/20/

2.4K 302 13
                                    

Taehyun masih berdiri di tempatnya, yaitu di depan sofa dimana kini Lia dan Chaeryeong duduk. Sementara Lia dengan telaten dan hati-hati mengobati luka yang ada di punggung Chaeryeong. Sesekali Chaeryeong mencengkram kuat bajunya sendiri saat rasa ngilu di sertai perih datang menggerayangi punggungnya.

Taehyun yang sedari tadi memerhatikan, merasa tidak tega pada Chaeryeong. Entah mendapat dorongan dari mana, pemuda itu tiba-tiba duduk si depan Chaeryeong dan meraih satu tangan gadis itu, menggenggamnya erat.

Chaeryeong yang semula menunduk, sontak mengangkat kepala. Mengerjap ketika mendapati Taehyun sudah duduk di depannya dan juga menggenggam tangannya.

Satu tangannya masih bertengger di dada, menahan agar bajunya tidak turun sementara satu tangannya yang lain kini ada dalam genggaman tangan besar Taehyun.

Kedua kini saling memandang lekat satu sama lain. Banyak pertanyaan bermunculan dalam pikiran mereka sampai keduanya tak bisa menjabarkan satu persatu.

Sementara Lia masih sibuk berkutat dengan luka di punggung Chaeryeong, tidak menghiraukan apa yang terjadi disana.

Pandangan teduh dan genggaman hangat Taehyun pada Chaeryeong seakan bisa mengalihkan rasa sakit di punggungnya. Karena biasanya ketika Lia melakukan kontak pada lukanya, seketika Chaeryeong akan mengerang kesakitan. Tapi kali ini tidak. Ketika Taehyun berada di hadapannya.

Tidak ada suara maupun gerakan kecil, hanya saling tatap yang tercipta di antara Taehyun dan Chaeryeong. Mereka hanya memandang lurus dan lekat pada netra masing-masing. Seakan keduanya mengisyaratkan sesuatu melalui mata mereka. Ya, mengisyaratkan tentang apa yang mereka berdua rasakan saat ini.

"Udah selesai."

Keduanya tersadar, bersamaan dengan suara yang keluar dari mulut Lia. Gadis itu rupanya telah selesai mengobati luka Chaeryeong, di barengi dengan tarikan napas lega.

"O—oh, thanks, Lia." ucap Chaeryeong pelan pada Lia yang masih ada di belakangnya. Merapihkan kembali semua alat p3k ke dalam kotaknya.

Lia meletakkan kapas, perban dan obat merah ke tempatnya seperti semula. Untung saja ada Lia disini. Kalau tidak, siapa yang akan mengobatinya? Taehyun? Tentu saja tidak mungkin jika letak lukanya ada di bagian punggung.

"Iya, Chaer. Sama sa—

Lia menghentikan kalimatnya ketika ia matanya beralih fokus pada Chaeryeong dan Taehyun yang kini saling berhadapan. Ia juga melihat Taehyun tengah menggenggam tangan Chaeryeong dan mereka saling memandang lekat satu sama lain. Ia tidak menyadari apa yang terjadi di antara mereka berdua selama ia mengobati luka Chaeryeong

"Ekhem," Lia berdeham pelan, menghilangkan kecanggungan di antara mereka.

Mendengar itu, Taehyun tersadar dan lalu melepas tangan Chaeryeong dari genggamannya.

"Oh, E-eum, s—sini, biar gue simpen kotak obat sama airnya ke dapur."

Tidak ada yang menyuruh, dengan canggung Taehyun segera mengambil kotak obat dan air dalam baskom lalu membawanya ke arah dapur. Pumuda itu langsung beranjak tanpa menatap kearah Lia maupun Chaeryeong.

Kedua gadis itu hanya mengikuti gerak gerik Taehyun dengan pandangan mereka. Sampai akhirnya pemuda itu menghilang di ambang pintu dapur.

Lia yang melihat itu langsung beralih pada Chaereong yang masih memandangi pintu dapur.

"Kenapa dia?"

Chaeryeong menoleh, lalu menggelengkan kepalanya ragu.

"Ya udah, ayo gue anter ke kamar. Lo harus ganti baju."

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 𝐿𝑜𝒷𝑒 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang