/15/

2.4K 304 4
                                    

Soobin, Beomgyu, Taehyun dan Hueningkai sekarang ini sedang berada di apartement mereka. Taehyun dan Beomgyu asik bermain game bersama, sementara Soobin dan Hueningkai hanya duduk memperhatikan sambil memakan snack yang baru saja mereka beli di mini market.

Suasana malam di apartement mereka memang sudah biasa seperti ini. Makan, bermain game, mengobrol atau terkadang mereka asik sendiri bersama ponsel masing-masing.

Terkadang juga Yeonjun dan Jungkook kemari jika mereka sedang penat karena pekerjaan dan butuh hiburan. Karena dengan hanya datang ke apartement ini, hiburan sudah terpampang di depan mata mereka. Hiburan yang membuat mereka gampang tertawa yaitu menyaksikan keempat pemuda 'Aneh' ini bertengkar, saling mencemooh satu sama lain, mengejek, adu mulut, bahkan saling memperebutkan sesuatu yang tidak begitu penting. Dan itu akan membuat Yeonjun apalagi Jungkook, selaku pemuda paling tua disini merasa sangat terhibur dan bersuka cita.

Terkadang Jungkook hanya duduk sebentar saja, dan jika ia telah mendapatkan apa yang ia inginkan —hiburan gratis— tanpa bicara apa-apa lagi, ia langsung kembali lagi ke apartementnya. Aneh memang, bukan melerai malah asik menontoninya. Tapi memang seperti itulah mereka.

"Bin," Hueningkai menoleh kepada Soobin yang duduk di sampingnya itu.

"Hm?"

"Kayaknya gue tertarik deh sama Yuna." Jujurnya, dengan kedua mata yang menerawang ke atas. Membayangkan wajah Yuna pada saat mereka berdua mengobrol dan bercerita banyak di pinggir jalan tol tadi sore.

"Hah? Tertarik? Maksud lo tertarik gimana?" Soobin masih belum mengerti apa maksud dari ucapan Huengkai padanya.

"Kayaknya... gue..." Hueningkai menatap serius wajah Soobin, "suka sama Yuna."

Soobin membuka mulutnya kecil. Sedikit tidak percaya namun tidak terkejut sama sekali. "Ohh?"

"Gue jatuh cinta sama Yuna."

Mendengar Hueningkai mengatakan kata cinta, Beomgyu dan Taehyun yang semula asik pada permainan mereka, tiba-tiba saja menoleh ke belakang, tepatnya kearah Hueningkai.

Sangat jarang sekali bagi mereka mengatakan hal-hal seperti itu. Sebelumnya mereka tidak begitu tertarik untuk mendalami tentang cinta. Mereka pikir, kalau sudah jodohnya, cinta akan datang pada mereka dengan sendirinya tanpa harus mereka cari-cari.

Mereka berprinsip, cinta yang sesungguhnya adalah jika hati kita merasakan perasaan yang berbeda pada saat pandangan pertama, maka itu pasti cinta. Kita tidak perlu mencari itu, karena moment itu akan datang pada kita dengan sendirinya. Jika perasaannya pada kita sama seperti perasaan kita padanya, maka itu adalah takdir. Takdir untuk bersama.

"Serius lo?" Beomgyu benar-benar tidak percaya .

Hueningkai mengangguk yakin. "Sejak gue pertama kali ketemu Yuna di bandara, gue udah ngerasain ada yang beda pas gue natap mata dia. Awalnya gue ngga mikirin itu, toh gue juga ngga tau kalau nanti bakal ketemu lagi sama dia atau ngga... tapi ternyata takdir temuin gue sama dia lagi, ini bukan kebetulan kan?"

Hueningkai menarik napasnya sesaat, menjeda ucapannya, seraya berpikir, apakah tidak masalah kalau ia menceritakan tentang hal ini pada ketiga sahabatnya?

"Awalnya masih ngga yakin sama perasaan gue, tapi makin kesini... semakin sering gue ketemu sama dia, gue jadi yakin. Kalau gue jatuh cinta sama dia."

Mendengar penjelasan panjang itu, ketiganya pun masuk ke dalam pikiran mereka masing-masing. Bukan sebuah kebetulan juga, kalau mereka merasakan hal yang sama seperti apa yang di rasakan Hueningkai saat ini.

"Gue juga sama." Tiba-tiba Taehyun bersuara. Membuat semua kini beralih memandang pemuda itu.

"Maksud lo?" Beomgyu menatap Taehyun lebih intens.

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 𝐿𝑜𝒷𝑒 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang