Yeji dan Jinyoung saat ini sedang ada dalam perjalanan. Sejak mereka masuk ke dalam mobil, belum ada perbincangan sama sekali diantara mereka. Jinyoung hanya fokus menyetir, sementara Yeji diam memandangi sekitar melalui kaca di sampingnya.
Kali ini Yeji sedikit merasa aneh pada pemuda ini. Karena biasanya, jika mereka sedang bersama, Jinyoung tidak akan berhenti berbicara. Pemuda itu selalu menggoda, meledek, menasehati, bahkan membahas apapun yang terjadi seperti layaknya bagaimana seorang sahabat. Tapi kali ini Jinyoung belum bicara sepatah kata pun padanya. Dari mulai parkiran kantor sampai sekarang, sorot mata pemuda itu terlihat datar seperti memang tidak ada niat untuk bicara.
Yeji akhrinya menoleh, "hei, lo mau bicara apa sih sebenernya? Terus kita mau kemana?" Karena rasa penasarannya sudah memuncak akhirnya ia memutuskan untuk bertanya kembali.
Jinyoung melirik sekilas, lalu kembali pada jalanan. "Nanti juga lo bakal tau."
"Dih, ada-ada aja lo." Yeji berdecih mencoba bersikap biasa saja pada Jinyoung dan berpikir positif.
Mendengar itu, Jinyoung hanya menaikkan sebelah bibirnya lalu kembali fokus pada jalanan yang membentang di depannya.
^
Setelah beberapa lama dalam perjalanan, akhirnya jinyoung menghentikan mobilnya di suatu tempat yang sudah Yeji sangat hafal.
"Kok ke rumah lo, sih?"
"Emang gue mau ajak lo ke rumah." Jinyoung langsung turun dari mobil. Berjalan mengitari mobil dan membukakan pintu untuk Yeji.
"Ayo!" Ajak Jinyoung yang langsung di angguki oleh Yeji.
Mereka berdua melangkah masuk ke dalam rumah yang cukup besar namun tampak sangat sepi ini. Sama sekali tidak ada makhluk hidup di rumah ini. Bahkan peliharaan saja pun tidak ada. Yeji tau itu karena Jinyoung membuka kunci rumahnya dari luar.
"Emang bibi Lim kemana?" Tanya Yeji begitu mereka menginjakan kaki ke dalam rumah tersebut.
"Udah ngga kerja lagi disini." Jinyoung langsung menghempaskan tubuhnya ke atas sofa empuk miliknya.
Yeji tampak terkejut, pasalnya yang ia tau asisten rumah tangga keluarga Jinyoung yang bernama bibi Lim itu sudah sangat lama sekali bekerja disini. Mungkin sejak Jinyoung masih kecil.
"Kenapa? Bukannya bi Lim udah lama kerja disini?" Yeji mengerutkan kening tak percaya.
Jinyoung menghela napasnya panjang. "Dia udah tua, Yei. Jadi aku suruh dia ngga usah kerja lagi disini. Kasian kan?"
Yeji kembali mengernyitkan dahinya setelah mendengarkan jawaban itu dari mulut Jinyoung. Entah mengapa, ia merasa ada yang berubah dengan Jinyoung. Sorot mata pemuda itu bukan seperti Jinyoung yang ia kenal selama ini. Cara bicaranya juga berubah sejak beberapa saat lalu—menjadi sedikit kasar.
"Tapi kan--
"Dari pada ngomongin bi Lim, mending lo duduk dulu deh. Kalau lo mau minum lo bisa ambil sendiri." Jinyoung langsung memotong kalimat Yeji.
Dengan ragu-ragu, akhirnya Yeji duduk dI sofa. Bersebelahan dengan Jinyoung.
"Sebenernya, lo mau ngomong apa sih? Sampai kita harus ke rumah lo segala?"
Mendengar pertanyaan itu, Jinyoung langsung menoleh kearah Yeji. Wajahnya mendadak dingin dan tak terbaca. "Apa lo sama sekali ngga punya perasaan sama gue?" Tanyanya datar.
Deg
Jantung Yeji seketika berdetak kencang. Ia merasa tubuhnya tiba-tiba merinding karena tatapan Jinyoung padanya itu. Ketakutannya ternyata benar-benar terjadi. Jinyoung kembali membahas masalah itu dan itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 𝐿𝑜𝒷𝑒 √
FanfictionTXT X ITZY FT. JUNGKOOK LISA Lima orang Pria tampan yang belum mengerti apa arti kata Cinta sesungguhnya..