PINGSAN

764 72 8
                                    

Happy reading ☺️
Jangan lupa di vote 💚

"Dibalik wajahku yang ceria
Ada luka yang tak dapat ku
ceritakan"
______________________________________

Sinta menangis.

Dia tak sanggup melihat kondisi putrinya saat ini. Mengingat masa lalu putrinya dia merasa sangat terluka.

Merasa menjadi orang tua yang paling gagal menjaga putri satu-satunya. Bukan hanya Sinta tetapi juga Bambang, ayah Nini yang juga merasa gagal menjadi satu-satunya pelindung putrinya dari manusia tak berperasaan itu.

Dia memeluk istrinya, mencoba menenangkan. Sekuat apapun orang tua di depan anaknya, pasti ada luka dan air mata di balik itu.

Itu yang di rasakan kedua orang tua Nini. Dan sekarang ayah dan bunda Nini saling bergelut dalam perasaan mereka, entah apa yang mereka pikirkan sampai air mata dari masing-masing mata mereka keluar begitu saja.

Perih, Itu sudah pasti.

"Yah? Bunda nggak sanggup lihat kondisi putri kita."

Sinta kembali menangis. Bambang mencoba memeluk istrinya lebih erat.
"Kita nggak boleh sedih di depan putri kita Bun, itu pasti sangat menyakitkan buat dia. Ayah tau, itu sangat berpengaruh untuk mentalnya bun. Kita harus tetap menjadi orang tua yang kuat, menjadi pelindung putri kita. Ayah janji ayah nggak akan mengulangi kesalahan ayah yang dulu untuk kedua kalinya. Ayah akan berusaha menjaga putri kita."

Tanpa mereka sadari sepasang mata di atas sana sudah menahan sekuat tenaganya untuk tidak menangis. Dia meremas kepalanya, merasa menjadi orang yang paling hina dan pembawa sial. Dia tak bisa melihat kedua orang yang begitu dia cintai harus menahan sakit dan menyalahkan diri mereka karena merasa gagal menjaganya?

Nini kembali menangis tanpa harus di dengar kedua orang tuannya.

Seharusnya gue nggak kenal sama dia!

:-\:-\

Sekarang Nini sudah berada di depan gerbang sekolahnya di antar sang Ayah. Matanya jelas terlihat bengkak. Mukanya sedikit pucat walaupun sudah di poles sedikit bedak.

Menyusuri koridor sekolah. Seperti biasa siswa siswi yang berada di sekitar koridor menyapanya dan di balas dengan senyum oleh Nini.

Nini sudah tiba di kelasnya .

XII IPA 1

Senyum Nini kembali. Melihat sahabat-sahabatnya sedang tertawa seperti yang dia lihat sekarang membuat dia sedikit melupakan masalahnya.

"Eh, Nini lo udah datang. Ayo gabung." Ria berjalan ke arah sahabatnya, merangkul Nini untuk bergabung dengan yang lain.

"Ni, lo nggak apa-apa kan? mata lo bengkak banget," ucap otha  ketika Nini sudah duduk di sampingnya dan Ria.

Semua menoleh ke arah Nini. Dan mereka membenarkan ucapan otha. Mata Nini memang masih bengkak, terlihat sekali dari kantung matanya.

"Iya Ni, muka lo juga pucat. Lo sakit yah?" balas Melyn sambil mengusap pundak Nini.

"Kalau loh sakit kita bisa minta surat ijin di BK kok," Ria membuka suara kembali.

"Eh nggak usah, gue nggak papa kok. Mungkin semalam karena begadang baca wattpad. Udah nggak usah, gue baik-baik aja," balas Nini dengan menampilkan senyum lebar untuk meyakinkan sahabatnya .

Mereka semua menghembuskan nafas. Mereka semua tau pasti Nini sedang berbohong, mereka cukup mengenal Nini.

"Kalau lo ada masalah berbagi aja sama kita Ni, kita semua selalu ada buat loh. Apa gunanya sahabat kalau salah satu dari antara kita nyembunyiin masalah," Otha kembali membuka suara. Mencoba membujuk sahabatnya ini untuk tidak menyimpan masalahnya sendiri.

SECRET (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang