MELIN KUDET

604 64 3
                                    

Happy reading ☺️
Jangan lupa di vote 💚

___________________________________________

Disinilah Nini. Bersama ke 3 sahabatnya di kantin. Setelah mengikuti pelajaran matematika yang cukup menguras tenaga dan otak mereka memutuskan untuk makan .

"Ni, udah sedikit baikan?"

"Udah kok Otha. Nini mah kalau sakit GPL, hahah."

"Nini!l, GPL itu apa sih?"

Nini tertawa keras di ikuti Otha dan Ria. "Eh Melyn, lo kolot amat sih elahhh." Otha menahan tawa sambil memasukkan batagor ke dalam mulutnya.

"Ih otha di tanya juga gitu amat jawabanya, nyebelin. Ria bantuin Melyn otha jahat." Rengek melyn dengan nada alay nya.

"Ih najis amat berak. Noh minta bantuan ama sih tukang cendol depan gerbang sekolah."

"Ih. Nini bantuin Melyn."

"Aduh manusia bar-bar makanya jangan keseringan ngehalu ketemu cogan. Noh sekali kali nanya om geogle bahasa gaul. Kudet juga lo Mel heran gue ada nggak sih yang mau sama lo."

Ria dan otha tertawa, melihat wajah Melyn dengan bibir sudah moncong ke depan, sangat lucu. Mereka melanjutkan makannya tanpa memperdulikan Melyn yang kudetnya tingkat dewa dan tidak tertolong. Tapi Melyn mulai berpikir lagi dengan mengerutkan keningnya.

"Nini?"

"Hmmmm apa lagi?"

"Kudet itu apa sih?"

Uhuk uhuk uhuk

"Wah! anjir lo, Nini jadi keselek kan," Ujar ria kemudian menyodorkan minuman ke Nini.

"Anjir elah. Melyn kudet aja nggak tau. Buset dah hidup lo gini amat. Noh nyebur ke sungai Amazon ."

Plakkk

Jangan tanya lagi siapa yang suka menjitak kepala si melyn kudet.

"Othaaaaaaaaaaa."

" Ahahaahaha."

:-\:-\

Suasana kelas IPA 1 memang tidak bisa di ragukan lagi. Diamnya ini membuat kelas mereka selalu menjadi contoh bagi kelas lain.

"Nini.....GPL sama kudet itu apa? Melyn udah nanya dari tadi masa nggak di jawab sih."

"Bangke bisa diam apa kagak sih?"

"Ih Ria suka sewot deh."

Ria yang notabenenya duduk berdampingan dengan Melyn selalu geram. Bagaimana tidak, melyn nya terlalu kolot tingkat dewa. Tapi ada satu yang tidak bisa Ria dan teman-temannya ragukan. Soal pelajaran Melyn tidak sekolot itu.

Otaknya tidak kalah pintar dengan mereka bertiga. Sebut saja mereka berempat selalu mendapat juara umum dan sudah pasti juara kelas juga. Dan Nini, dia yang bisa di bilang sering mendapat predikat 1 umum dan kelas juga tentunya.

"Otha? Ada juga yah spesies kaya Melyn di muka bumi ini. Heran gue?" Nini kelihatannya pasrah dengan kekolotan melyn.

"Sama Nini, Otha juga pasrah. Apa perlu gue hapus Melyn dari list pertemanan gue?"

"Iya gue juga maunya gitu."

Ria hanya tertawa melihat ekspresi Otha dan Nini yang sedari tadi memasang raut wajah penuh keputusasaan.

"Kalau nggak di jawab juga nggak papa kok," Melyn membuka kembali buku biologinya dan belajar.

Ria, Otha dan Nini saling menatap satu sama lain. Kemudian menghela napas kasar. Sudah pasti spesies yang satu ini sedang merajuk. Nini berbalik ke belakang menatap melyn yang sedang membaca buku di hadapannya dengan muka yang di tekuk.

"Mel, kudet itu artinya kurang update. GPL itu artinya gak pakai lama."
Nini berusaha supaya tidak menendang sahabatnya ini.

"Oh, melyn baru tau. Hehehehe."

Hufttttttt, mereka semua menghela nafas melihat melyn kembali tersenyum. Syukur spesies seperti melyn ini tidak memiliki sifat yang ngambeknya sampe berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun.

Mereka kembali fokus pada buku masing-masing. "Nini the gengs yang super super smart, beautiful and cool di panggil sama wakil kepsek ke ruangan, GPL."

Pujian nan alay itu keluar dari ketua kelas mereka bernama Doni. Ketua kelas IPA 1 yang kolotnya tak jauh beda dengan Melyn.

"Ngapain?"

"Emang gue dukun. Langsung kesana aja susah amat."

Kemudian Doni kembali ke tempat duduknya. Dan kembali membaca buku. "Ayo nanti di marahin."
Nini menarik tangan Otha untuk lekas berdiri dan di ikuti Ria yang juga menarik tangan Melyn yang masih duduk seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Lo kenapa lagi sih Mel," tanya Ria dengan wajah geram. Kenapa sahabatnya yang satu ini selalu membuat Ria ingin mendendangnya jauh-jauh.

"Nini, melyn lupa arti GPL tadi."

"What?"

"Udah biarin nih spesies langkah berkembang. Gue capek, ya udah yuk jalan aja."

Ria menarik tangan Nini dan Otha keluar dari kelas untuk bertemu wakil kepsek tanpa mengajak Melyn.
Nini menoleh kebelakang melihat Melyn yang masih duduk membeo.

"Kok ada ya manusia kayak melyn yang masih di ijinin hidup."

"Iya."

Mereka bertiga berjalan berdampingan sambil memasang wajah keputusaan. Apalagi alasannya kalau bukan karena melyn.

"Lo, kok Melyn di tinggalin."
Rengek melyn yang tidak mendapatkan respon dari sahabat-sahabatnya.

"Woee manusia laknat jangan teriak-teriak kita lagi belajar," Kata salah satu teman cewe sekelasnya.

"Iya maaf."

Tak mau di marahi wakil ketua kepsek Melyn pun bangun dari tempat duduknya dan berlari kecil menyusul sahabat-sahabatnya.

"Woy tungguin Melyn."

"Serahhhh," Jawab mereka bertiga dengan kompak tanpa menoleh, toh sudah pasti itu suara si kolot.

"Jahat."

___________________________________________

Silahkan komen kalau alurnya nggak jelas . Semua saran dan masukan di terima dengan senang hati.

Jangan bosan baca kelanjutannya ya.

Salam author

Istri sah PARK WOOJIN 💚

SECRET (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang