To Be Closer

28

5 Tahun kemudian...

"Eomma! Appa! Renjun ingin makan ice cream!" Seorang anak kecil yang berlarian kemana kemari ingin membeli ice cream.

"Eoh... Halmeoni!" Renjun berlari menghampiri ibu Jiwon.

"Aiguu... Uri renjunie sudah mau banyak jajan ya jika sudah besar" Ucap Ibu jiwon sambil memangku renjun di pangkuannya.

"Seperti dugaanku..anak ini memang tidak akan ada mirip-miripnya dengan jaehyun"-ibu Jiwon.

"Eum...tidak apa. Oh iya Jiwon tolong temani eomma di kantor ya lembur malam ini..auu eomma takut" Jiwon menganggukkan kepalanya.

"Ah eomma. Biar jaehyun saja yang menemani" Jaehyun mengambil rantang-rantang yang berisi makanan.

"Aniya jaehyun ah. Kamu pasti lelah karena baru pulang kerja. Jadi biarkan saja Jiwon mengantarnya" Ibu Jiwon menolak dengan cepat.

"Eomma benar sayang. Kamu pasti lelah. Tak apa kamu disini saja bersama renjun aku akan ikut eomma" Ucap jiwon sambil memeluk jaehyun.

"Eum.. Yasudah aku jaga renjun dirumah. Hati-hati ya sayang" Jaehyun mengecup kening Jiwon sekilas.

"Eum.. Aku pergi dulu ya sayang" Ucap Jiwon sambil mengecup pipi renjun sekilas.

"Appa. Eomma mau pergi kemana?" Tanya renjun sambil memasang wajah sedih.

"Eomma harus menemani halmeoni dulu nak. Ayo main saja bersama appa ne?" Jaehyun menggendong renjun masuk ke dalam.

Kemudian tak lama kemudian Jiwon dan eomma nya sampai di kantor.

"Eomma. Aku ingin sekali bekerja Disini menggantikan eomma" Jiwon memeluk eomma nya.

"Sudah ada penggantinya" Ucap eomma Jiwon sambil tersenyum.

"Siapa eomma? Eum pasti jaehyun kan" Jiwon girang.

"Itu orangnya" Ucap eomma Jiwon sambil menunjuk seseorang yang sedang berdiri tegak dan membelakangi mereka.

Kemudian pria itu berbalik dan tersenyum. "Eomma sudah datang rupanya" Pria itu tersenyum lebar.

"Ja.. Jaemin?" Jiwon melototkan kedua matanya kaget.

"Benar. Aku  jaemin" Ucap jaemin sambil menghampiri Jiwon.

"Tapi... Tapi bagaimana bisa... Kau... " Jaemin memegang kedua pipi Jiwon.

"Akan aku jelaskan." Ucap jaemin. Kemudian jaemin pun menjelaskan dengan rinci.

"Ah.. Jadi... Saat itu... Kau berbohong padaku? Kau pura-pura meninggal!" Jiwon memukul dada jaemin pelan.

"Mianhae. Jadi apa anak kita baik-baik saja?" Tanya jaemin.

"Anak? Kita?" Tanya Jiwon kebingungan.

"Na Renjun" Ucap jaemin sambil memberikan smrik.

"Jadi?... Anak itu.. Jelaskan bagaimana bisa itu.. " Jaemin mengecup bibir Jiwon

"Akan aku jelaskan tapi tenang dulu" Ucap jaemin.

Kemudian jaemin pun menjelaskan apa yang terjadi dan siapa yang menyangka Jiwon malah tidak kaget dan malah kesal.

"Seharusnya kau tidak melakukan itu bodoh! Kenapa kau tidak datang saja ke pernikahan ku saat itu!" Jiwon menangis.

"Mianhae. Aku tahu aku salah" Jaemin mengusap-usap rambut Jiwon.

"Dan aku kesalnya kenapa eomma tidak memberi tahu ku" Jiwon mencubit kedua pipi jaemin.

"Jadi? Apakah kamu mau menikahi ku? Kim ji won" Ucap jaemin sambil mengeluarkan sebuah cincin.

"Tapi.. Bagaimana... Ah.. Jaehyun... " Jiwon menundukkan kepalanya.

"Aku mau menjadi pasangan hidup kamu walaupun itu kedua" Jaemin berjongkok.

"Terima saja Jiwon" Ucap eomma jaehyun tiba-tiba.

"Eomeonim" Jiwon terkejut.

Kemudian ibu jaehyun hanya mengangguk dan tersenyum.

Kemudian Jiwon pun mengulurkan kedua tangannya dan saling bertukar cincin dengan Jaemin.

"Apa tidak apa menikah tanpa seorang pendeta?" Ucap Jiwon gugup.

"Kata siapa tanpa pendeta?" Tanya eomma Jiwon sambil menunjukkan seorang pendeta di ponselnya lewat video call.

"Astaga.." Jiwon kaget. Dan jaemin pun menggendong Jiwon di pangkuan tangannya dan menatapnya tajam.

"Aku ingin mempunyai anak kedua" Jaemin mencium bibir Jiwon.

"Aku tidak bisa melepaskan keduanya. Bagaimana ini. Aku mencintai jaemin tapi aku juga mencintai jaehyun"-Batin Jiwon.

TBC

Gaes mon maap jika aku membuat kalian kezel:v dan aku juga mon maap karena aku mengubah marga renjun jadi marga jaemin. Wkwk do'ain gaes besok aku uas jadi mau update banyak buat kalian:v