HUJAN DAN AIR MATA

815 78 2
                                    

Happy reading ☺️
Jangan lupa vote💚
______________________________________

Balkon kamar adalah tempat yang pas untuk Nini saat ini. Di temani dengan segelas susu coklat panas yang di buatkan oleh bundanya.

Sesekali Nini menyeruput susu coklat yang masih panas di sampingnya. Angin malam dan derasnya hujan itu membuat Nini sedikit menggigil.

Untung saja dia memakai switer hangat yang di rajut sendiri khusus oleh bunda untuk dirinya.  Dia menatap keluar melihat butiran demi butiran yang kian banyak membasahi tanah.

"Gue benci hujan."

Nini terus menatap hujan. Terbayang masa lalunya, kejadian yang tidak akan pernah dia lupakan sampai kapan pun.

Bahunya bergetar hebat . Dia tak bisa menahan tangisnya kali ini. Dia sangat rapuh.

Kadang dia bertanya kenapa harus dia yang mengalami ini semua, kenapa harus dia. Dia memang selalu terlihat baik baik saja di depan sahabat-sahabatnya. Tidak mau terlihat lemah.

Tapi bagaimanapun itu, sahabatnya sudah tau semua permasalahannya. Tak heran mereka sudah terbiasa dengan sikap Nini yang terkadang terkesan hanggat dan ramah kepada orang yang dia kenal maupun yang tak dia kenal sekalipun itu laki-laki.

Tapi terkadang sifatnya bisa berubah ketika sudah melihat ada laki-laki yang bersikap kasar bahkan terhadap perempuan atau membuat perilaku tak baik di depan matanya.

Matanya memerah bibirnya berubah pucat. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok wanita dengan rambut yang diikat kuda berumur sekitar 40-an. Sudah pasti itu ibunya.

Dengan wajah yang cemas wanita itu menghampiri anak perempuannya yang tampak kacau dengan mata yang memerah dan bengkak di tambah bibir yang sudah pucat.

Sesegera mungkin dia membawa putrinya ke dalam pelukan. Dia bisa merasakan putrinya yang kembali menangis dengan pilu di pelukannya.

Ibu mana yang tega melihat anaknya yang terlihat begitu hancur .
Dia juga ikut hancur melihat keadaan putrinya saat ini, hatinya terasa nyeri.
Dia adalah saksi dimana putrinya harus berjuang saat semua memandang dan meremehkannya.

Bagaimana dia harus melihat dan mendengar putrinya menjadi bahan bulyan di sekolah dan bahan gosip ibu-ibu kompleks.

Tetapi bagaimanapun juga, dia harus tetap tegar di depan putrinya. Dia tidak mau dengan dia menangis menambah pikiran putrinya.
Sudah cukup putri kesayangannya ini merasa tersiksa.

Dia kembali mengusap puncak kepala putrinya, berusaha menyalurkan rasa nyaman. "Nini benci Raka, Nini benci Tania."

Deg

Tubuh Sinta menegang, putrinya kini menyebutkan nama orang orang yang sudah membuat putrinya hancur.
Sinta berusaha untuk tidak menangis di hadapan putrinya saat ini.

"Tenang sayang ada mama sama papa yang selalu sayang dan menjaga kamu dari manusia seperti mereka. Mama janji kamu nggak akan ketemu mereka lagi."

Sebenarnya Nini tidak suka membuat bunda dan Ayahnya berada pada situasi seperti ini. Tetapi saat ini merekalah yang Nini butuhkan, mereka yang selalu ada untuknya. Jangan lupa sahabatnya juga selalu ada disaat dirinya membutuhkan untuk bersanda, atau sekedar  berbagi keluh kesah.

"Kamu tidur yah, besok sekolah nanti telat."

Kini Sinta melepas pelukan dari putrinya. Mengusap air mata dan sedikit merapikan rambut anaknya yang sudah sembrawut.

Sinta menggenggam tangan Nini yang sudah gemetar, mungkin karena dinginnya malam dan hujan yang tak kunjung berhenti.

Dia membaringkan dan menyelimuti, serta mencium kening putrinya cukup lama.

"Bunda tinggal dulu yah."

Nini membalas dengan anggukan. Dia bisa melihat dari wajah bundanya yang tak kuasa menahan tangis sedari tadi. Sekarang tinggal Nini seorang diri, dia kembali menatap jendela kamarnya dan di luar masih hujan.

Kenapa semua terjadi sama gue?
______________________________________

Selamat membaca (+_+)

Jangan lupa vote juga

Salam author

Istri sah PARK WOOJIN 💚

SECRET (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang