/7/

2.9K 336 3
                                    

Waktu terasa begitu singkat. Mereka semua sejak tadi asik bercerita dan berbincang satu sama lain. Suasana disana sudah semakin akrab dan tak canggung seperti beberapa saat yang lalu. Bahkan Hueningkai dan Yuna serta Soobin dan Lia sudah saling mengetahui satu sama lain kalau mereka adalah benar orang yang pernah di temuinya itu.

Chaeryeong, Beomgyu dan Taehyun hanya mendengarkan dengan seksama cerita pertemuan di antara keempat orang itu. Mereka tidak menyangka kalau Korea sesempit ini.

"Eh, Bin. Karena lo udah ketemu sama Lia, mending lo ganti duitnya." Taehyun mengusulkan.

"Eh, jangan. Ngga usah di ganti. Gue juga udah ngomong sama Soobin kemaren kalau jangan di ganti. Lagian... gue kan ngga tau kalau kita bakal ketemu lagi kaya gini." Jawab Lia.

"Oke deh, tapi sebagai gantinya... kapan-kapan gue traktir lo makan. Dan lo harus mau!" tegas Soobin.

Mendengar itu, Lia hanya menganggukan kepalanya tanda setuju. Ia benar-benar tidak percaya, bahwa dalam waktu sehari ini ia bisa mendapatkan beberapa teman yang baik dan membuat dirinya menjadi lebih merasa nyaman.

Karena setelah beberapa bulan ini, hidupnya di penuhi dengan kesengsaraan dan keterpurukan semenjak ayahnya menikah lagi dengan wanita beranak satu. Ia terpaksa harus memiliki saudara tiri yang membuat hari-harinya semakin hancur, Yiren.

"Oh ya, Yun. Kemaren lo habis dari mana emang?" kini giliran Hueningkai yang bertanya pada Yuna. Karena ia bertemu Yuna di bandara, jadi ia berpikir untuk bertanya pada gadis itu sekaligus membuka topik untuk mereka berdua.

"Oh itu, gue baru pulang dari Jepang. Hehe," jawab Yuna yang di balas anggukan oleh Hueningkai tanda mengerti. "Terus lo sendiri, abis dari mana?" lanjutnya.

"Gue sih cuman ikut Boemgyu buat jemput Chaeryeong."

Dan setelah percakapan terakhir itu, mereka kembali saling diam. Memang mereka masih canggung satu sama lain, mengingat mereka juga baru saling mengenal dan masih banyak yang harus mereka pahami satu sama lain.

"Eh Yun, kok lo jadi diem gini sih? Santai aja kalau sama mereka mah, gue aja yang baru kenal udah langsung deket kok, hehe." ucap Chaeryeong.

"Iya deket. Soalnya lo cerewet." Beomgyu mendelik sinis ke arah Chaeryeong.

"Dih... rese lo, Gyu!" Chaeryeong memekik.

"Ngga apa-apa, ngga usah di dengerin dia mah. Gue seneng kok punya temen cewek yang cerewet kaya lo!" bela Taehyun sambil membuat gestur 'ok' oleh jarinya.

Mendengar Taehyun berkata seperti itu, Chaeryeong langsung menatap Taehyun malu-malu. Ia menjadi salah tingkah di buatnya, maka dari itu ia membalas pernyataan Taehyun hanya dengan senyuman tanpa membalas dengan kata-kata.

Ampun deh, kenapa gue jadi salah tingkah gini ya? Stop Chaer, biasa aja deh!

Sebaliknya dengan Chaeryeong, mendengar pernyataan Taehyun, Beomgyu hanya menggelengkan kepalanya. Ia heran dengan sikap Taehyun belakangan ini, pemuda itu menjadi baik padanya dan tidak begitu menyebalkan seperti biasa. Sikapnya juga berbeda pada Chaeryeong di banding dengan gadis lain.

Taehyun tidak pernah mencari gara-gara lagi, tidak pernah memulai keributan bahkan ia menjadi pemuda yang sedikit lebih pendiam dari sebelumnya. Padahal sebelumnya Taehyun selalu petakilan dan membuat orang-orang kesal karena tingkah di luar nalarnya.

"Terserah lo deh, Tae." pasrah Beomgyu.

Setelah beberapa lama mereka semua mengobrol, tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul lima sore. Lia yang tidak sengaja melirik ke arah jam dinding yang terpasang di atas televisi, seketika beranjak.

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 𝐿𝑜𝒷𝑒 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang