/24/

2.3K 303 13
                                    

Keesokan harinya...

Chaeryeong, Lia dan Yuna tengah berjalan di area kampus. Mereka datang ke kampus bersamaan karena memang Yuna dan Lia masih menginap di apartement Chaeryeong.

Mereka berjalan beriringan sambil membicarakan tentang Lia yang sekarang sudah sah menjadi kekasih Soobin. Yuna dan Chaeryeong tidak henti-hentinya menggoda Lia sampai wajah gadis itu memerah akibat menahan malu sejak kemarin sampai sekarang.

"Lo berdua udah dong, gue malu nih. Perasaan ngga selesai-selesai godain guenya dari kemarin." Lia memanyunkan bibirnya gemas sambil menyubit lengan kedua sahabatnya yang berjalan di kedua sisinya itu.

"Hehe... gue seneng liat lo senyum kaya gini, Li. Jarang-jarang kan?" Yuna menggandeng dan menyandarkan kepalanya di bahu Lia yang sebenarnya lebih pendek darinya.

Lia menepuk pipi Yuna terharu, "thanks ya... kalau ngga ada kalian, apalah daya gue."

Mendengar itu, Chaeryeong langsung mencubit pipi Lia. "Cieee... terharu ya?"

"Iya lah, gue beruntung banget punya kalian sekarang." Lia menatap tulus kedua sahabatnya secara bergantian.

Mereka saling merangkul satu sama lain. Mereka tidak peduli menjadi perhatian orang-orang di sekitar. Masalahnya mereka bertiga kini saling merangkul sambil tetap berjalan lurus. Memenuhi lebar jalan.

"Eh Chaer, tapi gue marah sama lo!" Pekik Yuna sambil melepas rangkulannya pada Lia.

Chaeryeong menaikan satu alisnya, "marah?"

"Iya marah. Gue kan udah bilang berulang kali sama lo, kalau lo ngga usah pergi ke kampus dulu. Malah ngeyel." Mendengar ucapan Yuna, Lia pun langsung mengangguk setuju.

"Iya, lo harusnya istirahat dulu aja. Luka lo aja belum kering."

Chaeryeong membuang napasnya jengah, "udah di bilangin gue ngga apa-apa. Lagian yang lukanya kan punggung gue. Bukan di kaki, apalagi otak gue."

"Ih, keras kepala!" Sulut Yuna yang di balas juluran lidah oleh Chaeryeong layaknya anak kecil.

Saat mereka sedang asik bercengkrama dan bercanda. Tiba-tiba sebuah suara memanggil Lia dari arah belakang.

"LIA!!"

Sudah jelas siapa yang memangginyal itu. Lia sudah hapal sekali dengan suara itu. Iya, itu adalah suara Yiren.

Lia, Yuna dan Chaeryeong langsung membalikkan badan mereka setelah mendengar panggilan itu. Ketiganya kompak merubah ekspresi wajah mereka yang memancarkan perbedaan. Yuna menatap dengan nyalang dan tajam, Chaeryeong memutar bola matanya malas, sementara Lia hanya memandang datar.

Yiren dan kawan-kawannya, Yujin dan Wonyoung berjalan mendekati mereka. Yiren tampak sangat marah pada Lia, bisa di lihat dari sorot matanya yang menyala-nyala.

Dengan cepat Yuna berpindah posisi melangkah maju untuk menghalangi Lia dari Yiren. Membuat keduanya kini saling berhadapan.

"Eh, lo ngomong apa sama ayah? Sampe dia nanya tentang lo gimana di kampus ke gue?!" Tanya Yiren dengan air muka padam. Gadis itu tidak menghiraukan Yuna yang kini berdiri di depannya, matanya tetap mengarah pada Lia di belakang Yuna

"Mak--

"Chaeryeong, lo bawa Lia pergi dari sini, biar gue yang hadepin ini cewek!" Titah Yuna, memotong ucapan Lia.

"Hah? Pergi?" heran Chaeryeong.

"Iya pergi, buruan!"

"Tapi lo?"

"Buruan, Chaer!" Yuna sama sekali tidak menoleh ke arah Chaeryeong maupun Lia. Pandangannya terus mengawasi Yiren dan kedua temannya.

Akhirnya Chaeryeong pun melangkah pergi bersama Lia. Awalnya Lia menolak karena ia takut terjadi hal-hal yant tidak di inginkan di antara mereka. Tapi Chaeryeong berhasil membawa Lia pergi bersamanya.

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 𝐿𝑜𝒷𝑒 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang