33

91 11 3
                                    

Jiwon berlari ke suatu tempat yang cukup ramai dengan pakaian putih yang tak salah lagi itu rumah sakit.

"Permisi suster,apakah kalian tau pasien yang baru saja kecelakaan di depan rumah sakit?" Tanya Jiwon panik.

"Oh yang mobilnya terbakar?" Seketika mata Jiwon membulat sempurna.

"Apa Sus? Mobilnya terbakar?" Tanya Jiwon sambil suara khas akan menangis.

"Iya,dilansir dari dompetnya kami dapat melihat bahwa pasien tersebut bernama Na Jaemin. Benar?" Tanya suster.

Jiwon mengangguk dengan cepat. Kemudian ia pun  diantar oleh sang suster menuju suatu ruangan yang cukup gelap.

"Kamar mayat?" Tanya Jiwon. Kemudian suster itu membuka pintu bertulisan kamar mayat itu dan langsung membukakan salah satu kain mayat disana.

"Ini... Saya tinggal dulu" Ucap sang Suster sambil tersenyum dan membungkukkan tubuhnya.

"Na jaemin... " Jiwon menatap wajah jaemin yang sedikit terbakar dan kulitnya terkelupas.

"Na jaemin... Kau tak bisa melakukan ini padaku..." Jiwon terduduk lemas di samping jaemin.

"Na jaemin! NA JAEMIN!! APAKAH KAU TIDAK MEMIKIRKAN ANAK KITA!" teriak Jiwon sambil memeluk jasad jaemin.

"Na jaemin... " Jiwon mengecup bibir jaemin dan air matanya yang menetes ke wajah jaemin.

"Aku mencintaimu... Aku juga menyayangimu na jaemin. Tapi aku sangat labil! Aku tidak tau kenapa aku bisa begitu mencintai pria lain selain dirimu" Jiwon menyentuh bibir jaemin dengan tangannya.

"Maafkan aku jaemin... Sekarang bangunlah... Bangun jaemin! BANGUN JAEMIN! NA JAEMIN!!!" teriak Jiwon yang sekaligus membuat beberapa penjaga ruangan itu datang.

"Maaf nona... Sepertinya waktu anda habis. Silahkan keluar" Ucap penjaga ruangan itu.

"Tidak bisa! Kau tidak bisa menyentuh jaemin! Dia milikku" Para penjaga pun terpaksa menyeret Jiwon keluar dari ruangan itu dan segera menutup pintunya rapat-rapat.

Jiwon dengan perasaan yang cukup buruk dan wajahnya yang sedikit membengkak pun berjalan menjauh dari ruangan itu.

Sreeeeet

"Heol... Sepertinya aku mengenal wanita itu" Ucap seorang pria yang berpapasan dengan Jiwon.

🌑🌑🌑


18:00PM

"Jiw--hey.. Kamu kenapa sayang?" Jaehyun langsung berlari menghampiri sang istri.

Jiwon tak menjawab pertanyaan jaehyun dan berjalan seperti orang gila.

"Jiwon ah? Jiwo--astaga" Jiwon langsung pingsan dipangkuan jaehyun.

Kemudian ahjumma pun langsung menghampiri mereka.

"Ya ampun tuan muda,ada apa dengan nona muda? Apa dia sakit?" Tanya ahjumma. Sedangkan jaehyun hanya menggeleng.

"Ayo kita bawa dia ke kamar bi" Ucap jaehyun langsung menggendong Jiwon dengan kedua tangannya menuju kamar.

Kemudian ahjumma pun membantu jaehyun membukakan pintu kamar. Dan jaehyun pun langsung merebahkan tubuh Jiwon dan menyelimutinya.

"Bi.. Badan Jiwon panas." Ucap jaehyun sambil menyentuh dahi Jiwon.

"Benarkah? Kalo begitu biar Bibi bawakan kompres ya tuan muda" Ucap ahjumma sambil berlari menuruni anak tangga dari kamar Jiwon.

"Astagaaa Jiwon.. Jiwon... Kamu ini kenapa hmm... Kenapa kamu tiba-tiba pingsan seperti itu sayang. Kamu membuatku cemas" Jaehyun mengecup kening Jiwon sekilas dan menyelipkan rambut Jiwon ke telinganya.

"Ini tuan muda airnya" Ahjumma membawa semangkuk air hangat dengan kain putih yang bersih.

"Ahjumma... Apakah dia demam?" Tanya jaehyun sambil memeras kain di tangannya.

"Bibi kurang yakin sih tuan muda,tapi jika memang tubuhnya bersuhu tinggi. Itu berarti dia demam" Ucap ahjumma sambil tersenyum.

Jaehyun menghela nafas dalam-dalam dan menaruh kain itu di dahi Jiwon. Jaehyun melirik ke arah ahjumma dan tersenyum.

"Jika begitu,aku akan merasa gagal menjadi suami yang baik untuk Jiwon ahjumma" Ucap jaehyun sambil duduk di lantai.

"Jangan bicara seperti itu tuan muda. Anda tidak gagal. Anda sudah melakukan yang terbaik untuk nona muda" Ucap ahjumma berusaha membuat jaehyun bersemangat.

TBC

Aku double up..
Guys aku ucapin makasih banyak buat kalian  yang selalu vote dan komentar ini cerita. Aku senang banget. Aku ngerasa dihargai akan hal itu. Tapi sekali lagi aku minta tolong kepada kalian  yang hobby nya cuma numpang baca tolong seengaknya kasih vote dan semacamnya meskipun itu ga ditambahin ke daftar Pustaka. Karena jujur satu vote dari kalian Akuitu sangat berharga bagi author. :) sekali lagi merry Christmas dan happy new year.

To Be CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang