3

6.5K 201 40
                                    

Tinggalkan jejak❤

Happy reading...

Kevin masih tak menyangka bisa berada di titik sekarang, menikahi wanita yang hanya ada dalam angan nya dahulu. Jangankan menikah untuk dekat dengan wanita itu pun Kevin merasa mustahil tapi tuhan ternyata berbaik hati pada nya, apa yang di inginkan bisa ia dapatkan, di pertemukan dengan cara yang tak terduga lalu mengikatnya untuk selalu terhubung, Ini seperti mimpi bagi Kevin, tapi sekuat apapun ia mencoba bangun tetap saja wanita yang sedang memilih beberapa keperluan dapur itu masih terlihat di pandangan mata nya. Ia tak berhenti tersenyum merasa bersyukur apa yang sudah tuhan berikan pada nya benar-benar nyata.

"Mas kok malah senyum-senyum aja sih, ini kamu mau apa lagi atau udah?" Ya saat ini mereka berada di minimarket untuk berbelanja keperluan dapur, minggu sore mereka gunakan untuk keluar rumah setelah seharian sahabat Kevin tak kunjung pulang.

"Kayanya udah sayang." Wilo mengangguk lalu berjalan menuju kasir dengan Kevin yang mendorong troli belanjaan.

Setelah semua selesai Kevin dan Wilo keluar untuk pulang, mereka tak berencana kemana-mana keluar rumah saat ini hanya mereka gunakan untuk belanja.

"Aku simpanin dulu belanjaan nya, nanti aku bikinin minum buat kamu." Kevin mengangguk kemudian Wilo beranjak kedapur meninggalkan Kevin yang menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Nih." Kevin menerima minuman dari  Wilo, sedangkan Wilo mendudukan diri di samping Kevin.

Kevin meraih bahu Wilo merapatkan tubuh mereka, "nanti gak usah masak, kita delivery aja keliatannya kamu capek juga." Ucap Kevin mengusap rambut Wilo.

"Aku capek ngapain sih mas, yang bersih-bersih rumah segala macem si mbak nya aku cuma bagian masak doang mah gak capek." Jawab Wilo

"Aku cuma mau kamu hari minggu bebas tugas sayang."

"Nanti aku bosen mas kalo gak ngapa-ngapain." Wilo mencebik merasa tak setuju dengan Kevin.

"Kata siapa gak ngapa-ngapain kita masih bisa bikin bayi lucu." Sahut Kevin tersenyum jail.

"Kevin, mesum." Wilo mencubit pinggang Kevin membuat Kevin tertawa lepas melihat wajah merah istrinya.

"Kamu bilang aku gak boleh capek, itu juga kan kamu bikin aku capek." Wilo memberengut.

"Kan capek nya beda yang, masih ada enak nya." Wilo mendelik, entah mengapa Kevin terlihat sedikit mesum semenjak menikah.

"Mas kalo nanti kita punya anak, kamu mau perempuan atau laki-laki?" Tanya Wilo menyandarkan kepalanya di bahu Kevin.

"Apapun yang di kasih sayang, tapi perempuan sepertinya lebih menggemaskan seperti kamu." Kevin terkekeh mengecup puncak kepala Wilo.

"Mas, apapun yang terjadi dalam rumah tangga kita nanti, kita hadapi sama-sama ya mas jangan tinggalin aku." Ucap Wilo tiba-tiba membuat Kevin mengernyit heran, tidak biasanya Wilo berbicara serius seperti ini.

"Kamu ngomong apa sih sayang, dari dulu kita melewati banyak hal sama-sama kan, gak ada sedikitpun rasa buat ninggalin kamu."

"Tapi mas takdir siapa yang tau, belum tentu umurku juga panjang ya mas?" Kevin mendengus tidak suka.

"Kamu ngomong seperti itu mengingatkan aku kecelakaan beberapa tahun silam yang nyaris kehilangan mu, terus sekarang kamu ingatin aku soal kematian?" Wilo menunduk entah kenapa dia berbicara seperti itu, ini di alam bawah sadarnya.

"Maaf mas aku gak ngerti kenapa aku ngomong gini, aku gak ada maksud apa-apa." Ucap Wilo bersalah.

Kevin tersenyum membawa Wilo dalam dekapannya lalu mengecup puncak kepala Wilo berulang kali.

"Apapun yang terjadi kita masih punya tuhan sayang, rumah tangga kita masih awal masih akan banyak hal yang akan kita lewati tentunya tidak akan semuannya berjalan dengan mudah, selalu ada ujian di setiap langkah yang kita jalani, tapi percayalah kita akan melewati semuanya bersama-sama dan gak akan ada kata menyerah." Ucap Kevin menyakin kan Wilo, Wilo mengangguk memeluk Kevin dengan erat.

"Kamu tau, aku masih berasa dalam mimpi yang tak kunjung terbangun. Kamu benar-benar nyata dalam pandangan ku, kadang aku berfikir tak ingin mengedipkan mata ku sedetik saja, karena aku takut ketika aku berlih sebentar saja maka kamu akan hilang. Dulu kamu hanya ada dalam angan ku  yang merasa sulit aku gapai, aku pasrah bukan berarti aku menyerah tapi aku hanya merasa tak mungkin mendapatkan mu. Aku jelas sangat mengagumi tanpa mengenal mu secara dekat, Pertemuan kita bagaikan bolam lampu dalam kepala ku, aku sebenarnya tak berharap lebih kita bisa di beri kesempatan untuk bertemu lagi, tapi tuhan mendengar doa-doa ku, tuhan masih menyayangi ku sampai dia mempertemukan kita kembali dan sampai saat ini." Kevin kembali mengecup puncak kepala Wilo lalu menyentuh pipi istrinya dan mengusapnya perlahan.

"Aku bersyukur mas kamu adalah pilihan tuhan untuk ku, kamu yang menutupi rasa sakit ku dengan kebahagiaan yang tak terhingga, yang menyayangi dengan penuh sampai rasanya sulit aku jabarkan, hanya ada bahagia dan cinta yang ku rasakan." Wilo menangkup tangan Kevin yang masih berada di pipi nya, lalu Wilo mendongak menatap suami nya itu, mereka saling tatap beberapa detik hingga Kevin dengan cepat memanggut bibir Wilo, melumatnya dengan lembut, Wilo memejamkan mata menikmati setiap gerakan-gerakan yang mereka ciptakan dari bibir dan juga lidah mereka, hingga suara bel rumah membuat mereka menjauhkan diri.

TBC

After (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang