/28/

2.5K 312 16
                                    

Hari ini adalah hari minggu, hari yang memang selalu di nanti oleh semua kalangan. Baik itu mahasiswa, pelajar dan pekerja. Hari dimana semua orang terbebas dari tugas serta rutinitas yang biasa mereka lakukan di hari-hari sebelumnya. Ada yang menggunakan waktu tersebut dengan istirahat, berdiam diri di rumah, pergi bermain bersama keluarga dan masih banyak lagi. Setiap orang punya rencana yang berbeda-beda. Sesuai kebutuhan dan keinginan mereka tentunya.

Salah satunya Ryujin. Di hari libur seperti ini, sering kali ia menyalurkan hobi melukisnya. Kegiatan ini sering di lakukannya di setiap hari libur. Ia akan mencari tempat dan objek yang berbeda saat ia ingin melukis. Dan tempat kali adalah kolam renang. Ia melukis di tepi kolam renang yang berada di samping bangunan gedung apartement—bersebelahan dengan spot olahraga.

Asal kalian tau, lukisan-lukisan Ryujin yang sudah selesai akan ia jual ke pemborong lukisan langganannya dan uang hasil penjualannya selalu ia simpan. Jika uangnya sudah terkumpul banyak, ia akan menyumbangkannya ke panti asuhan. Memang, semulia itulah Ryujin.

Kali ini Ryujin menjadikan kolam renang itu sendiri menjadi objek lukisannya. Kolam yang ada di hadapannya ini memang kebetulan sedang kosong dan sepi. Hanya ada dirinya disana. Itu juga yang menjadikannya salah satu alasan mengapa ia ingin melukisnya. Ia ingin melukis air yang tenang yang tidak tersentuh oleh siapapun.

Ryujin melukis dengan sepenuh hatinya. Sesekali ia tersenyum saat kuasnya berhasil mengulas dengan sempurna di atas kanvas. Pesan yang tersirat pada lukisan kolam renang milik Ryujin adalah 'kesabaran dan kesetiaan'. Meskipun tidak ada yang berenang di sana, kolam renang ini akan tetap terjaga seperti ini. Airnya tidak akan berkurang, atau tidak akan berubah menjadi kolam ikan, misalnya? Karena yakin, jika suatu saat dirinya di butuhkan oleh orang-orang, mereka akan datang dengan sendirinya dan berenang disana.

Tapi tiba-tiba saja Ryujin teringat pada Beomgyu. Ia teringat kembali moment saat dirinya dan Beomgyu berada di pantai beberapa waktu lalu. Terbayang ketika Beomgyu mengungkapkan perasaan padanya, yang sampai saat ini belum ia jawab.

Saat itu Ryujin tidak pernah menyangka dengan pernyataan cinta yang tiba-tiba di utarakan padanya. Maka dari itu ia tidak segera menjawabnya karena ia memang tidak tau apa yang harus iya katakan. Tapi sesungguhnya, ia mempunyai perasaan yang sama terhadap Beomgyu. Hanya saja ia belum tau bagaimana caranya untuk menerima cinta yang tulus dari seseorang. Ia terlalu kaku dan malu untuk menyampaikan perasaannya.

Beomgyu udah bangun belum ya?

Butuh waktu yang cukup lama untuk Ryujin memikirkan ini, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Beomgyu. Gadis itu segera mengambil ponselnya yang ia simpan di atas meja lukis untuk menghubungi pemuda itu.

Tut

Tut

"Hallo, Jin?"

Jantung Ryujin tiba-tiba berdetak cepat saat ia mendengar suara berat dari Beomgyu yang ada di sebrang sana. Entah kenapa, tiba-tiba ia menjadi gugup seperti ini.

"Ha—hallo, G—gyu." Gagap Ryujin.

"Iya Jin, ada apa? Ada masalah?" Nada Beomgyu berubah khawatir.

"Eh, ngga. Ngga ada apa-apa, kok."

"Oh, kirain. Abisnya suara lo gemeter gitu."

"Lo lagi apa? Gue ganggu ngga?"

"Ngga dong... sama sekali ngga. Gue masih di kamar nih. Males keluar, hehe..."

Ryujin terkekeh kecil begitu mendengar Beomgyu tertawa di sebrang sana. "Oh, kirain udah bangun. Taunya masih di kamar aja."

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 𝐿𝑜𝒷𝑒 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang