KETEMU LAGI

840 85 4
                                    

Happy reading ☺️
Jangan lupa di vote 💚
___________________________________________

Sepulang dari taman mengindari Reza, Nini langsung menuju warung makan andalannya. Dia lapar, cacing di dalam perutnya terus meraung-raung meminta jatah makan.


Dan sekarang Nini sudah berada tepat di depan sebuah warung yang tak jauh dari rumahnya.

Dengan langkah kecil Nini masuk ke dalam warung itu dan langsung duduk di tempat kesayangannya.
Bagian pojok dekat jendela. Itu menjadi tempat andalan kalau sudah datang ke tempat itu.

"Huh! yang sabar ya sayang sayang ku semua."

Mungkin Nini sudah tidak waras, mana bisa dia memanggil cacing cacing di perutnya itu dengan panggilan sayang. Dan yang lebih mengejutkan dia sambil mengelus-elus perut langsingnya itu seperti sedang hamil muda.

"Selamat malam neng gelis, mau pesan Nasi pecel sama es tehnya lagi? atau mau menu yang lain?"

Pak Maman, pemilik warung andalan Nini itu sudah tau makanan kesukaan pelanggannya yang cantik nan seksi itu, jika sudah berkunjung ke warungnya.

"Wuahahahaha, pak Maman ada-ada aja, tapi tunggu! pak Maman baru nyadar kalau saya gelis?"

Kepedean.

"Haha dari dulu atau neng, hanya pak maman baru ngomongnya sekarang."

"Hahah, yaudah pak seperti biasa yah Nasi pecel ama es tehnya satu yah pak, tapi jangan lupa ......."

" Nasinya di banyakin."

Nini tertawa terbahak-bahak di ikuti pak Maman. Bagaimana tidak, kebiasaan Nini adalah selalu meminta nasinya di banyakin bahkan dia bisa minta 2 Piring nasi dan sudah pasti itu gratis tanpa harus membayar lebih. Dan pak Maman tidak keberatan untuk hal itu.

Sudah menjadi tradisi kalau pelanggannya ini sudah datang ke warungnya.

"Pak Maman tau aja," cengir Nini tanpa malu.

"Hahaha siap non cantik, pak Maman siapin dulu."

"Oke pak, jangan pakai lama soalnya sayang-sayangnya Nini udah pada teriak."

Beginilah Nini kalau sudah dengan orang yang lama dia kenal ngomongnya mulai asal lebih tepatnya ngawur. Pak Maman kembali tertawa dengan perkataan pelanggannya ini.

Setelah kurang dari 15 menit makanannya datang membuat Nini sedikit memasang wajah sumringahnya.

"Ini neng gelis," kata pak maman sambil menaruh nasi pecel dan es teh diatasi meja pelanggannya yang cantik.

"Makasi pak Maman," ucap Nini sambil tersenyum genit membuat pak Maman sedikit geli melihatnya.

"Hehehe, sok atuh di makan pak Maman ke belakang dulu," kekeh pak Maman yang langsung di balas anggukan oleh Nini.

Kemudian Nini menatap makanan itu dengan wajah alay itu."Oke, mari kita makan sayang." Ucap Nini kemudian mengelus perutnya.

20 menit kemudian

Uhugghhhhh

Nini duak dan itu sangat menjijikan untuk orang yang mendengarnya.
Sungguh Nini tak malu dan sudah menjadi kebiasaannya. Kebiasaan buruk dan jangan di contoh.

Nini meneguk habis es teh di depannya. Dia kembali mengelus perutnya. "Sudah kenyang? sudah dong pasti." Kemudian dia tertawa dengan apa yang di lakukan.

"Gue nggak pernah sealay ini." Lalu  tertawa lagi.

Selepas itu, Nini tak langsung pulang. Dia masih ingin bersantai di warung pak Maman dulu. Dia mengeluarkan novel dan headset miliknya dari tas kecil yang dia bawa untuk lanjut membaca sambil mendengarkan lagu dari HP nya.

SECRET (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang