PENCALONAN

577 62 1
                                    

Happy reading ☺️
Jangan lupa di vote 💚

___________________________________________

Akhirnya Nini bersama ketiga temannya sudah sampai di depan ruang wakil kepsek. Tidak menunggu lama lagi Nini dengan sedikit gugup mengetuk pintu di depannya itu.

"Masuk."

Mereka ber-4 masuk ke dalam ruangan yang entah berapa AC yang di pasang di dalam ruangan ini. Dingin dan sedikit sejuk.

Mata Nini dan ke-3 temannya langsung terarah pada 4 laki-laki yang tak asing lagi bagi mereka.

Si most wanted yang sekarang menatap ke-4 gadis di depan mereka ini dengan ekspresi yang sulit di tebak. Yah Datar saja.

"Tuh mata kalau bisa di cungkil, udah gue cungkil sekarang."

"Ih kok Otha jahat sih. Kan mereka ganteng-ganteng kasihan tau."

"Ganteng-ganteng pala lo peyang."

"Otha lo kaya nggak tau aja nih manusia bar-bar udah kebiasaan liat yang bening dikit gimana reaksinya. Udah kaya cacing disiramin air garam. Menggeliat," sambung Ria

"Nini sama Otha jahat amat sih."

"Bomat."

Nini hanya memutar bola matanya malas. Percuma dia ikut nyambung yang ada darah tinggi dan tensinya naik. Lebih baik Otha dan Ria yang selesaikan manusia kolot bin bar-bar yang menduduki jabatan sebagai sahabatnya ini.

"Nini....." belum juga melyn selesai berbicara dengan Nini, Wakasek sudah memotong pembicaraannya.

"Ehemmm... Jadi tujuan saya memanggil kalian ber-8 ini karena ada sesuatu yang akan saya bicarakan."

"Ngomong aja atuh Bu."

"Eh gembul bisa diam nggak sih."

"Bacot."

"Sebentar lagi akan ada pergantian pengurus OSIS baru sebelum tahun ajaran baru di mulai. Jadi saya dan kepala sekolah serta guru-guru yang lain sudah melakukan rapat koordinasi menyangkut kriteria pencalonan untuk pengurus OSIS yang baru. Dalam hasil rapat kami, kalian ber-8 masuk dalam kriteria pencalonan OSIS inti. Jadi apa kalian siap dengan keputusan ini?"

Diam.

Tidak ada yang bersuara. Semua sedang larut dalam pikiran mereka masing-masing untuk menimang keputusan yang di berikan oleh Wakasek . Suara beratlah yang kini membuka suara.

"Kami semua terima Bu."

Mendengar penuturan yang lolos begitu saja, mata ke-7 orang itu langsung melotot tak percaya.

Bagaimana bisa mereka belum memberi keputusan. Dan seenak jidatnya laki-laki ini mengambil keputusan yang terbilang konyol.

Senyum pun mengembang dari bibir Wakasek. "Baik, jika semua bisa menerima keputusan ini, kalian bisa bersiap-siap dengan visi dan misi kalian masing-masing. Waktu pemilihan OSIS baru akan di laksanakan 1 Minggu lagi. Jadi masih banyak waktu untuk kalian mempersiapkan diri."

"Iya Bu. Kalau begitu kami permisi."

Dan di balas anggukan Wakasek. Mau tak mau, mereka semua keluar dengan perasaan dongkol. Bagaimana tidak, mereka belum siap dan laki-laki ini seenaknya saja mengiyakan keputusan gila itu.

"Eh manusia sarap. Lo yang benar aja dong kalau ngasih keputusan. Kita semua kan masih mikir tadi," ucap Ria geram.

"Kelamaan."

"Wah kampret lu emang,"  Ria sudah kehilangan kesabaran.

"Nggak usah nge-gas cantik, santai."

"Cantik cantik pala mu gundul."

SECRET (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang