/11/

2.7K 350 39
                                    

Sekarang Lia sudah berada di taman kampus bersama dengan Soobin dan yang lain. Karena memang mereka-lah yang membawa gadis itu kemari. Mereka masih ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di aula tadi. Tapi Lia terus mengelak apa yang di curigai Soobin dari ketiga gadis tadi.

Lia sedikit tidak merasa nyaman dengan dirinya yang kini di kelilingi oleh empat pemuda ini. Karena disini banyak pasang mata yang memandang ke arahnya aneh. Lia hanya bisa diam, sesekali menundukan kepalanya. Ada yang menatapnya tidak suka, iri dan mungkin bertanya-tanya tentang siapa dirinya sampai bisa sedekat ini dengan keempat pemuda populer ini.

Hueningkai menyadari hal itu. Ia tau kalau Lia saat ini sedang merasa tidak nyaman dengan tatapan orang-orang disini.

"Ngga usah peduliin mereka," Hueningkai melihat Lia sejak tadi membenarkan posisi duduknya karena merasa tidak nyaman. "Sekarang mending lo jujur, lo di bully kan sama cewek-cewek tadi?"

Mendengar perkataan Hueningkai, ketiga yang lainnya langsung melirik pemuda itu. Seakan mereka sedikit keberatan dengan pertanyaan Hueningkai yang di lontarkan terlalu terang-terangan pada Lia. Ketiganya khawatir kalau Lia tersinggung dengan pertanyaan sensitif itu.

Taehyun menyenggol lengan Hueningkai seraya berbisik, "lo nanya apaan sih?"

"Gue kan udah bilang, gue ngga apa-apa." Lia kembali meyakinkan keempat pemuda di hadapannya itu.

"Oke." Soobin mulai pasrah karena Lia masih tidak mau berkata jujur pada mereka, "tapi mulai sekarang, lo ngga boleh jalan sendirian."

"Maksudnya?" Lia mengerutkan kening tanda tak paham.

"Seseorang harus nemenin lo terus, Lia." Beomgyu mulai bersuara, setelah ia hanya menjadi pendengar saja.

Lia menatap mereka satu persatu. Ia masih tidak percaya dengan semua ini. Bagaimana bisa mereka yang notabene-nya pemuda populer dan banyak di sengani oleh ornag-orang di kampus ini, peduli terhadap dirinya. Peduli pada mahasiswi biasa yang tidak pernah di lirik sama sekali sebelumnya.

"Lo semua tenang aja, kita yang bakal jagain Lia!"

Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan mereka. Suara itu milik Yuna yang datang bersama Chaeryeong. Mereka berdua memang sejak tadi mencari Lia kemana-mana, dan akhirnya mereka menemukannya disini bersama empat sekawan itu.

"Ternyata lo disini? Gue sama Yuna nyariin lo kemana-mana tau." gerutu Chaeryeong yang langsung duduk di samping Lia.

"Gu-gue--"

"Pasti mereka lagi kan?" tebak Yuna.

Empat serangkai itu langsung beralih pada Yuna yang memang sudah tau apa permasalahnya.

"Sodara tiri Lia maksud lo?" Hueningkai berhenti untuk berpikir sejenak, "jadi lo tau, Yun?" lanjutnya.

Yuna mengangguk pasti.

"Tau, makanya gue sama Chaeryeong nyariin dia. Gue takut kalau mereka cari gara-gara lagi, dan ternyata bener kan?" Yuna memusatkan tatapannya pada Hueningkai, "kali ini apa yang mereka lakuin ke Lia?" tanyanya pada pemuda itu .

Lia langsung menyela. Memberi gestur pada mereka semua seolah ia baik-baik saja.

"Udah, udah. Gue udah bilang gue ngga apa-apa, gue makasih banget sama lo semua. Tapi please.... jangan berlebihan, gue ngga enak sama orang-orang." Lia memandang sekelilingnya, dimana orang-orang di taman ini menatap ke arah mereka dengan tatapan yang sulit di artikan.

Soobin mendekat, ia memegang bahu Lia lalu menepuknya pelan.

"Mulai sekarang, lo harus bareng terus sama kita. Paling ngga lo harus ada temennya. Oke?" Soobin kemudian beralih pada Chaeryeong dan Yuna, "gue titip Lia sama lo berdua ya, gue masih ngga yakin sama tiga cewek tadi." lanjutnya.

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 𝐿𝑜𝒷𝑒 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang