/9/

2.7K 327 7
                                    

Beomgyu dan Ryujin saat ini sudah berada di apartement milik Ryujin. Apartement yang indah dan nyaman dengan interior bertema shabby chic ini cocok sekali dengan Ryujin yang berkepribadian lembut, hangat dan ramah.

Mata Beomgyu tidak berhenti menjelajahi setiap sudut ruangan ini dan menggumamkan ketakjubannya. Ia begitu nyaman berada disini. Tapi ia juga sebenarnya sedang mencari-cari sesuatu yang ingin ia lihat. Namun tidak kunjung ia temui.

Setelah beberapa saat akhirnya ia menyerah untuk mencarinya sendiri dan memutuskan untuk bertanya pada sang pemilik rumah.

"Orang tua lo mana, Jin?" tanya Beomgyu sambil menatap Ryujin penasaran.

Ryujin tersenyum manis saat Beomgyu menanyakan hal yang sebenarnya ia sudah kira sebelumnya.

"Gue tau pasti lo mau nanyain itu," ia berhenti sejenak. Menghela napasnya panjang seraya merapatkan sweaternya. "Gue tinggal sama bi Yen di sini, orang tua gue udah ngga ada, mereka sudah meninggal dunia sekitar 5 tahun yang lalu." lanjutnya menjelaskan semuanya pada Beomgyu.

Mendengar itu, Beomgyu menjadi sedikit tidak enak pada Ryujin.

"Maaf Jin, gue enggak tau." sesalnya.

Tapi wajah Ryujin tidak sedikit pun menampakan kesedihan meski ia kembali teringat pada kedua orangtuanya yang sudah meninggal itu. Mungkin ia sudah mengiklaskan kepergian orang tuanya sejak lama dan sudah terbiasa menjalani kehidupannya tanpa mereka.

"Ngga apa-apa kok, Gyu." jawab Ryujin dengan tenang dan santai.

Tiba-tiba seorang wanita paruh baya datang menghampiri mereka berdua yang sedang asik berbincang, sambil membawa nampan dengan dua gelas cangkir susu coklat di atasnya.

"Kamu kemana aja sih, non? Bikin bibi khawatir aja." ucapnya seraya menaruh gelas di atas meja, lalu setelah itu ia duduk bergabung bersama sang majikan dan tamunya.

Bi Yen adalah pengasuh sekaligus satu-satunya orang yang tinggal di sini bersama Ryujin. Ia mengasuh Ryujin sejak kecil. Ia sudah menganggap majikannya itu seperti anaknya sendiri. Begitu juga dengan Ryujin, ia sudah menganggap bi Yen seperti orang tuanya sendiri.

"Aku tadi mampir ke apartement Beomgyu, bi Yen." Jawab Ryujin dengan wajah sumringah, "sekarang aku punya temen disini, bi."

Melihat Ryujin tersenyum bahagia seperti itu, bi Yen ikut merasakan kebahagiaannya. Meski Ryujin banyak tersenyum di luar, ia tau di dalam hati nona mudanya itu merasa sangat kesepian.

"Syukur deh kalau gitu." Lalu ia menoleh Beomgyu, "ayo nak Beomgyu, di minum susu nya, selagi hangat." lanjut bi Yen yang kebetulan sudah berkenalan dengan Beomgyu.

"Oh, iya, makasih bi-bi Yen?" Beomgyu sedikit ragu, ia belum tau harus memanggil bi Yen dengan sebutan apa.

"Iya, bener. Panggil bi Yen aja." lanjut bi Yen menegaskan.

Beomgyu mengangguk setelah mendengar ucapan bi Yen. Lalu dengan hati-hati ia mengambil cangkir susu dan meminumnya perlahan.

"Mmmhh... enak, bi."

"Iya lah, susu buatan bi Yen emang sedap." puji Ryujin, lalu meraih lengan bi Yen, "makasih ya, bi." lanjutnya seraya mendekap lengan bi Yen manja.

Melihat hubungan mereka, Beomgyu ikut merasakan kebahagiaan yang saat ini Ryujin rasakan. Ia salut pada gadis itu karena tidak pernah membeda-bedakan status. Meskipun dirinya dan bi Yen sama sekali tidak ada hubungan darah, tapi Ryujin menghargai dan memperlakukan bi Yen dengan sangat baik. Apalagi ia tau, kalau bi Yen sudah dari kecil mengurus dirinya. Sudah pasti Ryujin sangat menyayangi bi Yen.

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 𝐿𝑜𝒷𝑒 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang