/17/

2.3K 300 14
                                    

Pikiran Ryujin terus saja berputar-putar memikirkannya. Ia tidak tau bagaimana sebenarnya perasaan cemburu itu. Karena jujur, ia belum pernah merasakan hal aneh pada dirinya seperti sekarang ini. Ia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini jika dekat dengan seorang pemuda. Karena ia memang tidak pernah mendekatkan diri pada seorang pemuda sebelumnya.

Ryujin menggelengkan kepalanya cepat, guna menghilangkan pikiran-pikiran aneh yang melayang-layang di otaknya itu.

"Ngga, ngga. Masa gue cemburu sih?" Ryujin mengigit bibir bawahnya, matanya masih berkeliaran ke sembarang arah.

Ryujin menggelengkan kepalanya, lagi dan lagi.

"Duh, gue ini kenapa sih?"

Sudah kesekian kalinya Ryujin membalikkan badan dengan gelisah di atas tempat tidur. Ia merasa tidak nyaman dengan berbagai macam posisi tidurnya.

"Ya tuhan." keluh Ryujin seraya bangkit dari tidurnya.

Kini gadis itu sudah dalam keadaan duduk.

Tapi kayaknya bener deh, gue cemburu. Dan gue....

"Jatuh cinta sama Beomgyu?" Ryujin mengerutkan keningnya saat mengatakan kalimat itu.

Menghela napas panjang, gadis itu menutup matanya rapat seakan tidak percaya ia akan  mengatakan kalimat seperti itu. Dengan cepat, Ryujin kembali menghempaskan tubuhnya ke atas kasur empuknya itu, sehingga kasurnya ikut terpental karena kejatuhan tubuhnya. Ia menarik selimut dan menutup seluruh tubuh sampai kepalanya.

Kayaknya gue butuh tidur!

🌷LoveIsLove

Sementara disisi lain..

Beomgyu sudah berada di dalam kamarnya. Berbeda dengan Hueningkai, Soobin dan Taehyun. Mereka bertiga masih ada di ruangan depan, karena suara mereka masih terdengar oleh Beomgyu.

Bukan tanpa alasan, Beomgyu masuk ke kamarnya terlebih dahulu karena sebenarnya ia ingin menghubungi seseorang. Siapa lagi kalau bukan Ryujin. Tapi sayangnya, sudah ke sekian kalinya ia mencoba menghubungi gadis itu, tapi Ryijin tidak kunjung menerima panggilan darinya. Bahkan mengirim pesan pun tidak ada yang di balasnya.

Kemana sih dia?

Beomgyu berbaring terlentang menghadap ke atap kamarnya sambil memainkan ponsel yang sejak tadi ada dalam genggamannya.

Memutar-mutar ponselnya, berharap Ryujin membalas pesannya atau menghubunginya balik. Tapi hasilnya nihil, gadis itu tidak kunjung menghubunginya sampai saat ini dan itu semakin membuat Beomgyu gelisah.

"Udah tidur kali, ya?"

Akhirnya Beomgyu pasrah. Menaruh ponselnya di atas nakas dekat ranjangnya, ia memejamkan mata untuk tidur. Ia berharap besok pagi saat ia bangun, Ryujin sudah membalas semua pesannya.

🌷LoveIsLove

Dan keesokan harinya..

Ryujin membuka kedua matanya dengan perlahan. Samar-samar ia melihat setitik cahaya. Itu adalah cahaya matahari yang memantul ke jendela kamarnya. Rupanya bi Yen sudah membuka gordennya.

Gadis itu perlahan beranjak dari tidurnya. Ia sedikit menggeliat guna memperbaiki otot serta tulangnya yang kemungkinan kaku setelah semalaman tertidur.

Ryujin baru ingat kalau semalam tidurnya tidak begitu cepat seperti biasa, ia baru bisa tidur sekitar jam sebelas malam dan itu sudah sangat larut baginya yang terbiasa tidur jam sembilan malam. Pantas saja, matanya masih sedikit mengantuk dan badannya terasa tidak enak.

Tanpa sengaja, iris coklat milik Ryujin menatap kearah jam dinding yang ada di atas pintu kamarnya. Jam itu sudah menunjukan pukul sembilan pagi. Ryujin lalu mengucek sebentar matanya karena belum percaya dengan apa yang ia lihat. Tapi ternyata yang terpampang itu benar. Benar-benar jam sembilan pagi teng.

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 𝐿𝑜𝒷𝑒 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang