Yeji masih terheran-heran dengan sikap Yeonjun yang tiba-tiba saja lembut padanya. Yeji terlihat tegang. Ia hanya memandang Yeonjun dan berkata seolah 'kerasukan lo?'
Sampai saat ini, Yeonjun masih saja mengusap pipi Yeji dengan lembut. Pemuda itu membersihkan semua tepung dan adonan yang tercoreng di wajah cantiknya.
"L—lo ke-
Baru saja Yeji ingin bertanya, tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara ayahnya.
"Ayah bilang juga apa, istirahat dulu! Muka kamu belepotan gitu, malah ngga di denger. Tuh kan jadi malu, muka kamu jadi di bersihin sama Yeonjun?"
Dan di detik itu juga Yeji langsung memahami kenapa Yeonjun melakukan ini padanya. Pemuda itu begitu karena mungkin melihat ada ayahnya di bekalang. Hanya untuk berakting dan menunjukan pada ayahnya kalau mereka adalah sepasang kekasih yang romantis.
Oh jadi karena ini, gue kirain!
Entah kenapa Yeji sedikit kecewa setelah tau apa sebabnya. Sebenarnya ia berharap kalau Yeonjun memang benar-benar sudah berubah--
Eh, tunggu, gue mikir apa sih? Berubah? Maksudnya?
Yeji menggelengkan kepalanya pelan. Ia berusaha untuk menyingkirkan pikiran aneh yang tiba-tiba saja muncul di otaknya.
Yeji kemudian berbalik, "Ayah, dari kapan ayah disana?"
"Kamu ngga tau, ayah kan dari tadi ngikutin kamu di belakang." Ayahnya segera duduk di ruang tamu. "Kok kamu ngga nyuruh Yeonjun masuk, sih?"
"Oh, iya. Ayo masuk, Jun."
Yeonjun tersenyum, lalu menganggukkan kepala. Pemuda itu akhirnya duduk di ruang tamu bergabung dengan ayahnya Yeji yang sudah lebih dulu duduk disana.
Sementara Yeji masih berdiri di dekat pintu. Ia masih memandangi dua orang laki-laki yang kini duduk saling berhadapan itu.
"Om, ini aku bawa makanan buat om, mungkin aja om suka." Yeonjun memberikan kantong makanan kepada ayahnya Yeji.
"Oh, makasih, Yeonjun. Jadi ngerepotin gini." Ayah Yeji tersenyum ramah seraya menerima paperbag yang di berikan Yeonjun padanya.
Yeonjun tersenyum, "oh ya, om apa kabarnya?"
"Baik, kamu sendiri?"
"Aku juga baik, om. Apalagi Yeji perhatian banget sama aku. Dia selalu ingetin aku buat makan, olahraga, minum vitamin. Jadi, pasti aku baik-baik aja dan sehat bugar." Yeonjun sedikit melirik Yeji dan tersenyum tipis kearahnya.
Yeji yang masih tetap berdiri di tempatnya itu seketika tersedak dengan ludahnya sendiri. Ia tidak tau apa maksud dari ucapan Yeonjun itu. Sejak awal, ia merasa ada yang aneh dari sikap pemuda bermarga Jeon itu.
Perhatian? Kapan gue perhatian sama lo?
"Oh, iya, Yeji memang anaknya perhatian. Apalagi sama ayahnya yang langka ini haha..." ayahnya tertawa terbahak dan Yeonjun menyambutnya.
Sesaat setelah itu, Yeonjun melirik kearah Yeji yang sejak tadi diam seribu bahasa. Mungkin banyak sekali pertanyaan di otak gadis itu sekarang tentang apa yang sebenarnya terjadi padanya.
"Hei, ngapain kamu disitu? Buruan siap-siap, aku mau ngajak kamu jalan loh ini," menoleh ayahnya Yeji, "om, aku boleh pinjem Yeji nya kan?"
Ayah Yeji terkekeh, "haha... ya boleh lah, Jun. Malah om seneng kalau kamu ngajakin dia keluar, soalnya dia dari tadi ngga mau berhenti masak."
"Oh ya? Pantes mukanya kusut gitu om hahaha...."
Yeji melotot mendengar ledekan Yeonjun tersebut, "apa lo bilang? Kusut?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 𝐿𝑜𝒷𝑒 √
FanfictionTXT X ITZY FT. JUNGKOOK LISA Lima orang Pria tampan yang belum mengerti apa arti kata Cinta sesungguhnya..