cepat tanpa memperdulikan sekitarnya. Dia hanya terus berjalan tanpa henti sambil merutuki dirinya dalam hati. Entah setan apa yang merasukinya sampai dia bertingkah seperti seorang jalang tadi. Oh man , dia masih seorang namja,tapi tadi dia bertingkah layaknya yeoja penggoda. Di terdesak ngomong-ngomong, jadi apapun caranya sah-sah saja kan? Bukan berarti dia menyukai jimin kan? Benar, itu sah-sah saja untuk lepas dari jimin.

Min yoongi terus saja meracau meyakinkan dirinya bahwa pertemuannya dengan jimin tidak berpengaruh dengan dirinya. Kesal, dia menendang apapun yang ada di depannya saat melangkah. Dia terus berjalan hingga sampai di apartemen nya. Dia memasuki pintu apartemennya yang ternyata lampu masih menyala. Di lihatnya jungkook sedang duduk di ruang tengah sambil menonton TV, di depannya di penuhi bungkusan makanan yang teronggok manis di lantai. Yoongi melihat jungkook tertawa melihat TV sambil memakan camilan yang di dekapnya. Yoongi melihat keadaan apartemen yang berantakan hanya menghela nafasnya. Kalau jungkook tidak sedang mengandung, dia pasti sudah mengomeli bayi besarnya itu.

Sadar kalau yoongi sudah pulang, dia langsung berhenti tertawa. Dan memberikan atensinya pada yoongi.

"Hyung, sudah pulang?" Katanya heran. Pasalnya, yoongi biasa pulang sangat larut mendekati fajar jika ada misi.

" Hmm." Yoongi melepaskan sweater dan topinya. "Kenapa belum tidur kook ini sudah malam, bukankah besok kau berangkat kerja di tempat yang baru?"

" Aku lapar hyung~."sambil memelaskan matanya.

Yoongi terkekeh mendengar rajukan jungkook " perutmu mu bisa-bisa meledak nanti."

" Ish, hyuung~ ini kan maunya calon anak ku?"

Yoongi mendekati jungkook dan duduk di sebelahnya. Dengan tanpa basa basi jungkook tidur meletakkan kepalanya di paha yoongi. Melihat tingkah manja jungkook, yoongi hanya tersenyum kecil dan membelai kepala jungkook dengan sayang.

" Aigoo..bayi besar ku sangat manja nee~. Apa kau tidak mual makan banyak begitu?"

Jungkook hanya menggelengkan kepalanya." Tidak hyung."

" Apa itu wajar, setahuku kehamilan muda biasanya sangat merepotkan. Pagi hari biasanya akan mual dan muntah-muntah, makan pun pasti akan di muntahkan kembali."

" Benarkah? Aku juga tidak tau hyung. Aku tidak mengalami muntah-muntah dan nafsu makan ku juga meningkat. Hanya memang terkadang sedikit pusing."

Yoongi mengangguk-anggukan kepala mengerti. " Besok saat kau periksa kandungan,kau tanyakan saja pada jin hyung, sekarang tidurlah."

" Ne~." Jungkook bangkit pangkuan yoongi dan berjalan masuk ke kamarnya.

Mata yoongi mengikuti pergerakan jungkook sampai jungkook menutup pintu kamarnya. Setelah nya yoongi kembali melihat TV yang menyala, tapi dia tidak menyimak apa yang di tayangkan di TV. Pikirannya kemana-mana, di sibukkan dengan kejadian tadi. Dan dia baru menyadari bahwa misinya gagal kali ini. 

Yoongi memberantakan rambutnya frustasi. Semua gara-gara bantet mesum  itu, dia gagal dengan misinya . Dan dia lupa melaporkan tugasnya yang telah gagal. Jimin memang tak bisa di remehkan ternyata, yoongi terlalu meremehkan sehingga dia lengah.

Yoongi meregangkan tubuhnya yang pegal, bergulat dengan jimin tadi membuat badannya terasa mau patah. Untung saja di bisa kabur tadi dan mengejutkannya tentang identitas yoonji.

Tiba-tiba dia menghela nafasnya saat mengingat kondisi jungkook. Sebenarnya dia sangat keberatan jungkook bekerja, dia sedang mengandung. Selain dia tidak ingin jungkook kelelahan , perutnya akan semakin kelihatan besar. Tapi jungkook keras kepala ingin bekerja, katanya dia ingin mengumpulkan uang untuk biaya persalinannya sendiri. Dan yoongi hanya bisa menuruti kemauan jungkook. Sungguh dia ingin sekali memukul wajah taehyung, gara-gara dia jungkook harus kesusahan seperti ini. 

Tapi untunglah anak jungkook yang masih di dalam perut sangat mendukung ibunya. Dia tidak mau merepotkan ibunya dengan morning sick dan ngidam yang aneh- aneh. Tapi seingat dia jika si ibu tidak merasakan muntah dan mual, biasanya sang ayahlah yang mengalaminya. Kebanyakan sii seperti itu, dan yoongi akan sangat bersyukur jika itu benar-benar terjadi pada taehyung. Biar dia merasakan bagaimana menderitanya orang yang sedang mengandung, jadi tidak asal main menusuk lubang saja. 


Mansion Kim

'Hoeekk' 

'Hoeekk'

Taehyung keluar dari kamar mandi dengan sangat lemas menuju ranjangnya, dan merebahkan tubuhnya di kasur. Saat ini kepalanya seperti mau pecah. ' apa ia harus memeriksakan diri ke RS ya' pikir taehyung. Dia sungguh lemas sekali,entah ada apa dengan dirinya saat ini. Taehyung memejamkan matanya tanda ia ingin tidur, padahal ini sudah pagi dan seharusnya dia bersiap-siap berangkat ke kantor.

Tring tring tring

Bunyi ponsel taehyung terdengar keras mengagetkan taehyung dari tidurnya. Taehyung meraba-raba di meja nakas untuk mengangkat ponselnya yang berdering dengan heboh.

"Hmm" jawab taehyung

"....' 

" Aku di mansion."

"...."

"Tidak, aku tidak berangkat hari ini. Badan ku sangat lemas sekali dan perutku serasa di aduk-aduk."

"..."

" Kau gantikan aku."

"...."

"Terserah ku, aku bosnya. Dan aku bisa menyuruh pegawai ku, dan kau pegawai ku jimin."

"..."

" Jangan mengumpat, aku tutup telponnya,aku ingin tidur."

Tanpa menunggu jawaban, taehyung langsung menutup telponnya. Dan langsung melanjutkan tidurnya lagi.


Jungkook POV

jungkook berulang kali menghembuskan nafasnya sebelum memasuki sebuah gedung perkantoran. Dia sangat gugup sekali di hari pertamanya bekerja. Bukan hanya hari pertama bekerja , tapi ini benar- benar awal dia mulai bekerja di sebuah perkantoran. Perusahaan ini tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga. Perusahaan ini hanya anak perusahaan, yang bergerak di bidang konstruksi. Dia masih tidak tahu akan di letakkan di bagian apa, sepertinya dia harus mengikuti training terlebih dahulu, sebelum dia di tempatkan di bagian apa.

Tring tring tring

Ponsel jungkook tiba-tiba berbunyi keras, sampai- sampai dia kaget saat ponselnya sendiri berbunyi. Dia lupa mengganti mode sunyi, akan sangat mengganggu kalau ponselnya berbunyi saat training nanti.

" Iya hyung, aku baru saja sampai."

"..."

" aku tidak apa-apa, doakan aku semoga hari ini berjalan lancar hyung."

"..."

"Hmm, nee~"

Hyungnya sangat mencemaskan dirinya, setiap jungkook keluar rumah yoongi sering sekali menelponnya untuk memastikan keadaannya. Sebenarnya yoongi sangat keberatan jika jungkook bekerja saat kondisinya seperti ini. Perutnya semakin lama akan semakin membesar, dan pasti akan sangat kesulitan nantinya. Dan apa perusahaan akan menerima kondisi jungkook nantinya? Entahlah saat ini jungkook tak ingin memikirkan itu dulu. Jungkook memakai kemeja yang sedikit longgar agar bisa menutupi perutnya yang sudah mulai sedikit membuncit.

Setelah panggilan hyungnya berakhir, dia segera mengganti mode suara ponselnya menjadi sunyi dan memasukkan ponselnya di dalam tas ranselnya.

"Baiklah jungkook kau pasti bisa." Kata jungkook menyemangati dirinya sendiri.

Dengan mantap dia melangkah memasuki gedung perusahaan itu. Dia tidak tau apa yang akan menantinya di dalam sana, jungkook hanya mengikuti alur. Yang pasti dia sudah berusaha, benar bukan?


TBC


LAGI MALAS UP AKHIR-AKHIR INI,BUTUH DUKUNGAN GAESSS

JIKA SUDAH BACA CERITA KU, JANGAN JADI READER YANG BISU DONK

AKU BUTUH KOMENNYA N VOTE BUAT NAMBAH SEMANGAT Q

JADI Q BISA TAU TULISAN Q INI JELEK ATAU BAGUS??

ATAUKAH BISA BUAT READER BERKESAN ATAU TIDAK??

THE KILLER KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang